Sekadau    

Makam Raja Pertama Sekadau Dipugar

Oleh : Jauhari Fatria
Minggu, 01 Desember 2019
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

KalbarOnline, Sekadau

Pemerintah Kabupaten Sekadau melalui Dinas Kepemudaan, Olahraga dan

Pariwisata berencana melakukan pemugaran makam Raja pertama Kabupaten Sekadau. Hal

ini disampaikan oleh Kepala Bidang Kebudayaan Disporapar Sekadau, Gunawan, S.Pd

saat mengunjungi makam yang terletak di Dusun Kematu, Desa Rawak Hilir, Sekadau

itu pada Sabtu (30/11/2019).

Turut hadir dalam kesempatan itu, Ketua Panitia perehaban

makam Raja Sekadau, Abang Junaidi, perwakilan Camat Sekadau Hulur, perwakilan

Kades Rawak Hilir, para keturunan Raja Sekadau, tokoh masyarakat, para alim

ulama serta masyarakat setempat.

Ketua Panitia perehaban makam, Abang Junaidi mengatakan,

pembangunan secara fisik akan segera dimulai.

“Hari ini juga dilakukan doa bersama di surau Dusun Jabai

untuk mengawali proses pembangunan perbaikan makam raja pertama ini,”

ungkapnya.

Menurutnya, setelah dilakukan doa bersama ini kemudian akan dilakukan

langsung perehaban makam.

“Saat ini sedang dipasangi batu nisan untuk penguat awal.

Selanjutnya, didirikan dengan yang kita lihat sekarang,” tuturnya.

Abang Junadi menyebutkan proses pembangunan semuanya

dianggarkan panitia dan dibantu oleh donatur-donatur.

“Kebetulan juga ada sumbangan Rp19 juta dari pihak yang

berhati mulia,” kata Abang Junadi.

“Respon Pemerintah Kabupaten dan masyarakat Desa Rawak

Hilir, para Forkopimcam Sekadau Hulu sangat bagus, bahkan kesadaran masyarakat

setempat tentang pentingnya sejarah sudah mulai tumbuh. Sehingga mereka dengan

terbuka mendukung pemugaran makam,” pungkasnya.

Di daerah Kematu ini memang banyak terdapat makam Raja-raja

yang kemudian kerajaannya pindah ke kota Sekadau, tepatnya di kampung Sungai

Barak, Desa Munggu, Kabupaten Sekadau. Berdasarkan cerita warga setempat, makam

raja pertama Sekadau ini ditemukan pada tahun 158 Masehi.

Raja pertama Sekadau adalah Pangeran Engkong yang memiliki tiga

putra yakni, Pangeran Agong, Pangeran Kadar dan Pangeran Senarong. Sesudah

Pangeran Engkong wafat, Kerajaan diteruskan oleh putra keduanya, Pangeran Kadar,

karena dinilai lebih bijaksana dari putra-putra yang lain.

Pangeran Agong yang kecewa atas keputusan itu lantas meninggalkan

Sekadau menuju daerah Lawang Kuari, yang masuk dalam kawasan administratif Desa

Seberang Kapuas, Kecamatan Sekadau Hilir. Sedangkan Pangeran Senarong kemudian

menurunkan penguasa kerajaan Belitang.

Setelah Pangeran Kadar wafat, pemerintahan dilanjutkan oleh

putra mahkota Pangeran Suma. Pangeran Suma pernah dikirim orang tuanya utnuk

memperdalam pengetahuan agama Islam ke Kerajaan Mempawah, karena itu pada masa

pemerintahannya agama Islam berkembang pesat di kerajaan Sekadau.

Ibu Kota Kerajaan kemudian dipindahkan ke kampung Sungai

Bara dan sebuah Masjid kerajaan didirikan di sana. Pada masa ini pula Belanda

sampai ke Kerajaan Sekadau. (Mus)

Artikel Selanjutnya
Masuki Usia ke-57, Midji Fokus Lakukan Percepatan Demi Kemajuan Kalbar
Minggu, 01 Desember 2019
Artikel Sebelumnya
Panen Cabe Milik Petani Mandiri Sekadau, Ini Pesan Bupati Rupinus
Minggu, 01 Desember 2019

Berita terkait