Pontianak    

Elpiji Melon Langka, Midji Minta Pertamina dan Kepala Daerah Tegas : Cabut Izin Agen Nakal

Oleh : Jauhari Fatria
Kamis, 31 Oktober 2019
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

Minta Pertamina

evaluasi jaringan distribusi

KalbarOnline,

Pontianak – Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji mengaku heran atas

kelangkaan gas melon tabung tiga kilogram yang mulai sulit didapat warga Kalbar

di pasaran. Hal itu disampaikan Midji saat diwawancarai wartawan di Pontianak,

Kamis (31/10/2019).

Orang nomor satu di Bumi Tanjungpura ini berujar, kelangkaan

gas melon itu tak seharusnya terjadi, sebab persediaan elpiji oleh Pertamina

tidak berkurang, bahkan bertambah.

“Saye ndak tahu nih sangsotnye (kacau) di mana, karena

Pertamina bilang pasokan tidak berkurang, bahkan bertambah. Kenapa sering

terjadi seperti ini,” ujarnya.

Sutarmidji menilai terjadinya kelangkaan disebabkan oleh

kelalaian PT Pertamina (Persero) Wilayah Kalimantan Barat mengawasi rantai

distribusi. Hal ini ditambah dengan sikap Pertamina yang tidak tegas terhadap

mitra atau agen pangkalan penyalur gas elpiji subsidi ini. Bahkan Midji mengaku

telah berulang kali mengingatkan Pertamina untuk melakukan evaluasi jaringan

distribusi.

“Saya sudah sering katakan pada mereka, evaluasi jaringan

distribusi. Agen-agen yang tidak bisa menjawab kebutuhan di wilayahnya, itu

cabut izinnya, jangan dibiarkan. Kalau tidak demikian, tidak selesai-selesai

urusan ini. Nanti baru dua bulan genah (beres), lalu terjadi lagi,” tukasnya.

“Kan tidak mungkin saya malah (terus-terusan) minta GM-nya

(Pertamina Kalbar) diganti. GM yang sebelumnya baru dua bulan juga sudah ganti,

jangan-jangan GM yang baru ini baru satu minggu sudah ganti lagi, karena dia

baru empat hari,” timpalnya.

Untuk itu ia meminta hal ini menjadi perhatian serius

Pertamina. Karena hal ini, tegas dia, sangat berdampak pada masyarakat.

Terlebih lagi selain mengantri, akibat kelangkaan ini, masyarakat juga harus

mengeluarkan biaya lebih tinggi.

“Saya minta ditangani betul-betul lah. Kasihan

masyarakatnya. Sudah ngantri, harganya mahal, apalagi di daerah. Misalnya di

Pontianak harganya Rp16,5 ribu, di Kapuas Hulu bisa sampai Rp30 ribu. Bagaimana

masyarakat bisa sejahtera,” tegasnya.

Oleh karenanya, Midji kembali menegaskan agar soal

kelangkaan elpiji ini ditangani serius oleh Pertamina. Bahkan ia meminta

Pertamina tak segan mencabut izin agen, pangkalan atau pengecer gas elpiji

apabila terindikasi melakukan kecurangan dalam pendistribusian sehingga menyebabkan

terjadinya kelangkaan. Pemerintah daerah juga dimintanya untuk mengatur hal

tersebut dan mencari formula agar persoalan yang berulang ini tak lagi terjadi.

“Saya minta ini betul-betul digenahkan (dibereskan). Cabut

saja semuanya (izin pangkalan) kalau mereka curang dalam pendistribusian

elpiji. Pemdanya juga harus mengatur. Pertamina juga harus koordinasi dengan

Pemda, jangan mentang-mentang BUMN lalu seenaknya saja. Kalau sudah masalah,

masyarakat kan tetap mengadu ke Pemda. Itu yang jadi masalah dan harus

diselesaikan,” tegasnya.

“Jadi alur distribusinya harus dievaluasi oleh Pertamina,” pungkasnya.

Sebelumnya Gubernur Sutarmidji menyampaikan pernyataannya

mengenai kelangkaan gas elpiji tabung tiga kilogram di akun resmi facebook

miliknya pada Rabu (30/10/2019) kemarin.

“Pertamina ngurus Elpiji 3 kg tak pernah beres, baru aman 2 bulan sdh sangsot lagi, padahal yg ngurus anak muda. Sy minta walikota dan bupati cabut semua ijin agen, pangkalan atau pengecer klu mrk curang dlm pendistribusian elpiji 3 kg. Semoga Pertamina segera tangani,” tulis Midji. (Fai)

Artikel Selanjutnya
Buka Konvensi GKII, Bupati Jarot Pesan : Jaga Persatuan dan Kesatuan
Kamis, 31 Oktober 2019
Artikel Sebelumnya
Sikapi Kelangkaan Elpiji Melon, Pertamina dan Diskumdag Pontianak Gelar Operasi Pasar
Kamis, 31 Oktober 2019

Berita terkait