Sintang    

Bupati Jarot Panen Perdana Sawit Koperasi Produksi Raja Swa Desa Bangun

Oleh : Jauhari Fatria
Jumat, 25 Oktober 2019
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

KalbarOnline, Sintang

Bupati Sintang, Jarot Winarno melakukan panen perdana sawit milik

Koperasi Produksi Raja Swa yang berlokasi di Kebun Sawit Mita Mandiri, Desa

Bangun, Kecamatan Sepauk, Kamis (24/10/2019).

Di hadapan pengurus dan anggota Koperasi Produksi Raja Swa

dan Manajemen PT Kencana Alam Permai, Bupati Jarot menegaskan bahwa dalam

membangun kebun sawit tidak boleh menganggu lahan gambut dan tidak membuka

lahannya dengan cara dibakar.

“Saya terus mendorong agar perusahaan di Kabupaten Sintang

bisa mendapatkan sertifikat internasional atau Roundtable on Sustainable Palm

Oil (RSPO). Di Sintang ada 48 perusahaan sawit tetapi yang sudah memiliki

sertifikat RSPO hanya dua perusahaan saja. Dengan memegang sertifikat RSPO

mereka bisa jual minyak sawit ke dunia internasional dan dengan harga yang

tinggi. Syarat mendapatkan sertifikat RSPO adalah tidak membuka lahan di

kawasan hutan,  memperhatikan hak-hak

karyawan, tidak memperkerjakan anak dan tidak membuka lahan dengan cara

membakar,” terang Bupati Jarot.

Orang nomor wahid di Bumi Senentang ini juga menjelaskan

bahwa di Kabupaten Sintang terdapat 152 koperasi perkebunan. Namun, jelasnya,

hanya 70 koperasi yang sehat, selebihnya menurut dia ibaratkan hidup segan mati

pun enggan.

“Yang terbaik dari 70 koperasi tersebut adalah Koperasi

Rimba Harapan di Binjai Hulu dan Koperasi Produksi Raja Swa di Sepauk ini.

Koperasi ini akan menjadi contoh bagi koperasi lain. Kebunnya masih milik kita.

Tetapi yang kelola adalah perusahaan. Saya berharap, meskipun saat ini kebun

milik koperasi ini dalam satu hektar hanya mampu menghasilkan 500-700 kilogram

saja. Tetapi saya mendorong terus agar koperasi bisa memperbaiki produktivitas

kebunnya sampai menghasilkan 3-5 ton per hektar,” tukas Bupati.

Di kesempatan itu, Bupati Jarot turut menyinggung mengenai

masih banyaknya desa yang memiliki lahan luas yang bukan merupakan lahan

gambut, hutan lindung bahkan bukan bagian dari konsesi perusahaan.

“Tetapi mereka bingung bentuk kerjasama yang akan dibangun

dengan perusahaan sekitarnya. Di sini contoh yang baik. Buat koperasi atau

masyarakat lain yang ingin membangun kebun 

sawit. Silahkan datang dan belajar ke sini,” tukasnya.

Bupati Jarot juga menegaskan bahwa dirinya tak segan-segan

mencabut izin perusahaan sawit yang tidak sesuai aturan.

“Sejak saya memimpin Sintang ini, sudah ada tujuh perusahaan

yang tidak benar saya cabut izinnya. Pemkab Sintang juga sudah memberikan

dukungan kepada investor yang akan bangun pabrik tengkawang, pengembangan teh,

kopi dan buah-bahan. Hutan tidak boleh dibuat untuk perkebunan meskipun itu

kebun yang dikelola oleh warga secara mandiri, perusahaan dan koperasi.

Harmonisasi antara kebun sawit dengan hutan adat harus kita dukung. Bahkan ada

aturan yang mewajibkan tujuh persen dari lokasi IUP yang diperoleh oleh sebuah

perusahaan harus dijadikan hutan adat untuk masyarakat,” tandasnya.

Sementara Ketua Koperasi Produksi Raja Swa, Darius Anu menyampaikan

rasa bangganya karena panen perdana kebun mitra mandiri bisa dilakukan langsung

oleh Bupati Sintang.

“Awalnya kami memang menentang kedatangan sawit di daerah

kami. Tetapi ada solusi dari persoalan yang kami takutkan dari kehadiran sawit.

Solusi tersebut adalah lahan milik warga tetapi dikelola oleh perusahaan PT

Kencana Alam Permai. Saat ini ada 45 orang tenaga kerja dengan upah UMR dan

jaminan kesehatan yang bekerja di kebun milik koperasi. Kemitraan yang kami

bangun dengan perusahaan juga ada terjadi masalah di lapangan, tetapi berkat

komunikasi yang baik, persoalan bisa diatasi. Kami tetap keras terhadap para

pekerja dan bahkan dengan perusahaan. Kami sudah teken MoU dengan perusahaan.

Bahkan kami pernah hentikan kerjasama dan melakukan evaluasi,” tukasnya.

“Setelah evaluasi, kita lanjutkan kembali dan kebun menjadi

baik. Koperasi kami memiliki 141 persil sertifikat dari 69 anggota. Kami

menargetkan kami bisa panen dalam satu bulan mencapai 100 ton. Dalam kemitraan

kami dengan pihak PT Kencana Alam Permai ini, perusahaan menjadi bapak angkat

koperasi kami. Hari ini kita panen, maka saya minta pihak perusahaan bisa melakukan

panen, angkut dan jual buah sawit dengan baik. Supaya ada hasil dan petani atau

anggota koperasi bisa menikmati hasilnya. Kita selama ini sudah bayar dengan

perusahaan. Kita terus melakukan evaluasi dan melakukan tindakan tegas kepada

perusahaan dan anggota koperasi. Kami percaya 100 persen kepada perusahaan

dalam mengelola kebun mitra mandiri ini. Kami akan melakukan perluasan area kebun,

karena ada masyarakat Desa Sekubang minta bergabung menjadi anggota koperasi,”

tukasnya.

Sementara Kepala Desa Bangun, Natalis menyampaikan rasa

senangnya karena para petani sawit mandiri bisa dibina dengan baik oleh pihak

perusahaan.

“Dengan seperti ini masyarakat bisa menjadi tuan di tanahnya

sendiri. Saya berharap ekonomi masyarakat warga Desa Bangun semakin baik. Kalau

ada masalah, mari kita duduk bersama menyelesaikan. Bahkan ke depannya, program

dan kerjasama antara masyarakat dengan perusahaan ini bisa juga diperluas ke

desa lain di sekitar Desa Bangun,” terang Natalis.

Sementara Billy dari Perwakilan Solidaridad Kabupaten

Sintang menyampaikan bahwa lembaganya mendukung program komoditas berkelanjutan

seperti pola kemitraan masyarakat dengan perusahaan ini.

“Karena di sini ada upaya untuk menyeimbangkan pembangunan

sosial budaya, ekonomi, lingkungan dan pemerintahan. Lembaga kami memperhatikan

upaya petani mandiri terutama khusus pada petani sawit. Kami juga melakukan

sekolah lapangan untuk membina secara langsung para petani mandiri. Supaya

program petani sawit mandiri bisa berhasil. Petani sawit mandiri ini ada empat

masalah. Tata kelola keuangan, sarana produksi pertanian, pengetahuan dan

individualisasi petani. Kami berupaya mendampingi petani tersebut dengan

kegiatan pendampingan langsung kami lakukan,” imbuh Billy.

Sementara Syarifudin Ramli, pimpinan PT Kencana Alam Permai

menyampaikan sudah mendengarkan keluhan dari Koperasi Produksi Raja Swa.

“Kami akan terus perbaiki pengelolaan kebun milik warga yang

tergabung dalam Koperasi Produksi Raja Swa. Di Kalimantan Barat ini, satu

satunya hanya di Desa Bangun ini yang menggunakan pola kemitraan seperti ini.

Tanah milik warga tetapi yang mengelola adalah perusahaan. Hasil panen kebun

milik anggota koperasi akan masuk ke pabrik kami yang baru saja difungsikan.

Kami awalnya tidak diterima bahkan ditentang masyarakat di sini, sampai adanya

solusi pola kemitraan dengan koperasi ini,” tandasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Bupati Jarot didapuk mengambil

tandan sawit, menggunting pita tanda truk yang membawa sawit koperasi berangkat

menuju pabrik dan meninjau kebun sawit milik Koperasi Produksi Raja Swa. (*/Sg)

Artikel Selanjutnya
Dukung Pelaksanaan Khatulistiwa Jalan Sehat Nasional KAHMI, Midji : Saya Akan Promosikan di Medsos
Kamis, 24 Oktober 2019
Artikel Sebelumnya
Bupati Jarot Letakan Batu Pertama Pembangunan Sekretariat Jemelak Lestari
Kamis, 24 Oktober 2019

Berita terkait