Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Rabu, 18 September 2019 |
KalbarOnline, Kubu
Raya – Pemerintah Kabupaten Kubu Raya menyelenggarakan Sholat Istisqa di
Halaman Kantor Bupati Kubu Raya, Rabu (18/9/2019). Sholat Istisqa tersebut dipimpin
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Kubu Raya, KH. Zamroni Hasan.
“Kita harus lebih banyak berikhtiar dan berharap segala
sesuatunya hanya kepada Allah. Kita bergantung lebih besar karena sebagai umat
beriman tetap menyandarkan diri semata kepada Allah,” tutur Bupati Muda seusai
pelaksanaan salat.
Muda mengatakan, bencana kabut asap dan kemarau panjang yang
berujung pada pelaksanaan salat Istisqa menjadi bagian kolektif yang harus
menjadi refleksi semua pihak. Menurutnya, rangkaian peristiwa tersebut membawa
kesadaran bahwa segala suatu yang merusak alam akan membuat goncangan atau
ketidakseimbangan.
“Akibatnya juga akan merusak kehidupan manusia,” ujarnya.
Muda menuturkan, selain Sholat Istisqa dan permohonan ampun
kepada Allah, upaya perbaikan yang dapat dilakukan yakni dengan memperbaiki
interaksi dengan alam. Menurut dia, Istisqa bukan sekadar ritual. Melainkan
harus diikuti dengan perilaku menjaga pesan peradaban unggul dari generasi
terdahulu, yakni berbuat baik dan bersahabat dengan alam.
“Kita juga harus punya kearifan di dalam menjaga keseimbangan
alam. Jangan merusak. Kita perlu menjaga keseimbangan, termasuk juga di dalam
melakukan langkah-langkah untuk bagaimana mengembalikan keseimbangan tersebut,”
terangnya.
Sementara Ketua MUI Kubu Raya, K.H. Zamroni Hasan
mengatakan, peristiwa bencana telah terjadi. Maka yang harus dilakukan adalah
upaya untuk meredam bencana tersebut.
“Upaya meredam ini pun sebagaimana petunjuk Allah juga.
Istigfar itu salah satu solusi yang Allah taawarkan untuk segera terhindar dari
bencana, musibah dan bala,” sebutnya.
Kiai Zamroni melanjutkan, opsi kedua yang dapat dilakukan
untuk meredam bencana yakni dengan melakukan ritual qunut nazilah. Ritual
tersebut, menurutnya, dapat dilakukan dilakukan di setiap salat fardu lima lima
waktu.
“Pelaksanaannya seperti qunut subuh. Jadi di rakaat terakhir
dibaca doa qunut dan ditambah doa permohonan hujan. Itu bisa dilakukan secara
personal di masjid-masjid hingga hujan turun dan bencana asap reda,” jelasnya.
Turut hadir dalam Sholat Istisqa tersebut, Wakil Bupati Kubu
Raya, Sujiwo, Sekretaris Daerah, Yusran Anizam dan ratusan ASN dan Non-ASN
serta masyarakat Kabupaten Kubu Raya. (ian/rio)
KalbarOnline, Kubu
Raya – Pemerintah Kabupaten Kubu Raya menyelenggarakan Sholat Istisqa di
Halaman Kantor Bupati Kubu Raya, Rabu (18/9/2019). Sholat Istisqa tersebut dipimpin
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Kubu Raya, KH. Zamroni Hasan.
“Kita harus lebih banyak berikhtiar dan berharap segala
sesuatunya hanya kepada Allah. Kita bergantung lebih besar karena sebagai umat
beriman tetap menyandarkan diri semata kepada Allah,” tutur Bupati Muda seusai
pelaksanaan salat.
Muda mengatakan, bencana kabut asap dan kemarau panjang yang
berujung pada pelaksanaan salat Istisqa menjadi bagian kolektif yang harus
menjadi refleksi semua pihak. Menurutnya, rangkaian peristiwa tersebut membawa
kesadaran bahwa segala suatu yang merusak alam akan membuat goncangan atau
ketidakseimbangan.
“Akibatnya juga akan merusak kehidupan manusia,” ujarnya.
Muda menuturkan, selain Sholat Istisqa dan permohonan ampun
kepada Allah, upaya perbaikan yang dapat dilakukan yakni dengan memperbaiki
interaksi dengan alam. Menurut dia, Istisqa bukan sekadar ritual. Melainkan
harus diikuti dengan perilaku menjaga pesan peradaban unggul dari generasi
terdahulu, yakni berbuat baik dan bersahabat dengan alam.
“Kita juga harus punya kearifan di dalam menjaga keseimbangan
alam. Jangan merusak. Kita perlu menjaga keseimbangan, termasuk juga di dalam
melakukan langkah-langkah untuk bagaimana mengembalikan keseimbangan tersebut,”
terangnya.
Sementara Ketua MUI Kubu Raya, K.H. Zamroni Hasan
mengatakan, peristiwa bencana telah terjadi. Maka yang harus dilakukan adalah
upaya untuk meredam bencana tersebut.
“Upaya meredam ini pun sebagaimana petunjuk Allah juga.
Istigfar itu salah satu solusi yang Allah taawarkan untuk segera terhindar dari
bencana, musibah dan bala,” sebutnya.
Kiai Zamroni melanjutkan, opsi kedua yang dapat dilakukan
untuk meredam bencana yakni dengan melakukan ritual qunut nazilah. Ritual
tersebut, menurutnya, dapat dilakukan dilakukan di setiap salat fardu lima lima
waktu.
“Pelaksanaannya seperti qunut subuh. Jadi di rakaat terakhir
dibaca doa qunut dan ditambah doa permohonan hujan. Itu bisa dilakukan secara
personal di masjid-masjid hingga hujan turun dan bencana asap reda,” jelasnya.
Turut hadir dalam Sholat Istisqa tersebut, Wakil Bupati Kubu
Raya, Sujiwo, Sekretaris Daerah, Yusran Anizam dan ratusan ASN dan Non-ASN
serta masyarakat Kabupaten Kubu Raya. (ian/rio)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini