Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Selasa, 04 Februari 2020 |
Satu warga Kalbar terindikasi gejala mirip virus corona
KalbarOnline,
Pontianak – Satu warga Kalbar harus dimasukkan ke ruang isolasi RSUD
Soedarso Pontianak lantaran terindikasi gejala virus corona. Pasien berjenis
kelami perempuan yang merupakan warga Kota Pontianak itu mengalami batuk, pilek
dan pneumonia ringan. Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
Kalbar, Harisson dalam jumpa persnya di Kantor Dinas Kesehatan Kalbar, Senin
(3/2/2020).
“Pada tanggal 2 Februari pukul 07.00 malam kemarin, kami
merawat pasien yang beberapa hari sebelumnya datang dari Kuala Lumpur Malaysia,
dengan gejala-gejala batuk, pilek dan setelah diperiksa oleh dokter yang
bersangkutan terdapat gejala pneumonia ringan,” ujarnya.
Harisson menjelaskan, yang bersangkutan pada tanggal 23
Januari 2020 lalu pergi ke Kuala Lumpur dan pulang ke Pontianak pada tanggal 31
Januari lalu dari Kuching Malaysia menggunakan bus.
“Jadi pasien ini tanggal 23 Januari ke Kuala Lumpur, tanggal
31 Januari pulang ke Pontianak dari Kuching menggunakan bus, lalu sakit dan
berobat ke RS Mitra Medika pada tanggal 1 Februari,” jelasnya.
“Berdasarkan standar, karena corona masuk dalam kedaruratan
kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian dunia, maka setiap gejala-gejala
pada pasien yang mirip dengan pneumonia karena corona, kita perlakukan khusus.
Untuk itu yang tadinya dirawat di RS Mitra Medika, kita pindahkan ke RSUD
Soedarso pada tanggal 2 Februari pukul 07.00 malam. Pasien merupakan seorang ibu,
warga Pontianak,” timpalnya.
Saat ini, lanjut Harisson, kondisi yang bersangkutan
terbilang stabil dan menunjukkan proses penyembuhan. Namun, lantaran pihaknya
khawatir ditambah lagi yang bersangkutan memiliki riwayat perjalanan luar
negeri khususnya negara yang terjangkit corona disertai gejala-gejala yang
memiliki kemiripan dengan corona, maka ditempatkan di ruang isolasi RSUD
Soedarso.
“Sekarang kondisi pasien stabil, menunjukkan proses
penyembuhan. Tapi karena kita khawatir ditambah yang bersangkutan ada riwayat
perjalanan ke luar negeri khususnya di negara yang terjangkit (corona), kemudian ada batuk pilek dan pneumonia
ringan, maka kita tempatkan di ruang isolasi RSUD Soedarso,” tukasnya.
Namun Harisson menegaskan bahwa yang bersangkutan belum
dapat dipastikan positif terpapar virus corona. Dijelaskan Harisson, setiap
warga yang terdapat gejala-gejala seperti batuk, pilek dan pneumonia, maka akan
diperlakukan khusus sesuai standar penanganan virus corona. Terlebih lagi,
ditegaskannya kembali, corona masuk dalam kedaruratan kesehatan masyarakat yang
menjadi perhatian dunia.
“Jadi yang bersangkutan bukan positif corona, tapi standar
penanganan kita memang demikian, yang kira-kira gejalanya mirip, kita periksa
dan isolasi,” tegasnya.
Orang nomor satu di jajaran Dinas Kesehatan Kalbar ini turut
mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan pemeriksaan dan mengambil spesimen
terhadap pasien tersebut dan sudah dikirimkan ke laboratorium Badan Penelitian
dan Pengembangan Kementerian Kesehatan di Jakarta.
“Kami sudah lakukan pemeriksaan, kami ambil spesimen dari
pasien lalu sudah kami kirim ke Jakarta, konfirmasinya kita terima besok
(Selasa 4 Februari) positif atau negatif corona,” ungkapnya.
Kepada awak media, Harisson juga menegaskan bahwa semua warga
yang terdapat gejala serupa akan diperlakukan sama oleh pihaknya dan dimasukkan
dalam kategori orang dalam pengawasan.
“Kalau anda pun batuk, pilek, lalu diperiksa dokter terdapat
pneumonia, tetap kita lakukan sama. Kami masukan kategori orang dalam pengawasan,
karena corona memang sudah masuk dalam kedaruratan kesehatan masyarakat yang
menjadi perhatian dunia,” ungkapnya lagi.
Ia juga mengimbau warga Kalbar agar tidak terpancing dengan
informasi-informasi di media sosial yang cenderung membuat resah dan tidak
dapat dibuktikan kebenarannya.
“Mudah-mudahan pasien segera sembuh. Kita imbau warga Kalbar
tak terpancing dengan informasi di medsos yang tidak bertanggung jawab yang
cenderung membuat masyarakat menjadi resah,” imbaunya.
Sementara keluarga pasien, kata Harisson, masuk kategori orang
dalam pemantauan sesuai penatalaksanaan penanganan virus corona. Dijelaskan dia,
ada beberapa tingkatan penatalaksanaan penanganan virus corona. Pertama, orang
dalam pemantauan, kedua, orang dalam pengawasan, kemudian kasus probable dan
terakhir yaitu kasus konfirmasi.
“Ada tiga tingkatan penatalaksanaan penanganan pneumonia nCoV
(corona). Pertama, orang dalam pemantauan. Pada tingkatan ini pasien memiliki riwayat
demam, batuk, pilek dan pneumonia. Jadi Itu kita pantau. Kedua, orang dalam
pengawasan. Pada tingkatan ini selain memiliki riwayat demam, batuk, pilek,
pneumonia juga memiliki riwayat perjalanan luar negeri yang terjangkit corona,
itu pasien dalam pengawasan. Di atas tingkat ini adalah kasus probable. Di mana
dalam kasusnya, pasien di tingkatan ini memang menunjukan gejala demam, batuk,
pilek, pneumonia, sesak nafas, setelah kita ambil pemeriksaan laboratoriumnya ada
keraguan. Kemudian terakhir kasus konfirmasi, artinya begitu kita ambil sampel
di tenggorokkanya ternyata positif corona. Nah ibu ini masuk kategori orang
dalam pengawasan,” pungkasnya. (Fai)
Satu warga Kalbar terindikasi gejala mirip virus corona
KalbarOnline,
Pontianak – Satu warga Kalbar harus dimasukkan ke ruang isolasi RSUD
Soedarso Pontianak lantaran terindikasi gejala virus corona. Pasien berjenis
kelami perempuan yang merupakan warga Kota Pontianak itu mengalami batuk, pilek
dan pneumonia ringan. Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
Kalbar, Harisson dalam jumpa persnya di Kantor Dinas Kesehatan Kalbar, Senin
(3/2/2020).
“Pada tanggal 2 Februari pukul 07.00 malam kemarin, kami
merawat pasien yang beberapa hari sebelumnya datang dari Kuala Lumpur Malaysia,
dengan gejala-gejala batuk, pilek dan setelah diperiksa oleh dokter yang
bersangkutan terdapat gejala pneumonia ringan,” ujarnya.
Harisson menjelaskan, yang bersangkutan pada tanggal 23
Januari 2020 lalu pergi ke Kuala Lumpur dan pulang ke Pontianak pada tanggal 31
Januari lalu dari Kuching Malaysia menggunakan bus.
“Jadi pasien ini tanggal 23 Januari ke Kuala Lumpur, tanggal
31 Januari pulang ke Pontianak dari Kuching menggunakan bus, lalu sakit dan
berobat ke RS Mitra Medika pada tanggal 1 Februari,” jelasnya.
“Berdasarkan standar, karena corona masuk dalam kedaruratan
kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian dunia, maka setiap gejala-gejala
pada pasien yang mirip dengan pneumonia karena corona, kita perlakukan khusus.
Untuk itu yang tadinya dirawat di RS Mitra Medika, kita pindahkan ke RSUD
Soedarso pada tanggal 2 Februari pukul 07.00 malam. Pasien merupakan seorang ibu,
warga Pontianak,” timpalnya.
Saat ini, lanjut Harisson, kondisi yang bersangkutan
terbilang stabil dan menunjukkan proses penyembuhan. Namun, lantaran pihaknya
khawatir ditambah lagi yang bersangkutan memiliki riwayat perjalanan luar
negeri khususnya negara yang terjangkit corona disertai gejala-gejala yang
memiliki kemiripan dengan corona, maka ditempatkan di ruang isolasi RSUD
Soedarso.
“Sekarang kondisi pasien stabil, menunjukkan proses
penyembuhan. Tapi karena kita khawatir ditambah yang bersangkutan ada riwayat
perjalanan ke luar negeri khususnya di negara yang terjangkit (corona), kemudian ada batuk pilek dan pneumonia
ringan, maka kita tempatkan di ruang isolasi RSUD Soedarso,” tukasnya.
Namun Harisson menegaskan bahwa yang bersangkutan belum
dapat dipastikan positif terpapar virus corona. Dijelaskan Harisson, setiap
warga yang terdapat gejala-gejala seperti batuk, pilek dan pneumonia, maka akan
diperlakukan khusus sesuai standar penanganan virus corona. Terlebih lagi,
ditegaskannya kembali, corona masuk dalam kedaruratan kesehatan masyarakat yang
menjadi perhatian dunia.
“Jadi yang bersangkutan bukan positif corona, tapi standar
penanganan kita memang demikian, yang kira-kira gejalanya mirip, kita periksa
dan isolasi,” tegasnya.
Orang nomor satu di jajaran Dinas Kesehatan Kalbar ini turut
mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan pemeriksaan dan mengambil spesimen
terhadap pasien tersebut dan sudah dikirimkan ke laboratorium Badan Penelitian
dan Pengembangan Kementerian Kesehatan di Jakarta.
“Kami sudah lakukan pemeriksaan, kami ambil spesimen dari
pasien lalu sudah kami kirim ke Jakarta, konfirmasinya kita terima besok
(Selasa 4 Februari) positif atau negatif corona,” ungkapnya.
Kepada awak media, Harisson juga menegaskan bahwa semua warga
yang terdapat gejala serupa akan diperlakukan sama oleh pihaknya dan dimasukkan
dalam kategori orang dalam pengawasan.
“Kalau anda pun batuk, pilek, lalu diperiksa dokter terdapat
pneumonia, tetap kita lakukan sama. Kami masukan kategori orang dalam pengawasan,
karena corona memang sudah masuk dalam kedaruratan kesehatan masyarakat yang
menjadi perhatian dunia,” ungkapnya lagi.
Ia juga mengimbau warga Kalbar agar tidak terpancing dengan
informasi-informasi di media sosial yang cenderung membuat resah dan tidak
dapat dibuktikan kebenarannya.
“Mudah-mudahan pasien segera sembuh. Kita imbau warga Kalbar
tak terpancing dengan informasi di medsos yang tidak bertanggung jawab yang
cenderung membuat masyarakat menjadi resah,” imbaunya.
Sementara keluarga pasien, kata Harisson, masuk kategori orang
dalam pemantauan sesuai penatalaksanaan penanganan virus corona. Dijelaskan dia,
ada beberapa tingkatan penatalaksanaan penanganan virus corona. Pertama, orang
dalam pemantauan, kedua, orang dalam pengawasan, kemudian kasus probable dan
terakhir yaitu kasus konfirmasi.
“Ada tiga tingkatan penatalaksanaan penanganan pneumonia nCoV
(corona). Pertama, orang dalam pemantauan. Pada tingkatan ini pasien memiliki riwayat
demam, batuk, pilek dan pneumonia. Jadi Itu kita pantau. Kedua, orang dalam
pengawasan. Pada tingkatan ini selain memiliki riwayat demam, batuk, pilek,
pneumonia juga memiliki riwayat perjalanan luar negeri yang terjangkit corona,
itu pasien dalam pengawasan. Di atas tingkat ini adalah kasus probable. Di mana
dalam kasusnya, pasien di tingkatan ini memang menunjukan gejala demam, batuk,
pilek, pneumonia, sesak nafas, setelah kita ambil pemeriksaan laboratoriumnya ada
keraguan. Kemudian terakhir kasus konfirmasi, artinya begitu kita ambil sampel
di tenggorokkanya ternyata positif corona. Nah ibu ini masuk kategori orang
dalam pengawasan,” pungkasnya. (Fai)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini