Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Kamis, 31 Oktober 2019 |
Minta Pertamina
evaluasi jaringan distribusi
KalbarOnline,
Pontianak – Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji mengaku heran atas
kelangkaan gas melon tabung tiga kilogram yang mulai sulit didapat warga Kalbar
di pasaran. Hal itu disampaikan Midji saat diwawancarai wartawan di Pontianak,
Kamis (31/10/2019).
Orang nomor satu di Bumi Tanjungpura ini berujar, kelangkaan
gas melon itu tak seharusnya terjadi, sebab persediaan elpiji oleh Pertamina
tidak berkurang, bahkan bertambah.
“Saye ndak tahu nih sangsotnye (kacau) di mana, karena
Pertamina bilang pasokan tidak berkurang, bahkan bertambah. Kenapa sering
terjadi seperti ini,” ujarnya.
Sutarmidji menilai terjadinya kelangkaan disebabkan oleh
kelalaian PT Pertamina (Persero) Wilayah Kalimantan Barat mengawasi rantai
distribusi. Hal ini ditambah dengan sikap Pertamina yang tidak tegas terhadap
mitra atau agen pangkalan penyalur gas elpiji subsidi ini. Bahkan Midji mengaku
telah berulang kali mengingatkan Pertamina untuk melakukan evaluasi jaringan
distribusi.
“Saya sudah sering katakan pada mereka, evaluasi jaringan
distribusi. Agen-agen yang tidak bisa menjawab kebutuhan di wilayahnya, itu
cabut izinnya, jangan dibiarkan. Kalau tidak demikian, tidak selesai-selesai
urusan ini. Nanti baru dua bulan genah (beres), lalu terjadi lagi,” tukasnya.
“Kan tidak mungkin saya malah (terus-terusan) minta GM-nya
(Pertamina Kalbar) diganti. GM yang sebelumnya baru dua bulan juga sudah ganti,
jangan-jangan GM yang baru ini baru satu minggu sudah ganti lagi, karena dia
baru empat hari,” timpalnya.
Untuk itu ia meminta hal ini menjadi perhatian serius
Pertamina. Karena hal ini, tegas dia, sangat berdampak pada masyarakat.
Terlebih lagi selain mengantri, akibat kelangkaan ini, masyarakat juga harus
mengeluarkan biaya lebih tinggi.
“Saya minta ditangani betul-betul lah. Kasihan
masyarakatnya. Sudah ngantri, harganya mahal, apalagi di daerah. Misalnya di
Pontianak harganya Rp16,5 ribu, di Kapuas Hulu bisa sampai Rp30 ribu. Bagaimana
masyarakat bisa sejahtera,” tegasnya.
Oleh karenanya, Midji kembali menegaskan agar soal
kelangkaan elpiji ini ditangani serius oleh Pertamina. Bahkan ia meminta
Pertamina tak segan mencabut izin agen, pangkalan atau pengecer gas elpiji
apabila terindikasi melakukan kecurangan dalam pendistribusian sehingga menyebabkan
terjadinya kelangkaan. Pemerintah daerah juga dimintanya untuk mengatur hal
tersebut dan mencari formula agar persoalan yang berulang ini tak lagi terjadi.
“Saya minta ini betul-betul digenahkan (dibereskan). Cabut
saja semuanya (izin pangkalan) kalau mereka curang dalam pendistribusian
elpiji. Pemdanya juga harus mengatur. Pertamina juga harus koordinasi dengan
Pemda, jangan mentang-mentang BUMN lalu seenaknya saja. Kalau sudah masalah,
masyarakat kan tetap mengadu ke Pemda. Itu yang jadi masalah dan harus
diselesaikan,” tegasnya.
“Jadi alur distribusinya harus dievaluasi oleh Pertamina,” pungkasnya.
Sebelumnya Gubernur Sutarmidji menyampaikan pernyataannya
mengenai kelangkaan gas elpiji tabung tiga kilogram di akun resmi facebook
miliknya pada Rabu (30/10/2019) kemarin.
“Pertamina ngurus Elpiji 3 kg tak pernah beres, baru aman 2 bulan sdh sangsot lagi, padahal yg ngurus anak muda. Sy minta walikota dan bupati cabut semua ijin agen, pangkalan atau pengecer klu mrk curang dlm pendistribusian elpiji 3 kg. Semoga Pertamina segera tangani,” tulis Midji. (Fai)
Minta Pertamina
evaluasi jaringan distribusi
KalbarOnline,
Pontianak – Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji mengaku heran atas
kelangkaan gas melon tabung tiga kilogram yang mulai sulit didapat warga Kalbar
di pasaran. Hal itu disampaikan Midji saat diwawancarai wartawan di Pontianak,
Kamis (31/10/2019).
Orang nomor satu di Bumi Tanjungpura ini berujar, kelangkaan
gas melon itu tak seharusnya terjadi, sebab persediaan elpiji oleh Pertamina
tidak berkurang, bahkan bertambah.
“Saye ndak tahu nih sangsotnye (kacau) di mana, karena
Pertamina bilang pasokan tidak berkurang, bahkan bertambah. Kenapa sering
terjadi seperti ini,” ujarnya.
Sutarmidji menilai terjadinya kelangkaan disebabkan oleh
kelalaian PT Pertamina (Persero) Wilayah Kalimantan Barat mengawasi rantai
distribusi. Hal ini ditambah dengan sikap Pertamina yang tidak tegas terhadap
mitra atau agen pangkalan penyalur gas elpiji subsidi ini. Bahkan Midji mengaku
telah berulang kali mengingatkan Pertamina untuk melakukan evaluasi jaringan
distribusi.
“Saya sudah sering katakan pada mereka, evaluasi jaringan
distribusi. Agen-agen yang tidak bisa menjawab kebutuhan di wilayahnya, itu
cabut izinnya, jangan dibiarkan. Kalau tidak demikian, tidak selesai-selesai
urusan ini. Nanti baru dua bulan genah (beres), lalu terjadi lagi,” tukasnya.
“Kan tidak mungkin saya malah (terus-terusan) minta GM-nya
(Pertamina Kalbar) diganti. GM yang sebelumnya baru dua bulan juga sudah ganti,
jangan-jangan GM yang baru ini baru satu minggu sudah ganti lagi, karena dia
baru empat hari,” timpalnya.
Untuk itu ia meminta hal ini menjadi perhatian serius
Pertamina. Karena hal ini, tegas dia, sangat berdampak pada masyarakat.
Terlebih lagi selain mengantri, akibat kelangkaan ini, masyarakat juga harus
mengeluarkan biaya lebih tinggi.
“Saya minta ditangani betul-betul lah. Kasihan
masyarakatnya. Sudah ngantri, harganya mahal, apalagi di daerah. Misalnya di
Pontianak harganya Rp16,5 ribu, di Kapuas Hulu bisa sampai Rp30 ribu. Bagaimana
masyarakat bisa sejahtera,” tegasnya.
Oleh karenanya, Midji kembali menegaskan agar soal
kelangkaan elpiji ini ditangani serius oleh Pertamina. Bahkan ia meminta
Pertamina tak segan mencabut izin agen, pangkalan atau pengecer gas elpiji
apabila terindikasi melakukan kecurangan dalam pendistribusian sehingga menyebabkan
terjadinya kelangkaan. Pemerintah daerah juga dimintanya untuk mengatur hal
tersebut dan mencari formula agar persoalan yang berulang ini tak lagi terjadi.
“Saya minta ini betul-betul digenahkan (dibereskan). Cabut
saja semuanya (izin pangkalan) kalau mereka curang dalam pendistribusian
elpiji. Pemdanya juga harus mengatur. Pertamina juga harus koordinasi dengan
Pemda, jangan mentang-mentang BUMN lalu seenaknya saja. Kalau sudah masalah,
masyarakat kan tetap mengadu ke Pemda. Itu yang jadi masalah dan harus
diselesaikan,” tegasnya.
“Jadi alur distribusinya harus dievaluasi oleh Pertamina,” pungkasnya.
Sebelumnya Gubernur Sutarmidji menyampaikan pernyataannya
mengenai kelangkaan gas elpiji tabung tiga kilogram di akun resmi facebook
miliknya pada Rabu (30/10/2019) kemarin.
“Pertamina ngurus Elpiji 3 kg tak pernah beres, baru aman 2 bulan sdh sangsot lagi, padahal yg ngurus anak muda. Sy minta walikota dan bupati cabut semua ijin agen, pangkalan atau pengecer klu mrk curang dlm pendistribusian elpiji 3 kg. Semoga Pertamina segera tangani,” tulis Midji. (Fai)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini