Pontianak    

Sutarmidji Minta SAR Kedepankan Edukasi Cegah Potensi Kecelakaan

Oleh : Jauhari Fatria
Selasa, 05 November 2019
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

KalbarOnline,

Pontianak – Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji meminta tim Search And

Rescue (SAR) ke depannya untuk lebih mengedapankan edukasi terhadap masyarakat

agar potensi kecelakaan dapat diminimalisir.

Hal itu disampaikan Gubernur Sutarmidji saat membuka rapat

koordinasi dan latihan SAR daerah serta pelatihan bagi potensi SAR di wilayah

Kalbar yang mengusung tema ‘Kita tingkatkan soliditas dan sinergitas seluruh

potensi SAR dalam penyelenggaraan operasi pencarian dan pertolongan di wilayah

Kalbar yang dilangsungkan di Hotel Kapuas Palace, Senin (4/11/2019).

Pasalnya, kata Midji, keberadaan SAR saat ini ada ketika

sudah terjadi kecelakaan. Tugas pencarian dan sebetulnya, kata dia, harus lebih

banyak memberikan edukasi kemudian mengingatkan tentang potensi terjadinya

kecelakaan di manapun sehingga harus sudah diantisipasi. Contohnya, kata dia, misalnya

Kabupaten Kapuas Hulu, kalau sudah hujan, air sungai pasti deras karena di sana

mungkin ketinggian sehingga muara air larinya ke Pontianak, jadi mendorong air

laut supaya tidak masuk.

“Saya sebenarnya ingin Basarnas itu juga melakukan delegasi

sebelum terjadinya potensi kecelakaan, itu juga harus diantisipasi oleh SAR.

Karena keselamatan itu harus menjadi perhatian kita semua,” ujarnya.

“Kita harus antisipasi semuanya karena bencana alam itu ada yang

sebetulnya tidak perlu terjadi karena perbuatan manusia tetapi ada juga yang

disebabkan karena alam dan alam ini sulit untuk diprediksi. Jadi tidak ada yang

bisa memprediksi bencana alam dan sehebat apapun peralatan kita,” timpalnya.

Contohnya, kata dia, Badan Geospasial. Badan tersebut, kata

Midji, memiliki peralatan untuk mengetahui yang di permukaan dan yang ada di dalam

tanah kedalaman satu meter, selebihnya tidak bisa dan diakuinya memang belum

ada. Sedangkan, lanjut dia, gempa itu terjadi biasa kedalamannya sekitar 8 kilometer.

“Alam selalu bisa mengatur, kita katakan mengatur dirinya

sendiri tetapi ketika hukum alam itu dirusak oleh kita manusia maka dia tidak

akan terkendali lagi, apa yang akan terjadi,” ingatnya.

Kemudian, lanjut dia, di Kabupaten Landak dan Ketapang. Sebagian

kecil sudah berpotensi banjir dan itu sudah dipetakan. Kemudian Kota Pontianak banyak

kapal wisata air. Hal ini menurutnya harus diperhatikan kelengkapan

keselamatannya yaitu pelampungnya, nahkodanya layak atau tidak dan apakah sudah

punya surat izin berlayar atau tidak dan kemudian muatan kapalnya berapa dan

siapa yang punya kewenangan. Karena beberapa waktu lalu, ada tolak menolak

antara Syahbandar dengan pemerintah daerah.

“Yang penting bagi kita, keselamatan dan peralatannya,” ucapnya.

Sementara terkait Karhutla, Midji menyebutkan, Kabupaten

Ketapang hampir setiap hari ada kebakaran lahan berdasarkan data satelit. Untuk,

pihaknya akan membentuk tim guna mencari penyebab hal tersebut.

Hal ini dilakukan juga untuk membuktikan bahwa pembukaan

lahan pertanian bukan sebagai biang kerok. Lantaran saat ini tidak ada lagi

orang membuka lahan pertanian dan orang sudah menanam beberapa bulan yang lalu karena

saat ini sudah masuk musim hujan tetapi di sana (Ketapang) masih saja ada

kebakaran lahan.

“Nantinya, kita akan melakukan evaluasi perizinan dan

semuanya,” tukasnya.

Dirinya berharap, melalui rakor sekaligus pelatihan tersebut

dapat mengantisipasi segala sesuatunya agar jangan sampai terjadi kecelakaan.

“Sering ingatkan sanksi-sanksi yang berkaitan dengan

keselamatan, jangan dibiarkan dan selalu jaga kedisiplinan,” pungkasnya. (Fai)

Artikel Selanjutnya
Restorasi Rumah Tua Jadi Rumah Budaya
Selasa, 05 November 2019
Artikel Sebelumnya
Ajak Kaum Milenial Gemar Bertani, Ini Harapan Bupati Muda
Selasa, 05 November 2019

Berita terkait