Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Minggu, 01 Desember 2019 |
KalbarOnline, Sekadau
– Pemerintah Kabupaten Sekadau melalui Dinas Kepemudaan, Olahraga dan
Pariwisata berencana melakukan pemugaran makam Raja pertama Kabupaten Sekadau. Hal
ini disampaikan oleh Kepala Bidang Kebudayaan Disporapar Sekadau, Gunawan, S.Pd
saat mengunjungi makam yang terletak di Dusun Kematu, Desa Rawak Hilir, Sekadau
itu pada Sabtu (30/11/2019).
Turut hadir dalam kesempatan itu, Ketua Panitia perehaban
makam Raja Sekadau, Abang Junaidi, perwakilan Camat Sekadau Hulur, perwakilan
Kades Rawak Hilir, para keturunan Raja Sekadau, tokoh masyarakat, para alim
ulama serta masyarakat setempat.
Ketua Panitia perehaban makam, Abang Junaidi mengatakan,
pembangunan secara fisik akan segera dimulai.
“Hari ini juga dilakukan doa bersama di surau Dusun Jabai
untuk mengawali proses pembangunan perbaikan makam raja pertama ini,”
ungkapnya.
Menurutnya, setelah dilakukan doa bersama ini kemudian akan dilakukan
langsung perehaban makam.
“Saat ini sedang dipasangi batu nisan untuk penguat awal.
Selanjutnya, didirikan dengan yang kita lihat sekarang,” tuturnya.
Abang Junadi menyebutkan proses pembangunan semuanya
dianggarkan panitia dan dibantu oleh donatur-donatur.
“Kebetulan juga ada sumbangan Rp19 juta dari pihak yang
berhati mulia,” kata Abang Junadi.
“Respon Pemerintah Kabupaten dan masyarakat Desa Rawak
Hilir, para Forkopimcam Sekadau Hulu sangat bagus, bahkan kesadaran masyarakat
setempat tentang pentingnya sejarah sudah mulai tumbuh. Sehingga mereka dengan
terbuka mendukung pemugaran makam,” pungkasnya.
Di daerah Kematu ini memang banyak terdapat makam Raja-raja
yang kemudian kerajaannya pindah ke kota Sekadau, tepatnya di kampung Sungai
Barak, Desa Munggu, Kabupaten Sekadau. Berdasarkan cerita warga setempat, makam
raja pertama Sekadau ini ditemukan pada tahun 158 Masehi.
Raja pertama Sekadau adalah Pangeran Engkong yang memiliki tiga
putra yakni, Pangeran Agong, Pangeran Kadar dan Pangeran Senarong. Sesudah
Pangeran Engkong wafat, Kerajaan diteruskan oleh putra keduanya, Pangeran Kadar,
karena dinilai lebih bijaksana dari putra-putra yang lain.
Pangeran Agong yang kecewa atas keputusan itu lantas meninggalkan
Sekadau menuju daerah Lawang Kuari, yang masuk dalam kawasan administratif Desa
Seberang Kapuas, Kecamatan Sekadau Hilir. Sedangkan Pangeran Senarong kemudian
menurunkan penguasa kerajaan Belitang.
Setelah Pangeran Kadar wafat, pemerintahan dilanjutkan oleh
putra mahkota Pangeran Suma. Pangeran Suma pernah dikirim orang tuanya utnuk
memperdalam pengetahuan agama Islam ke Kerajaan Mempawah, karena itu pada masa
pemerintahannya agama Islam berkembang pesat di kerajaan Sekadau.
Ibu Kota Kerajaan kemudian dipindahkan ke kampung Sungai
Bara dan sebuah Masjid kerajaan didirikan di sana. Pada masa ini pula Belanda
sampai ke Kerajaan Sekadau. (Mus)
KalbarOnline, Sekadau
– Pemerintah Kabupaten Sekadau melalui Dinas Kepemudaan, Olahraga dan
Pariwisata berencana melakukan pemugaran makam Raja pertama Kabupaten Sekadau. Hal
ini disampaikan oleh Kepala Bidang Kebudayaan Disporapar Sekadau, Gunawan, S.Pd
saat mengunjungi makam yang terletak di Dusun Kematu, Desa Rawak Hilir, Sekadau
itu pada Sabtu (30/11/2019).
Turut hadir dalam kesempatan itu, Ketua Panitia perehaban
makam Raja Sekadau, Abang Junaidi, perwakilan Camat Sekadau Hulur, perwakilan
Kades Rawak Hilir, para keturunan Raja Sekadau, tokoh masyarakat, para alim
ulama serta masyarakat setempat.
Ketua Panitia perehaban makam, Abang Junaidi mengatakan,
pembangunan secara fisik akan segera dimulai.
“Hari ini juga dilakukan doa bersama di surau Dusun Jabai
untuk mengawali proses pembangunan perbaikan makam raja pertama ini,”
ungkapnya.
Menurutnya, setelah dilakukan doa bersama ini kemudian akan dilakukan
langsung perehaban makam.
“Saat ini sedang dipasangi batu nisan untuk penguat awal.
Selanjutnya, didirikan dengan yang kita lihat sekarang,” tuturnya.
Abang Junadi menyebutkan proses pembangunan semuanya
dianggarkan panitia dan dibantu oleh donatur-donatur.
“Kebetulan juga ada sumbangan Rp19 juta dari pihak yang
berhati mulia,” kata Abang Junadi.
“Respon Pemerintah Kabupaten dan masyarakat Desa Rawak
Hilir, para Forkopimcam Sekadau Hulu sangat bagus, bahkan kesadaran masyarakat
setempat tentang pentingnya sejarah sudah mulai tumbuh. Sehingga mereka dengan
terbuka mendukung pemugaran makam,” pungkasnya.
Di daerah Kematu ini memang banyak terdapat makam Raja-raja
yang kemudian kerajaannya pindah ke kota Sekadau, tepatnya di kampung Sungai
Barak, Desa Munggu, Kabupaten Sekadau. Berdasarkan cerita warga setempat, makam
raja pertama Sekadau ini ditemukan pada tahun 158 Masehi.
Raja pertama Sekadau adalah Pangeran Engkong yang memiliki tiga
putra yakni, Pangeran Agong, Pangeran Kadar dan Pangeran Senarong. Sesudah
Pangeran Engkong wafat, Kerajaan diteruskan oleh putra keduanya, Pangeran Kadar,
karena dinilai lebih bijaksana dari putra-putra yang lain.
Pangeran Agong yang kecewa atas keputusan itu lantas meninggalkan
Sekadau menuju daerah Lawang Kuari, yang masuk dalam kawasan administratif Desa
Seberang Kapuas, Kecamatan Sekadau Hilir. Sedangkan Pangeran Senarong kemudian
menurunkan penguasa kerajaan Belitang.
Setelah Pangeran Kadar wafat, pemerintahan dilanjutkan oleh
putra mahkota Pangeran Suma. Pangeran Suma pernah dikirim orang tuanya utnuk
memperdalam pengetahuan agama Islam ke Kerajaan Mempawah, karena itu pada masa
pemerintahannya agama Islam berkembang pesat di kerajaan Sekadau.
Ibu Kota Kerajaan kemudian dipindahkan ke kampung Sungai
Bara dan sebuah Masjid kerajaan didirikan di sana. Pada masa ini pula Belanda
sampai ke Kerajaan Sekadau. (Mus)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini