Internasional    

Keluarga Pasien yang Diisolasi di Soedarso Masuk Kategori ‘Orang Dalam Pemantauan’

Oleh : Jauhari Fatria
Selasa, 04 Februari 2020
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

Satu warga Kalbar terindikasi gejala mirip virus corona

KalbarOnline,

Pontianak – Satu warga Kalbar harus dimasukkan ke ruang isolasi RSUD

Soedarso Pontianak lantaran terindikasi gejala virus corona. Pasien berjenis

kelami perempuan yang merupakan warga Kota Pontianak itu mengalami batuk, pilek

dan pneumonia ringan. Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi

Kalbar, Harisson dalam jumpa persnya di Kantor Dinas Kesehatan Kalbar, Senin

(3/2/2020).

“Pada tanggal 2 Februari pukul 07.00 malam kemarin, kami

merawat pasien yang beberapa hari sebelumnya datang dari Kuala Lumpur Malaysia,

dengan gejala-gejala batuk, pilek dan setelah diperiksa oleh dokter yang

bersangkutan terdapat gejala pneumonia ringan,” ujarnya.

Harisson menjelaskan, yang bersangkutan pada tanggal 23

Januari 2020 lalu pergi ke Kuala Lumpur dan pulang ke Pontianak pada tanggal 31

Januari lalu dari Kuching Malaysia menggunakan bus.

“Jadi pasien ini tanggal 23 Januari ke Kuala Lumpur, tanggal

31 Januari pulang ke Pontianak dari Kuching menggunakan bus, lalu sakit dan

berobat ke RS Mitra Medika pada tanggal 1 Februari,” jelasnya.

“Berdasarkan standar, karena corona masuk dalam kedaruratan

kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian dunia, maka setiap gejala-gejala

pada pasien yang mirip dengan pneumonia karena corona, kita perlakukan khusus.

Untuk itu yang tadinya dirawat di RS Mitra Medika, kita pindahkan ke RSUD

Soedarso pada tanggal 2 Februari pukul 07.00 malam. Pasien merupakan seorang ibu,

warga Pontianak,” timpalnya.

Saat ini, lanjut Harisson, kondisi yang bersangkutan

terbilang stabil dan menunjukkan proses penyembuhan. Namun, lantaran pihaknya

khawatir ditambah lagi yang bersangkutan memiliki riwayat perjalanan luar

negeri khususnya negara yang terjangkit corona disertai gejala-gejala yang

memiliki kemiripan dengan corona, maka ditempatkan di ruang isolasi RSUD

Soedarso.

“Sekarang kondisi pasien stabil, menunjukkan proses

penyembuhan. Tapi karena kita khawatir ditambah yang bersangkutan ada riwayat

perjalanan ke luar negeri khususnya di negara yang terjangkit (corona),  kemudian ada batuk pilek dan pneumonia

ringan, maka kita tempatkan di ruang isolasi RSUD Soedarso,” tukasnya.

Namun Harisson menegaskan bahwa yang bersangkutan belum

dapat dipastikan positif terpapar virus corona. Dijelaskan Harisson, setiap

warga yang terdapat gejala-gejala seperti batuk, pilek dan pneumonia, maka akan

diperlakukan khusus sesuai standar penanganan virus corona. Terlebih lagi,

ditegaskannya kembali, corona masuk dalam kedaruratan kesehatan masyarakat yang

menjadi perhatian dunia.

“Jadi yang bersangkutan bukan positif corona, tapi standar

penanganan kita memang demikian, yang kira-kira gejalanya mirip, kita periksa

dan isolasi,” tegasnya.

Orang nomor satu di jajaran Dinas Kesehatan Kalbar ini turut

mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan pemeriksaan dan mengambil spesimen

terhadap pasien tersebut dan sudah dikirimkan ke laboratorium Badan Penelitian

dan Pengembangan Kementerian Kesehatan di Jakarta.

“Kami sudah lakukan pemeriksaan, kami ambil spesimen dari

pasien lalu sudah kami kirim ke Jakarta, konfirmasinya kita terima besok

(Selasa 4 Februari) positif atau negatif corona,” ungkapnya.

Kepada awak media, Harisson juga menegaskan bahwa semua warga

yang terdapat gejala serupa akan diperlakukan sama oleh pihaknya dan dimasukkan

dalam kategori orang dalam pengawasan.

“Kalau anda pun batuk, pilek, lalu diperiksa dokter terdapat

pneumonia, tetap kita lakukan sama. Kami masukan kategori orang dalam pengawasan,

karena corona memang sudah masuk dalam kedaruratan kesehatan masyarakat yang

menjadi perhatian dunia,” ungkapnya lagi.

Ia juga mengimbau warga Kalbar agar tidak terpancing dengan

informasi-informasi di media sosial yang cenderung membuat resah dan tidak

dapat dibuktikan kebenarannya.

“Mudah-mudahan pasien segera sembuh. Kita imbau warga Kalbar

tak terpancing dengan informasi di medsos yang tidak bertanggung jawab yang

cenderung membuat masyarakat menjadi resah,” imbaunya.

Sementara keluarga pasien, kata Harisson, masuk kategori orang

dalam pemantauan sesuai penatalaksanaan penanganan virus corona. Dijelaskan dia,

ada beberapa tingkatan penatalaksanaan penanganan virus corona. Pertama, orang

dalam pemantauan, kedua, orang dalam pengawasan, kemudian kasus probable dan

terakhir yaitu kasus konfirmasi.

“Ada tiga tingkatan penatalaksanaan penanganan pneumonia nCoV

(corona). Pertama, orang dalam pemantauan. Pada tingkatan ini pasien memiliki riwayat

demam, batuk, pilek dan pneumonia. Jadi Itu kita pantau. Kedua, orang dalam

pengawasan. Pada tingkatan ini selain memiliki riwayat demam, batuk, pilek,

pneumonia juga memiliki riwayat perjalanan luar negeri yang terjangkit corona,

itu pasien dalam pengawasan. Di atas tingkat ini adalah kasus probable. Di mana

dalam kasusnya, pasien di tingkatan ini memang menunjukan gejala demam, batuk,

pilek, pneumonia, sesak nafas, setelah kita ambil pemeriksaan laboratoriumnya ada

keraguan. Kemudian terakhir kasus konfirmasi, artinya begitu kita ambil sampel

di tenggorokkanya ternyata positif corona. Nah ibu ini masuk kategori orang

dalam pengawasan,” pungkasnya. (Fai)

Artikel Selanjutnya
Marak Peredaran Narkoba, Ketapang Butuh Pusat Rehabilitasi
Selasa, 04 Februari 2020
Artikel Sebelumnya
Keluarga Pasien yang Diisolasi di Soedarso Masuk Kategori ‘Orang Dalam Pemantauan’
Selasa, 04 Februari 2020

Berita terkait