Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Selasa, 05 November 2019 |
KalbarOnline,
Pontianak – Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji mengucap syukur, selama setahun
kepemimpinannya bersama Wakil Gubernur Kalbar, Ria Norsan berhasil melahirkan
sebanyak 86 desa mandiri dari sebelumnya yang hanya ada satu desa mandiri.
“Saat ini Kalbar sudah memiliki 86 desa mandiri. Bahkan desa
maju yang awalnya hanya ada 53 sekarang ada sebanyak 188 desa maju. Desa
berkembang awalnya 372 jadi 767 desa. Ini modal untuk menjadi desa mandiri,
tinggal sedikit saja lagi diselesaikan indikatornya, sudah bisa jadi desa
mandiri,” ujarnya saat diwawancarai awak media, di Pontianak, Senin
(4/11/2019).
Capaian tersebut, tegas Midji, tak lepas dari sinergitas
yang kuat antara Pemprov Kalbar dengan TNI-Polri, pemerintah daerah tingkat II dan
pemerintah desa. Karena untuk menyelesaikan 54 indikator yang ada dalam desa
mandiri sangat berat untuk dicapai jika hanya berpangku pada dana desa yang
kurang lebih mencapai Rp2 miliar.
“Untuk itu, saya terbitkan Pergub sebagai acuan bagi
pemerintah provinsi, kabupaten dan desa untuk menangani indikator-indikator
desa mandiri. Jadi desa menangani 14 indikator yang ringan-ringan, kabupaten
menangani 20 indikator dan pemerintah provinsi bersama pokok pikiran DPRD akan
menangani 20 indikator yang berat-berat,” jelasnya.
“Kita juga melibatkan Polda dan Kodam. Karena ada beberapa
indikator yang dapat ditangani Polda maupun Kodam. Polda untuk ketertiban dan
keamanan seperti poskamling dan sebagainya. Kalau Kodam, ada program TMMD, nah kita
support program Bhakti TNI-nya. Kodam juga memiliki peralatan yang lengkap,
mereka memiliki alat pembuatan sumur bor sampai kedalaman 200 meter. Bahkan untuk
pembangunan jalan yang sulit ditembus, mereka bisa lebih cepat,” timpalnya.
Midji menilai, pembangunan yang diarahkan ke desa akan
membuat suatu percepatan. Sebab, pembangunan yang paling efektif menurutnya dari
desa, maka akan lahir percepatan. Kalau tanpa dari desa, tegas Midji, tidak
akan ada capaian yang berarti. Oleh karena itu, Midji bersyukur, konsep
penanganan desa mandiri selaras dengan program kementerian.
“Inovasi desa ke depannya harus lebih banyak. Harus dimotivasi
terus. Banyak yang bisa dibuat oleh desa. Cuma saat ini, belum tersinkronisasi
dengan baik,” pungkasnya.
Seperti diketahui, program desa mandiri merupakan salah satu
fokus Gubernur Sutarmidji. Bahkan program desa mandiri sendiri masuk dalam rencana
pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) Kalbar 2019-2023.
Guna mensukseskan program strategis tersebut, Midji telah mengeluarkan
Peraturan Gubernur nomor 1 tahun 2019 tentang percepatan peningkatan status
kemajuan dan kemandirian desa. Pergub ini merupakan acuan bagi Pemerintah
Provinsi, Pemerintah Kabupaten maupun Pemerintah Desa untuk menentukan tugas
pokok dan fungsi serta kewenangan masing-masing dalam menangani indikator desa
mandiri.
Gubernur Sutarmidji bersama Polda dan Kodam XII/Tanjungpura juga memiliki target untuk menciptakan sebanyak 20 persen desa mandiri dari total 2.031 desa se-Kalbar dalam lima tahun ke depan.
Dapat apresiasi Kementerian
Desa
Konsep penanganan desa di Kalbar pun lantas mendapat respon
positif dari Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi,
Abdul Halim Iskandar. Bahkan dirinya mendorong provinsi se-Indonesia untuk
meniru konsep penanganan desa di Kalbar. Pasalnya, Provinsi Kalbar merupakan
satu-satunya daerah di Indonesia yang memiliki konsep penanganan desa mandiri
yang baik dengan membangun sinergitas yang kuat bersama berbagai pihak guna
menyelesaikan indikator Indeks Desa Membangun (Desa Mandiri).
Selain itu, dirinya juga mengapresiasi Provinsi Kalbar yang
sudah berhasil menyumbang desa mandiri terbanyak se-Indonesia, di mana dari 834
desa mandiri, 10 persen di antaranya ada di Kalbar sehingga layak menjadi role
model atau percontohan secara nasional. Oleh karenanya, ia menegaskan konsep
penanganan desa mandiri di Kalbar akan dijadikan pihaknya sebagai contoh bagi
daerah lainnya dengan tetap memperhatikan kearifan lokal daerah masing-masing.
Menurutnya, konsep penanganan desa yang dilakukan oleh
Gubernur Kalbar, Sutarmidji dengan membangun sinergi bersama TNI-Polri sangat
baik. Dengan demikian, semua pihak yang terlibat di dalamnya akan bergerak
bersama-sama secara keroyokan dengan mensinergikan potensi dan mengoptimalkan
sumber daya yang dimiliki dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat
khususnya masyarakat desa. (Fai)
KalbarOnline,
Pontianak – Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji mengucap syukur, selama setahun
kepemimpinannya bersama Wakil Gubernur Kalbar, Ria Norsan berhasil melahirkan
sebanyak 86 desa mandiri dari sebelumnya yang hanya ada satu desa mandiri.
“Saat ini Kalbar sudah memiliki 86 desa mandiri. Bahkan desa
maju yang awalnya hanya ada 53 sekarang ada sebanyak 188 desa maju. Desa
berkembang awalnya 372 jadi 767 desa. Ini modal untuk menjadi desa mandiri,
tinggal sedikit saja lagi diselesaikan indikatornya, sudah bisa jadi desa
mandiri,” ujarnya saat diwawancarai awak media, di Pontianak, Senin
(4/11/2019).
Capaian tersebut, tegas Midji, tak lepas dari sinergitas
yang kuat antara Pemprov Kalbar dengan TNI-Polri, pemerintah daerah tingkat II dan
pemerintah desa. Karena untuk menyelesaikan 54 indikator yang ada dalam desa
mandiri sangat berat untuk dicapai jika hanya berpangku pada dana desa yang
kurang lebih mencapai Rp2 miliar.
“Untuk itu, saya terbitkan Pergub sebagai acuan bagi
pemerintah provinsi, kabupaten dan desa untuk menangani indikator-indikator
desa mandiri. Jadi desa menangani 14 indikator yang ringan-ringan, kabupaten
menangani 20 indikator dan pemerintah provinsi bersama pokok pikiran DPRD akan
menangani 20 indikator yang berat-berat,” jelasnya.
“Kita juga melibatkan Polda dan Kodam. Karena ada beberapa
indikator yang dapat ditangani Polda maupun Kodam. Polda untuk ketertiban dan
keamanan seperti poskamling dan sebagainya. Kalau Kodam, ada program TMMD, nah kita
support program Bhakti TNI-nya. Kodam juga memiliki peralatan yang lengkap,
mereka memiliki alat pembuatan sumur bor sampai kedalaman 200 meter. Bahkan untuk
pembangunan jalan yang sulit ditembus, mereka bisa lebih cepat,” timpalnya.
Midji menilai, pembangunan yang diarahkan ke desa akan
membuat suatu percepatan. Sebab, pembangunan yang paling efektif menurutnya dari
desa, maka akan lahir percepatan. Kalau tanpa dari desa, tegas Midji, tidak
akan ada capaian yang berarti. Oleh karena itu, Midji bersyukur, konsep
penanganan desa mandiri selaras dengan program kementerian.
“Inovasi desa ke depannya harus lebih banyak. Harus dimotivasi
terus. Banyak yang bisa dibuat oleh desa. Cuma saat ini, belum tersinkronisasi
dengan baik,” pungkasnya.
Seperti diketahui, program desa mandiri merupakan salah satu
fokus Gubernur Sutarmidji. Bahkan program desa mandiri sendiri masuk dalam rencana
pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) Kalbar 2019-2023.
Guna mensukseskan program strategis tersebut, Midji telah mengeluarkan
Peraturan Gubernur nomor 1 tahun 2019 tentang percepatan peningkatan status
kemajuan dan kemandirian desa. Pergub ini merupakan acuan bagi Pemerintah
Provinsi, Pemerintah Kabupaten maupun Pemerintah Desa untuk menentukan tugas
pokok dan fungsi serta kewenangan masing-masing dalam menangani indikator desa
mandiri.
Gubernur Sutarmidji bersama Polda dan Kodam XII/Tanjungpura juga memiliki target untuk menciptakan sebanyak 20 persen desa mandiri dari total 2.031 desa se-Kalbar dalam lima tahun ke depan.
Dapat apresiasi Kementerian
Desa
Konsep penanganan desa di Kalbar pun lantas mendapat respon
positif dari Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi,
Abdul Halim Iskandar. Bahkan dirinya mendorong provinsi se-Indonesia untuk
meniru konsep penanganan desa di Kalbar. Pasalnya, Provinsi Kalbar merupakan
satu-satunya daerah di Indonesia yang memiliki konsep penanganan desa mandiri
yang baik dengan membangun sinergitas yang kuat bersama berbagai pihak guna
menyelesaikan indikator Indeks Desa Membangun (Desa Mandiri).
Selain itu, dirinya juga mengapresiasi Provinsi Kalbar yang
sudah berhasil menyumbang desa mandiri terbanyak se-Indonesia, di mana dari 834
desa mandiri, 10 persen di antaranya ada di Kalbar sehingga layak menjadi role
model atau percontohan secara nasional. Oleh karenanya, ia menegaskan konsep
penanganan desa mandiri di Kalbar akan dijadikan pihaknya sebagai contoh bagi
daerah lainnya dengan tetap memperhatikan kearifan lokal daerah masing-masing.
Menurutnya, konsep penanganan desa yang dilakukan oleh
Gubernur Kalbar, Sutarmidji dengan membangun sinergi bersama TNI-Polri sangat
baik. Dengan demikian, semua pihak yang terlibat di dalamnya akan bergerak
bersama-sama secara keroyokan dengan mensinergikan potensi dan mengoptimalkan
sumber daya yang dimiliki dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat
khususnya masyarakat desa. (Fai)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini