Kubu Raya    

Bupati Muda Klaim Program Salju Dapat Tekan Angka Kematian Ibu dan Bayi

Oleh : Jauhari Fatria
Rabu, 20 November 2019
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

KalbarOnline, Kubu

Raya – Negara memberikan tanggung jawab kepada pemerintah untuk memberikan

peluang agar orang hidup dengan sehat. Termasuk janin untuk bisa lahir dengan

sehat dan mendapatkan haknya.

“Cukup gizi sehingga itu juga akan memperkuat sumber daya

manusia, karena kesempatan itu berada pada posisi ketika ibu mengandung dan

pasca melahirkan. Yang itu semua sudah jelas standarnya,” terang Bupati Kubu

Raya, Muda Mahendrawan saat menghadiri Focus Group Discussion (FGD) Kemitraan

Bidan-Dukun dan Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi, Rabu (20/11/2019).

Muda menyatakan, Pemerintah Kabupaten Kubu Raya dalam

kebijakan-kebijakannya, selalu mencari formula strategis yang solutif. Satu di

antaranya yaitu melalui program Selasa-Jumat (Salju) Terpadu. Salju Terpadu

adalah program untuk mengoptimalkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di bidang

kesehatan. Yakni dengan kunjungan petugas kesehatan ke rumah-rumah warga alias

sistem jemput bola. Di mana pada hari Selasa dilakukan pelayanan kesehatan

keluarga. Seperti pemeriksaan ibu hamil, balita, imunisasi, pemberian vitamin,

KB, kandungan dan persalinan. Adapun di hari Jumat diberikan pelayanan

kesehatan yang berkaitan dengan penyakit menular dan tidak menular.

“Kita terbitkan beberapa regulasi langsung untuk bisa

membuat supaya semuanya punya perhatian terhadap isu ini. Sehingga hal-hal

negatif bisa diminimalkan baik itu terkait dengan angka kematian ibu dan anak,

gizi kurang buruk dan akses-akses lainnya,” ucapnya.

Muda menegaskan, pemerintah komit memperkuat terlebih dahulu

cakupan pelayanan kesehatan bagi seluruh warga. Hal itu salah satunya dapat

dicapai dengan adanya pemantauan yang maksimal. Karena itu, program Salju

dilakukan untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat. Menurutnya, menyikapi

era serba cepat butuh kecepatan dalam bergerak.

“Nah, karena itu kita juga harus menggeser pola pendekatan

dan metode strategi. Sebab kalau mengikuti pola-pola rutinitas dan di zona yang

biasa dilakukan, ini tidak akan mengejar dengan masalah yang ada,” tuturnya.

Muda menilai sejumlah regulasi yang dikeluarkan adalah

ikhtiar untuk mengubah pengelolaan layanan kesehatan, termasuk di Puskesmas.

Sehingga Puskesmas kini tidak hanya pasif menunggu, tapi juga proaktif untuk

mengejar.

“Kita ingin memastikan bahwa kita lebih proaktif dan masif.

Karena standar pelayanan minimal kesehatan tidak bisa main-main. Ini amanah dan

wajib dilakukan seratus persen. Artinya seminimal mungkin inilah yang harus

dikejar,” pesannya. (ian)

Artikel Selanjutnya
Terima DIPA 2020, Karolin : Maksimalkan DAK, Tingkatkan Produksi Pangan dan Tunjang Program Nasional
Rabu, 20 November 2019
Artikel Sebelumnya
Sikapi Tuntutan ASAP, Bupati Jarot : Peladang Bukan Penjahat
Rabu, 20 November 2019

Berita terkait