Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Jumat, 01 November 2019 |
KalbarOnline,
Ketapang – Kondisi kelangkaan gas elpiji tabung tiga kilogram alias elpiji melon
di sejumlah kecamatan di Kabupaten Ketapang sudah berlangsung lama. Persoalan
ini seolah tak ada habisnya dan dinilai sebagai ketidakmampuan Pemerintah
Kabupaten Ketapang dalam menangani masalah ini.
Elpiji bersubsidi yang langka di pasaran itu membuat pihak-pihak
yang tidak bertanggung jawab mengambil keuntungan sehingga berakibat pada melambungnya
harga elpiji melon hingga tembus Rp35 ribu untuk per satu tabungnya di kios-kios
pedagang (pengecer).
Menyikapi persoalan ini, Anggota DPRD Ketapang, Abdul Sani
menilai, kelangkaan yang berakibat pada melambungnya elpiji tiga kilogram di
Ketapang ini ada indikasi permainan yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak
bertanggung jawab.
“Bisa saja ada oknum yang sengaja melakukan penimbunan atau
membawa gas bersubsidi ke wilayah perhuluan seperti di lokasi perusahaan untuk
menjualnya dengan harga lebih mahal,” katanya, Jumat (1/11/2019).
Sani menyebut, harus ada sinergitas antara Pemda dengan
Pertamina hingga ke agen-agen gas dalam menanggulangi kelangkaan dan harga yang
telah dikeluhkan oleh masyarakat sehingga persoalan yang sudah beelarut larut
ini dapat segera terselesaikan dengan melakukan pendataan kuota agen dan
pangkalan hingga sidak ke tempat-tempat yang seharusnya tidak boleh menggunakan
gas elpiji bersubsidi.
“Kita minta Bupati untuk menyikapi hal ini, bisa dengan
memerintahkan Satker terkait seperti Disperindag melakukan pendataan, kemudian
melakukan sidak ke pelaku-pelaku usaha besar baik restoran, rumah makan dengan
penghasilan besar hingga hotel,” tukasnya.
Ia mendesak Pemkab Ketapang untuk serius menangani masalah
kelangkaan dan harga gas elpiji tiga kilogram ini dan jika memang ada yang
bermain ia meminta agar pemerintah daerah memberikan sanksi tegas terhadap
pelaku yang mengakibatkan kesulitan di masyarakat.
“Jika kedapatan ada pihak yang tak seharusnya menggunakan
gas bersubsidi maka harus diberi sanksi tegas, selain itu Pertamina juga harus
memberi sanksi tegas kalau ada agen yang kedapatan berlaku nakal,” tandasnya. (Adi
LC)
KalbarOnline,
Ketapang – Kondisi kelangkaan gas elpiji tabung tiga kilogram alias elpiji melon
di sejumlah kecamatan di Kabupaten Ketapang sudah berlangsung lama. Persoalan
ini seolah tak ada habisnya dan dinilai sebagai ketidakmampuan Pemerintah
Kabupaten Ketapang dalam menangani masalah ini.
Elpiji bersubsidi yang langka di pasaran itu membuat pihak-pihak
yang tidak bertanggung jawab mengambil keuntungan sehingga berakibat pada melambungnya
harga elpiji melon hingga tembus Rp35 ribu untuk per satu tabungnya di kios-kios
pedagang (pengecer).
Menyikapi persoalan ini, Anggota DPRD Ketapang, Abdul Sani
menilai, kelangkaan yang berakibat pada melambungnya elpiji tiga kilogram di
Ketapang ini ada indikasi permainan yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak
bertanggung jawab.
“Bisa saja ada oknum yang sengaja melakukan penimbunan atau
membawa gas bersubsidi ke wilayah perhuluan seperti di lokasi perusahaan untuk
menjualnya dengan harga lebih mahal,” katanya, Jumat (1/11/2019).
Sani menyebut, harus ada sinergitas antara Pemda dengan
Pertamina hingga ke agen-agen gas dalam menanggulangi kelangkaan dan harga yang
telah dikeluhkan oleh masyarakat sehingga persoalan yang sudah beelarut larut
ini dapat segera terselesaikan dengan melakukan pendataan kuota agen dan
pangkalan hingga sidak ke tempat-tempat yang seharusnya tidak boleh menggunakan
gas elpiji bersubsidi.
“Kita minta Bupati untuk menyikapi hal ini, bisa dengan
memerintahkan Satker terkait seperti Disperindag melakukan pendataan, kemudian
melakukan sidak ke pelaku-pelaku usaha besar baik restoran, rumah makan dengan
penghasilan besar hingga hotel,” tukasnya.
Ia mendesak Pemkab Ketapang untuk serius menangani masalah
kelangkaan dan harga gas elpiji tiga kilogram ini dan jika memang ada yang
bermain ia meminta agar pemerintah daerah memberikan sanksi tegas terhadap
pelaku yang mengakibatkan kesulitan di masyarakat.
“Jika kedapatan ada pihak yang tak seharusnya menggunakan
gas bersubsidi maka harus diberi sanksi tegas, selain itu Pertamina juga harus
memberi sanksi tegas kalau ada agen yang kedapatan berlaku nakal,” tandasnya. (Adi
LC)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini