Kubu Raya    

Olah TKP Crane Patah, Polisi Pastikan Telusuri Insiden Tewasnya Muhammad

Oleh : Jauhari Fatria
Selasa, 24 Desember 2019
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

KalbarOnline, Kubu

Raya – Peristiwa patahnya tiang crane yang menyebabkan tewasnya Muhammad,

salah seorang pekerja bangunan PT Tata Mulya Nusantara Indah terus diinvestigasi

pihak Polres Kubu Raya. Proses olah TKP (Tempat Kejadian Perkara), dipimpin

langsung oleh Kapolres Kubu Raya, AKBP Yani Permana bersama tim inafis Polda

Kalbar.

Tampak hadir pada kesempatan itu, Kasat Reskrim Polres Kubu Raya,

Iptu Carles, Plt Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kubu Raya, Heri

Supriyanto serta Projek Manager PT TMNI, Dedi Riswandi bersama jajarannya selaku

pelaksana pembangunan Bumi Raya City Mall, Senin (23/12/2019) sore.

Saat dikonfirmasi mengenai hasil olah TKP, Kapolres Kubu

Raya, AKBP Yani Permana belum dapat memberikan kesimpulan dari investigasi

tersebut, lantaran masih berproses. Namun, crane yang patah menimpa pekerja

itu, katanya, bebannya mencapai 21 ton.

“Kondisinya memang sudah miring,” sebut Kapolres.

Ia mengatakan, hasil olah TKP akan terus didalami pihaknya.

Crane yang patah tersebut, butuh waktu tiga hari baru bisa diturunkan. Setelahnya,

akan dilakukan penelitian kembali. Setelah tiang crane tersebut diturunkan, terang

Kapolres, baru dapat dilihat secara jelas penyebab patahnya tiang crane.

Pastinya, tegas Kapolres, buruh harian PT TMNI yang tewas

diduga tertimpa patahan crane itu terdaftar di BPJS ketenagakerjaan Surabaya. Dijelaskan

Kapolres, korban mengalami beberapa luka serius di antaranya di bagian wajah,

tangan patah, kaki patah serta luka lebam di area perut. Kapolres turut

mengungkapkan, pihaknya telah memeriksa sejumlah saksi sebagai bagian dari proses

pengusutan insiden tewasnya pekerja tersebut.

“Tadi malam (Minggu malam) sudah delapan saksi yang sudah

kita periksa,” tandasnya.

Sementara Plt Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Kubu Raya, Heri Supriyanto mengungkapkan, buruh bangunan yang tewas diduga

tertimpa crane itu, bekerja di bawah mandor yang tidak berbadan hukum.

“Informasi yang saya terima, korban bekerja di bawah mandor.

Setelah dicek mandornya juga tidak berbadan hukum,” terangnya.

Namun kata dia, korban sudah terdaftar di BPJS ketenagakerjaan

Surabaya. Sehingga hak-haknya sebagai pekerja masih bisa diurus untuk

diserahkan ke ahli warisnya.

“Kami sudah melakukan pengecekan terhadap BPJS korban.

Dipastikan hak-hak korban sudah terlindungi,” pungkasnya.

Sebelumnya proses olah TKP itu digelar secara tertutup. Wartawan tak dizinkan masuk melakukan peliputan. Pintu pagar masuk ke lokasi mega proyek itu dijaga ketat oleh Satpam. Wartawan sempat bernegosiasi agar dapat masuk meliput. Namun, Satpam kukuh tak mengizinkan. Alasanya karena sudah menjadi perintah pimpinan. Adapula petugas jaga yang kedapatan hendak mencuri-curi mengambil gambar para wartawan yang meliput di luar area pembangunan.

“Intruksi atasan kami, wartawan dilarang masuk. Karena

sedang dilakukan invesitigasi,” kata Satpam yang sedang piket itu.

Projek Manager PT TMNI, Dedi Riswandi dikonfirmasi soal

larangan peliputan bagi wartawan saat olah TKP yang dilakukan polisi. Alasanya

karena, proses investigasi tengah berlangsung. Begitupun dengan  olah TKP. Tiga hari kata dia, setelahnya baru

bisa dilihat hasilnya.

“Bagaimana kami mengeluarkan statemen, sementara ini masih

proses. Terus terang saja, kami tidak bisa memberikan keterangan,” dalihnya.

Dedi menjelaskan, proyek pembangunan gedung di komplek

Transmart itu adalah untuk Bumi Raya City Mall. Dengan struktur bangunan setinggi

tiga lantai dengan luasan sekitar 4,3 hektar. Terhadap buruh bangunan yang

tewas atas nama Muhammad, Dedi memastikan perusahaan bertanggungjawab penuh.

“Untuk BPJS korban, sudah clear,” tegasnya.

Proyek pembangunan Bumi Raya City Mall itu, mempekerjakan

sebanyak 600 orang buruh bangunan. Semua pekerja statusnya sistem kontrak. Dedi

mengklaim, seluruh crane yang beroperasi, dalam kondisi prima. Begitupun crane

yang patah menimpa Muhamaad hingga tewas itu.

“Berdasarkan keterangan operator, tidak ada gejala awal

sebelum kejadian tersebut. Insiden itu terjadi tiba-tiba. Crane yang patah,

sama sekali tidak dalam kondisi bekerja,” kata dia. (fat/ian)

Artikel Selanjutnya
Inflasi di Pontianak Masih Terkendali
Senin, 23 Desember 2019
Artikel Sebelumnya
Dua Jenderal Kunker ke Sekadau, Pantau Kesiapan Pengamanan Pilkada 2020
Senin, 23 Desember 2019

Berita terkait