Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Selasa, 05 November 2019 |
KalbarOnline,
Pontianak – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi,
Abdul Halim Iskandar menyatakan bahwa dirinya akan mendorong provinsi
se-Indonesia untuk meniru konsep penanganan desa di Provinsi Kalimantan Barat. Hal
itu disampaikannya saat diwawancarai awak media usai menghadiri rapat
koordinasi Program Inovasi Desa (PID) ke-II Provinsi Kalbar tahun 2019 di
Pontianak, Senin (4/11/2019).
Pasalnya, Provinsi Kalbar merupakan satu-satunya daerah di
Indonesia yang memiliki konsep penanganan desa mandiri yang baik dengan
membangun sinergitas yang kuat bersama berbagai pihak guna menyelesaikan
indikator Indeks Desa Membangun (Desa Mandiri).

Selain itu, dirinya juga mengapresiasi Provinsi Kalbar yang
sudah berhasil menyumbang desa mandiri terbanyak se-Indonesia, di mana dari 834
desa mandiri, 10 persen di antaranya ada di Kalbar sehingga layak menjadi role
model atau percontohan secara nasional. Oleh karenanya, ia menegaskan konsep
penanganan desa mandiri di Kalbar akan dijadikan pihaknya sebagai contoh bagi
daerah lainnya dengan tetap memperhatikan kearifan lokal daerah masing-masing.
“Itu luar biasa, Kalbar sudah menyumbang 10 persen dari 834 desa
mandiri se-Indonesia. Ini bisa dicontoh untuk daerah lain, pasti. Pola kebijakan
yang diambil Pak Gubernur juga akan kita kloning, tentu dengan memperhatikan
kearifan lokal. Misalnya untuk Provinsi NTT, tentu nanti beberapa penanganannya
akan dimodifikasi,” ujarnya.
Menurutnya, konsep penanganan desa yang dilakukan oleh Gubernur
Kalbar, Sutarmidji dengan membangun sinergi bersama TNI-Polri sangat baik. Dengan
demikian, semua pihak yang terlibat di dalamnya akan bergerak bersama-sama secara
keroyokan dengan mensinergikan potensi dan mengoptimalkan sumber daya yang
dimiliki dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat
desa.
“Konsep penanganan desa mandiri oleh Pak Gubernur sangat
bagus. Di mana sinergitasnya sudah dibangun dengan bagus, utamanya antara
Gubernur, Pangdam dan Kapolda bergerak bersama-sama mensinergikan potensi dan mengoptimalkan
sumber daya yang dimiliki untuk menyelesaikan berbagai masalah dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan masyarakat desa,” tukasnya.
Tak hanya itu, ia juga memuji langkah Gubernur Kalbar, Sutarmidji
yang menerbitkan Pergub (Peraturan Gubernur) untuk menyelesaikan 54 indikator program
Indeks Desa Membangun (Desa Mandiri). Di mana Pergub tersebut merupakan acuan
bagi Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Desa untuk
menentukan tugas pokok dan kewenangan masing-masing dalam menangani indikator
desa mandiri. Bahkan menurutnya, konsep penanganan desa mandiri oleh Gubernur
Kalbar ini akan disampaikannya ke Menteri Dalam Negeri.
“Kemarin Pak Mendagri berencana melibatkan para stakeholder
yang ada di wilayah kabupatan/kota. Apa yang dikonsepakan Pak Gub (Sutarmidji)
tadi pasti akan direspon Pak Mendagri, akan dikuatkan untuk di daerah
kabupaten/kota,” imbuhnya.
Ke depan, lanjut Mendes, pihaknya akan mensinergikan semua
program di seluruh Kementerian yang nantinya akan diarahkan ke desa-desa se-Indonesia
dengan salah satu fokusnya yakni meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang bermuara
pada menurunnya angka stunting dan angka kemiskinan.
“Kita akan sinergikan semua program dari seluruh Kementerian. Jadi nanti, hampir semua Kementerian akan ada program di desa. Kemendagri, Kemenkes, Kemenkominfo, Kemensosial, Kemendes dan Kementerian lainnya,” tuturnya.
“Dari sejumlah kementerian itu, jika diakumulasikan anggarannya mencapai Rp90 triliun. Bagaimana kemudian ini efektif, maka dibangun sinergitas, supaya dana yang banyak ini menjadi fokus. Fokus pertama, SDM. Semua nanti diarahkan ke SDM, salah satunya menekan stunting, otomatis juga menekan angka kemiskinan,” pungkasnya. (Fai)
KalbarOnline,
Pontianak – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi,
Abdul Halim Iskandar menyatakan bahwa dirinya akan mendorong provinsi
se-Indonesia untuk meniru konsep penanganan desa di Provinsi Kalimantan Barat. Hal
itu disampaikannya saat diwawancarai awak media usai menghadiri rapat
koordinasi Program Inovasi Desa (PID) ke-II Provinsi Kalbar tahun 2019 di
Pontianak, Senin (4/11/2019).
Pasalnya, Provinsi Kalbar merupakan satu-satunya daerah di
Indonesia yang memiliki konsep penanganan desa mandiri yang baik dengan
membangun sinergitas yang kuat bersama berbagai pihak guna menyelesaikan
indikator Indeks Desa Membangun (Desa Mandiri).

Selain itu, dirinya juga mengapresiasi Provinsi Kalbar yang
sudah berhasil menyumbang desa mandiri terbanyak se-Indonesia, di mana dari 834
desa mandiri, 10 persen di antaranya ada di Kalbar sehingga layak menjadi role
model atau percontohan secara nasional. Oleh karenanya, ia menegaskan konsep
penanganan desa mandiri di Kalbar akan dijadikan pihaknya sebagai contoh bagi
daerah lainnya dengan tetap memperhatikan kearifan lokal daerah masing-masing.
“Itu luar biasa, Kalbar sudah menyumbang 10 persen dari 834 desa
mandiri se-Indonesia. Ini bisa dicontoh untuk daerah lain, pasti. Pola kebijakan
yang diambil Pak Gubernur juga akan kita kloning, tentu dengan memperhatikan
kearifan lokal. Misalnya untuk Provinsi NTT, tentu nanti beberapa penanganannya
akan dimodifikasi,” ujarnya.
Menurutnya, konsep penanganan desa yang dilakukan oleh Gubernur
Kalbar, Sutarmidji dengan membangun sinergi bersama TNI-Polri sangat baik. Dengan
demikian, semua pihak yang terlibat di dalamnya akan bergerak bersama-sama secara
keroyokan dengan mensinergikan potensi dan mengoptimalkan sumber daya yang
dimiliki dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat
desa.
“Konsep penanganan desa mandiri oleh Pak Gubernur sangat
bagus. Di mana sinergitasnya sudah dibangun dengan bagus, utamanya antara
Gubernur, Pangdam dan Kapolda bergerak bersama-sama mensinergikan potensi dan mengoptimalkan
sumber daya yang dimiliki untuk menyelesaikan berbagai masalah dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan masyarakat desa,” tukasnya.
Tak hanya itu, ia juga memuji langkah Gubernur Kalbar, Sutarmidji
yang menerbitkan Pergub (Peraturan Gubernur) untuk menyelesaikan 54 indikator program
Indeks Desa Membangun (Desa Mandiri). Di mana Pergub tersebut merupakan acuan
bagi Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Desa untuk
menentukan tugas pokok dan kewenangan masing-masing dalam menangani indikator
desa mandiri. Bahkan menurutnya, konsep penanganan desa mandiri oleh Gubernur
Kalbar ini akan disampaikannya ke Menteri Dalam Negeri.
“Kemarin Pak Mendagri berencana melibatkan para stakeholder
yang ada di wilayah kabupatan/kota. Apa yang dikonsepakan Pak Gub (Sutarmidji)
tadi pasti akan direspon Pak Mendagri, akan dikuatkan untuk di daerah
kabupaten/kota,” imbuhnya.
Ke depan, lanjut Mendes, pihaknya akan mensinergikan semua
program di seluruh Kementerian yang nantinya akan diarahkan ke desa-desa se-Indonesia
dengan salah satu fokusnya yakni meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang bermuara
pada menurunnya angka stunting dan angka kemiskinan.
“Kita akan sinergikan semua program dari seluruh Kementerian. Jadi nanti, hampir semua Kementerian akan ada program di desa. Kemendagri, Kemenkes, Kemenkominfo, Kemensosial, Kemendes dan Kementerian lainnya,” tuturnya.
“Dari sejumlah kementerian itu, jika diakumulasikan anggarannya mencapai Rp90 triliun. Bagaimana kemudian ini efektif, maka dibangun sinergitas, supaya dana yang banyak ini menjadi fokus. Fokus pertama, SDM. Semua nanti diarahkan ke SDM, salah satunya menekan stunting, otomatis juga menekan angka kemiskinan,” pungkasnya. (Fai)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini