Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Minggu, 01 Desember 2019 |
KalbarOnline,
Sekadau – Bupati Sekadau, Rupinus didampingi Kepala Dinas Ketahanan Pangan,
Pertanian dan Perikanan (DKP3) Sekadau, Sandae melakukan panen cabe milik petani
mandiri Sekadau di Pal 4, Jalan Sekadau – Sanggau, Sabtu (30/11/2019) siang.
Diwawancarai usai melakukan panen, Bupati Rupinus meminta agar masyarakat
memiliki pilihan dalam berusaha. Dirinya juga meminta agar masyarakat tak hanya
berfokus pada satu komoditi melainkan harus memiliki inovasi dalam berusaha
sesuai potensi yang ada di daerah masing-masing. Oleh karena itu, ia
menyampaikan apresiasi kepada warga yang telah mengalihfungsikan lahannya untuk
budidaya cabe sebagai alternatif di tengah anjloknya harga sawit dan karet.
“Sawit harganya kadang tidak menentu, harga karet juga lagi
anjlok, padi juga kadang bermasalah di lahan, jadi diharapkan masyarakat harus
banyak pilihan dalam berusaha. Cabe salah satu alternatif usaha yang cukup
menjanjikan jika dikelola dengan benar,” ujarnya.
Sementara Kepala DKP3 Sekadau, Sandae menegaskan bahwa pihaknya akan
terus berupaya semaksimal mungkin untuk melakukan pembinaan kepada para petani
lokal Sekadau. Seperti memberikan bantuan berupa alat pertanian dan sebagainya.
Ia berharap, bantuan yang diberikan dapat dimanfaatkan para petani dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan.
Terkait komoditi cabe di Sekadau, pihaknya akan terus mengupayakan
agar menjadi komoditi unggulan di Sekadau.
“Kita akan terus pantau perkembangan budidaya cabe ini. Kita juga akan
upayakan pengadaan mesin pompa air agar saat musim kemarau cabe bisa menjadi
komoditi unggulan Sekadau di bidang pertanian,” tukasnya.
Dirinya juga mendorong agar para petani cabe mandiri di Sekadau
membentuk asosiasi petani cabe sebagai wadah pengembangan pertanian cabe di
Sekadau.
Sementara Yudi Setiawan selaku salah satu pemilik kebun cabe menjelaskan
bahwa dalam menanam cabe diperlukan kedisiplinan mulai dari pengolahan lahan
hingga pemeliharaan tanaman baik sebelum dilakukan panen maupun sesudahnya. Sementara
mengenai pupuk dasar, kata dia, harus difermentasi.
“Insektisida dan fungisida juga harus rutin diberikan, minimal seminggu
sekali, jika ini dijaga dengan benar, Insya Allah hasil panennya bisa maksimal,”
tuturnya.
Yudi berujar, tantangan dalam menanam cabe adalah ketika musim
hujan. Karena pada umumnya, tanaman cabe kerap kali terserang jamur sehingga
memerlukan perawatan yang ekstra.
Berkaitan dengan omzet, menurut Yudi tergantung dengan harga
pasar. Saat panen perdana ia bisa meraih keuntungan hingga Rp50 juta. Namun
jika harga sedang turun, omzet yang didapat bisa berkisar Rp30 juta.
“Sekali panen dengan lahan seluas 700 meter persegi ini bisa 300 -
400 kilo, kalau harga sekarang di tingkat petani Rp25 ribu per kilo dan jika
naik bisa mencapai Rp75 ribu,” tandasnya. (Mus)
KalbarOnline,
Sekadau – Bupati Sekadau, Rupinus didampingi Kepala Dinas Ketahanan Pangan,
Pertanian dan Perikanan (DKP3) Sekadau, Sandae melakukan panen cabe milik petani
mandiri Sekadau di Pal 4, Jalan Sekadau – Sanggau, Sabtu (30/11/2019) siang.
Diwawancarai usai melakukan panen, Bupati Rupinus meminta agar masyarakat
memiliki pilihan dalam berusaha. Dirinya juga meminta agar masyarakat tak hanya
berfokus pada satu komoditi melainkan harus memiliki inovasi dalam berusaha
sesuai potensi yang ada di daerah masing-masing. Oleh karena itu, ia
menyampaikan apresiasi kepada warga yang telah mengalihfungsikan lahannya untuk
budidaya cabe sebagai alternatif di tengah anjloknya harga sawit dan karet.
“Sawit harganya kadang tidak menentu, harga karet juga lagi
anjlok, padi juga kadang bermasalah di lahan, jadi diharapkan masyarakat harus
banyak pilihan dalam berusaha. Cabe salah satu alternatif usaha yang cukup
menjanjikan jika dikelola dengan benar,” ujarnya.
Sementara Kepala DKP3 Sekadau, Sandae menegaskan bahwa pihaknya akan
terus berupaya semaksimal mungkin untuk melakukan pembinaan kepada para petani
lokal Sekadau. Seperti memberikan bantuan berupa alat pertanian dan sebagainya.
Ia berharap, bantuan yang diberikan dapat dimanfaatkan para petani dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan.
Terkait komoditi cabe di Sekadau, pihaknya akan terus mengupayakan
agar menjadi komoditi unggulan di Sekadau.
“Kita akan terus pantau perkembangan budidaya cabe ini. Kita juga akan
upayakan pengadaan mesin pompa air agar saat musim kemarau cabe bisa menjadi
komoditi unggulan Sekadau di bidang pertanian,” tukasnya.
Dirinya juga mendorong agar para petani cabe mandiri di Sekadau
membentuk asosiasi petani cabe sebagai wadah pengembangan pertanian cabe di
Sekadau.
Sementara Yudi Setiawan selaku salah satu pemilik kebun cabe menjelaskan
bahwa dalam menanam cabe diperlukan kedisiplinan mulai dari pengolahan lahan
hingga pemeliharaan tanaman baik sebelum dilakukan panen maupun sesudahnya. Sementara
mengenai pupuk dasar, kata dia, harus difermentasi.
“Insektisida dan fungisida juga harus rutin diberikan, minimal seminggu
sekali, jika ini dijaga dengan benar, Insya Allah hasil panennya bisa maksimal,”
tuturnya.
Yudi berujar, tantangan dalam menanam cabe adalah ketika musim
hujan. Karena pada umumnya, tanaman cabe kerap kali terserang jamur sehingga
memerlukan perawatan yang ekstra.
Berkaitan dengan omzet, menurut Yudi tergantung dengan harga
pasar. Saat panen perdana ia bisa meraih keuntungan hingga Rp50 juta. Namun
jika harga sedang turun, omzet yang didapat bisa berkisar Rp30 juta.
“Sekali panen dengan lahan seluas 700 meter persegi ini bisa 300 -
400 kilo, kalau harga sekarang di tingkat petani Rp25 ribu per kilo dan jika
naik bisa mencapai Rp75 ribu,” tandasnya. (Mus)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini