Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Selasa, 18 Desember 2018 |
KalbarOnline,
Pontianak – Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji turut
menanggapi terjadinya kelangkaan gas elpiji kemasan 3 kilogram yang mulai sulit
didapat warga Bumi Tanjungpura di pasaran.
Menurut orang nomor satu di Kalbar ini,
kelangkaan gas melon itu tak seharusnya terjadi, sebab persediaan elpiji oleh Pertamina
melampaui perkiraan kebutuhan.
Sutarmidji menilai terjadinya kelangkaan
disebabkan oleh kelalaian PT Pertamina (Persero) Wilayah Kalimantan Barat
mengawasi rantai distribusi. Hal ini ditambah dengan sikap Pertamina yang tidak
tegas terhadap mitra atau agen pangkalan penyalur gas elpiji subsidi ini.
“Jadi sebenarnya yang perlu diperbaiki
Pertamina adalah jaringan distribusi. Kalau kuota melebihi dari yang seharusnya,
106 persen dari perkiraan kebutuhan. Kok masih langka? Berarti ada jalur
distribusi yang salah atau (Pertamina) tidak tegas dalam menyikapi perilaku
mitra,” ujarnya saat diwawancarai, Selasa (18/12/2018).
Mantan Wali Kota Pontianak ini menyarankan
Pertamina untuk meniru langkah yang dilakukan Badan Urusan Logistik (Bulog)
yang sudah berhasil mengatasi kelangkaan beras dengan memperbaiki jaringan
distribusi.
“Sebaliknya kalau Bulog, Alhamdulillah.
Bulog sudah menjalankan dan sudah membuat jaringan distribusi yang baik serta
pandai melihat kondisi, sehingga beras bansos semuanya sudah disalurkan. Dulu
beras yang masalah, sekarang malah elpiji,” tukasnya.
Sutarmidji menegaskan agar Pertamina segera
menyelesaikan persoalan kelangkaan elpiji sebelum perayaan Natal.
Gubernur yang akrab disapa Bang Midji ini
juga meminta agar kedepan Pertamina bekerjasama dengan Badan Usaha Milik Desa agar
penyaluran gas elpiji subsidi tepat sasaran.
“Saya minta sebelum natal sudah selesai. Saya
minta nanti mereka bekerjasama dengan BUMDes. Kalau sudah BUMDes yang
menangani, itu pasti akan terselesaikan karena Kepala Desa yang tahu data-data
masyarakat yang seharusnya menggunakan gas subsidi,” pungkasnya. (Fai)
KalbarOnline,
Pontianak – Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji turut
menanggapi terjadinya kelangkaan gas elpiji kemasan 3 kilogram yang mulai sulit
didapat warga Bumi Tanjungpura di pasaran.
Menurut orang nomor satu di Kalbar ini,
kelangkaan gas melon itu tak seharusnya terjadi, sebab persediaan elpiji oleh Pertamina
melampaui perkiraan kebutuhan.
Sutarmidji menilai terjadinya kelangkaan
disebabkan oleh kelalaian PT Pertamina (Persero) Wilayah Kalimantan Barat
mengawasi rantai distribusi. Hal ini ditambah dengan sikap Pertamina yang tidak
tegas terhadap mitra atau agen pangkalan penyalur gas elpiji subsidi ini.
“Jadi sebenarnya yang perlu diperbaiki
Pertamina adalah jaringan distribusi. Kalau kuota melebihi dari yang seharusnya,
106 persen dari perkiraan kebutuhan. Kok masih langka? Berarti ada jalur
distribusi yang salah atau (Pertamina) tidak tegas dalam menyikapi perilaku
mitra,” ujarnya saat diwawancarai, Selasa (18/12/2018).
Mantan Wali Kota Pontianak ini menyarankan
Pertamina untuk meniru langkah yang dilakukan Badan Urusan Logistik (Bulog)
yang sudah berhasil mengatasi kelangkaan beras dengan memperbaiki jaringan
distribusi.
“Sebaliknya kalau Bulog, Alhamdulillah.
Bulog sudah menjalankan dan sudah membuat jaringan distribusi yang baik serta
pandai melihat kondisi, sehingga beras bansos semuanya sudah disalurkan. Dulu
beras yang masalah, sekarang malah elpiji,” tukasnya.
Sutarmidji menegaskan agar Pertamina segera
menyelesaikan persoalan kelangkaan elpiji sebelum perayaan Natal.
Gubernur yang akrab disapa Bang Midji ini
juga meminta agar kedepan Pertamina bekerjasama dengan Badan Usaha Milik Desa agar
penyaluran gas elpiji subsidi tepat sasaran.
“Saya minta sebelum natal sudah selesai. Saya
minta nanti mereka bekerjasama dengan BUMDes. Kalau sudah BUMDes yang
menangani, itu pasti akan terselesaikan karena Kepala Desa yang tahu data-data
masyarakat yang seharusnya menggunakan gas subsidi,” pungkasnya. (Fai)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini