Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Rabu, 20 November 2019 |
KalbarOnline, Kubu
Raya – Negara memberikan tanggung jawab kepada pemerintah untuk memberikan
peluang agar orang hidup dengan sehat. Termasuk janin untuk bisa lahir dengan
sehat dan mendapatkan haknya.
“Cukup gizi sehingga itu juga akan memperkuat sumber daya
manusia, karena kesempatan itu berada pada posisi ketika ibu mengandung dan
pasca melahirkan. Yang itu semua sudah jelas standarnya,” terang Bupati Kubu
Raya, Muda Mahendrawan saat menghadiri Focus Group Discussion (FGD) Kemitraan
Bidan-Dukun dan Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi, Rabu (20/11/2019).
Muda menyatakan, Pemerintah Kabupaten Kubu Raya dalam
kebijakan-kebijakannya, selalu mencari formula strategis yang solutif. Satu di
antaranya yaitu melalui program Selasa-Jumat (Salju) Terpadu. Salju Terpadu
adalah program untuk mengoptimalkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di bidang
kesehatan. Yakni dengan kunjungan petugas kesehatan ke rumah-rumah warga alias
sistem jemput bola. Di mana pada hari Selasa dilakukan pelayanan kesehatan
keluarga. Seperti pemeriksaan ibu hamil, balita, imunisasi, pemberian vitamin,
KB, kandungan dan persalinan. Adapun di hari Jumat diberikan pelayanan
kesehatan yang berkaitan dengan penyakit menular dan tidak menular.
“Kita terbitkan beberapa regulasi langsung untuk bisa
membuat supaya semuanya punya perhatian terhadap isu ini. Sehingga hal-hal
negatif bisa diminimalkan baik itu terkait dengan angka kematian ibu dan anak,
gizi kurang buruk dan akses-akses lainnya,” ucapnya.
Muda menegaskan, pemerintah komit memperkuat terlebih dahulu
cakupan pelayanan kesehatan bagi seluruh warga. Hal itu salah satunya dapat
dicapai dengan adanya pemantauan yang maksimal. Karena itu, program Salju
dilakukan untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat. Menurutnya, menyikapi
era serba cepat butuh kecepatan dalam bergerak.
“Nah, karena itu kita juga harus menggeser pola pendekatan
dan metode strategi. Sebab kalau mengikuti pola-pola rutinitas dan di zona yang
biasa dilakukan, ini tidak akan mengejar dengan masalah yang ada,” tuturnya.
Muda menilai sejumlah regulasi yang dikeluarkan adalah
ikhtiar untuk mengubah pengelolaan layanan kesehatan, termasuk di Puskesmas.
Sehingga Puskesmas kini tidak hanya pasif menunggu, tapi juga proaktif untuk
mengejar.
“Kita ingin memastikan bahwa kita lebih proaktif dan masif.
Karena standar pelayanan minimal kesehatan tidak bisa main-main. Ini amanah dan
wajib dilakukan seratus persen. Artinya seminimal mungkin inilah yang harus
dikejar,” pesannya. (ian)
KalbarOnline, Kubu
Raya – Negara memberikan tanggung jawab kepada pemerintah untuk memberikan
peluang agar orang hidup dengan sehat. Termasuk janin untuk bisa lahir dengan
sehat dan mendapatkan haknya.
“Cukup gizi sehingga itu juga akan memperkuat sumber daya
manusia, karena kesempatan itu berada pada posisi ketika ibu mengandung dan
pasca melahirkan. Yang itu semua sudah jelas standarnya,” terang Bupati Kubu
Raya, Muda Mahendrawan saat menghadiri Focus Group Discussion (FGD) Kemitraan
Bidan-Dukun dan Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi, Rabu (20/11/2019).
Muda menyatakan, Pemerintah Kabupaten Kubu Raya dalam
kebijakan-kebijakannya, selalu mencari formula strategis yang solutif. Satu di
antaranya yaitu melalui program Selasa-Jumat (Salju) Terpadu. Salju Terpadu
adalah program untuk mengoptimalkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di bidang
kesehatan. Yakni dengan kunjungan petugas kesehatan ke rumah-rumah warga alias
sistem jemput bola. Di mana pada hari Selasa dilakukan pelayanan kesehatan
keluarga. Seperti pemeriksaan ibu hamil, balita, imunisasi, pemberian vitamin,
KB, kandungan dan persalinan. Adapun di hari Jumat diberikan pelayanan
kesehatan yang berkaitan dengan penyakit menular dan tidak menular.
“Kita terbitkan beberapa regulasi langsung untuk bisa
membuat supaya semuanya punya perhatian terhadap isu ini. Sehingga hal-hal
negatif bisa diminimalkan baik itu terkait dengan angka kematian ibu dan anak,
gizi kurang buruk dan akses-akses lainnya,” ucapnya.
Muda menegaskan, pemerintah komit memperkuat terlebih dahulu
cakupan pelayanan kesehatan bagi seluruh warga. Hal itu salah satunya dapat
dicapai dengan adanya pemantauan yang maksimal. Karena itu, program Salju
dilakukan untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat. Menurutnya, menyikapi
era serba cepat butuh kecepatan dalam bergerak.
“Nah, karena itu kita juga harus menggeser pola pendekatan
dan metode strategi. Sebab kalau mengikuti pola-pola rutinitas dan di zona yang
biasa dilakukan, ini tidak akan mengejar dengan masalah yang ada,” tuturnya.
Muda menilai sejumlah regulasi yang dikeluarkan adalah
ikhtiar untuk mengubah pengelolaan layanan kesehatan, termasuk di Puskesmas.
Sehingga Puskesmas kini tidak hanya pasif menunggu, tapi juga proaktif untuk
mengejar.
“Kita ingin memastikan bahwa kita lebih proaktif dan masif.
Karena standar pelayanan minimal kesehatan tidak bisa main-main. Ini amanah dan
wajib dilakukan seratus persen. Artinya seminimal mungkin inilah yang harus
dikejar,” pesannya. (ian)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini