Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Senin, 17 Februari 2020 |
KalbarOnline,
Pontianak – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalbar, M. Wahyu Yulianto mengaku
optimis seluruh warga Kalbar akan dapat terdata meski waktu pelaksanaan Sensus
Penduduk 2020 terbilang singkat. Hal itu, kata Wahyu, berdasarkan pengalaman
pihaknya pada 6 (enam) sensus sebelumnya. Bahkan, kata Wahyu, pada sensus
sebelumnya masih dilakukan dengan metode konvensional.
“Kita optimis walaupun dengan waktu yang singkat semuanya
bisa terdata. Kalau sekarang sudah ada online, juga lebih mudah, karena ada
basis data dari Dinas Penduduk dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil). Artinya
mempersingkat waktu wawancara, sudah ada list datanya. Jumlah data di Disdukcapil
kurang lebih 5,4 juta jiwa, list datanya sudah ada pada kita. Tinggal nanti
yang belum ada NIK dan KK, kita data sebagai penduduk tambahan,” ujarnya saat
diwawancarai para Rakor Sensus Penduduk 2020 yang digelar BPS Kalbar, Senin
(17/2/2020).
Dirinya menegaskan, dalam rekrutmen petugas pencatatan
kependudukan dalam pelaksanaan Sensus Penduduk 2020 ini, pihaknya akan
menyesuaikan petugas berdasarkan segmentasi wilayah. Pasalnya, kata dia, dalam
sensus interaksi yang dilakukan sampai ke level RT atau level paling bawah.
“Karena interaksinya sampai ke level RT, rekrutmen petugas
akan kita prioritaskan warga di RT setempat. Jadi kita buka rekrutmen petugas
sesuaikan segmentasi wilayah. Jadi misal di wilayah yang padat warga Tionghoa,
petugasnya kita harap dikawal oleh RT setempat, juga sudah kita mitigasi.
Dengan harapan seluruh penduduk Indonesia, apapun etnisnya tercatat datanya,” tuturnya.
Wahyu turut mengungkapkan pelaksanaan Sensus Penduduk 2020 ini
terdapat dua metode. Metode pertama yakni sensus online yang dimulai sejak 15 Februari
hingga 31 Maret 2020 mendatang.
“Jadi masyarakat yang punya akses internet, gadget, silahkan
lakukan secara mandiri kalau memang merasa terganggu jika disensus oleh petugas
BPS. Santai sekali cukup 5 menit, cukup memasukan NIK (Nomor Induk
Kependudukan) dan nomor Kartu Keluarga (KK), tinggal nanti menjawab 22
pertanyaan,” ungkapnya.
“Tapi kalaupun tidak mengisi secara online, akan kita data
secara konvensional (door to door). Itu akan dimulai pada 1 Juli hingga 31 Juli
2020, petugas yang kita rekrut di Kalbar ada sebanyak 7000 - 8000 orang,”
tukasnya.
Pada kesempatan itu, Wahyu mengimbau agar warga Kalbar bersama-sama
mensukseskan Sensus Penduduk 2020. Sebab Indonesia, kata dia, akan menuju Satu Data
Kependudukan. Di mana hal itu juga terkait dengan registrasi statistik hayati
alias inline dengan kebijakan
pemerintah mulai dari kesehatan, pendidikan, bantuan langsung dan kebijakan
lainnya.
“Saya imbau, saya mohon kepada warga Kalbar jangan sampai
tidak tercatat, karena kita akan menuju satu data kependudukan, juga terkait
dengan registrasi statistik hayati, yaitu akan inline dengan kebijakan
pemerintah mulai dari kesehatan, pendidikan, bantuan langsung. Karena sekarang-kan
semuanya berbasis KTP, kalau orang yang tidak ada KTP atau NIK atau tidak
terupdate, mohon maaf jangan sampai ke depannya nanti ada kendala dengan
kebijakan pemerintah, padahal kita sudah memberi ruang agar masyarakat bisa
terdata dengan baik,” imbaunya.
Dirinya juga memastikan, pasca Sensus Penduduk 2020 ini, semua
data penduduk tak akan lagi simpang siur atau data BPS berbeda dengan data yang
lain.
“Ke depannya kita akan satu data, semuanya sudah satu data,
tidak ada lagi data BPS yang berbeda dengan data lain, BPS nanti hasil Sensus
Penduduk 2020 clear, kita serahkan ke
Dukcapil. Kemudian Dukcapil setiap tahunnya nanti akan updating, termasuk masyarakat juga akan melakukan updating kependudukannya,” tandasnya. (Fai)
KalbarOnline,
Pontianak – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalbar, M. Wahyu Yulianto mengaku
optimis seluruh warga Kalbar akan dapat terdata meski waktu pelaksanaan Sensus
Penduduk 2020 terbilang singkat. Hal itu, kata Wahyu, berdasarkan pengalaman
pihaknya pada 6 (enam) sensus sebelumnya. Bahkan, kata Wahyu, pada sensus
sebelumnya masih dilakukan dengan metode konvensional.
“Kita optimis walaupun dengan waktu yang singkat semuanya
bisa terdata. Kalau sekarang sudah ada online, juga lebih mudah, karena ada
basis data dari Dinas Penduduk dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil). Artinya
mempersingkat waktu wawancara, sudah ada list datanya. Jumlah data di Disdukcapil
kurang lebih 5,4 juta jiwa, list datanya sudah ada pada kita. Tinggal nanti
yang belum ada NIK dan KK, kita data sebagai penduduk tambahan,” ujarnya saat
diwawancarai para Rakor Sensus Penduduk 2020 yang digelar BPS Kalbar, Senin
(17/2/2020).
Dirinya menegaskan, dalam rekrutmen petugas pencatatan
kependudukan dalam pelaksanaan Sensus Penduduk 2020 ini, pihaknya akan
menyesuaikan petugas berdasarkan segmentasi wilayah. Pasalnya, kata dia, dalam
sensus interaksi yang dilakukan sampai ke level RT atau level paling bawah.
“Karena interaksinya sampai ke level RT, rekrutmen petugas
akan kita prioritaskan warga di RT setempat. Jadi kita buka rekrutmen petugas
sesuaikan segmentasi wilayah. Jadi misal di wilayah yang padat warga Tionghoa,
petugasnya kita harap dikawal oleh RT setempat, juga sudah kita mitigasi.
Dengan harapan seluruh penduduk Indonesia, apapun etnisnya tercatat datanya,” tuturnya.
Wahyu turut mengungkapkan pelaksanaan Sensus Penduduk 2020 ini
terdapat dua metode. Metode pertama yakni sensus online yang dimulai sejak 15 Februari
hingga 31 Maret 2020 mendatang.
“Jadi masyarakat yang punya akses internet, gadget, silahkan
lakukan secara mandiri kalau memang merasa terganggu jika disensus oleh petugas
BPS. Santai sekali cukup 5 menit, cukup memasukan NIK (Nomor Induk
Kependudukan) dan nomor Kartu Keluarga (KK), tinggal nanti menjawab 22
pertanyaan,” ungkapnya.
“Tapi kalaupun tidak mengisi secara online, akan kita data
secara konvensional (door to door). Itu akan dimulai pada 1 Juli hingga 31 Juli
2020, petugas yang kita rekrut di Kalbar ada sebanyak 7000 - 8000 orang,”
tukasnya.
Pada kesempatan itu, Wahyu mengimbau agar warga Kalbar bersama-sama
mensukseskan Sensus Penduduk 2020. Sebab Indonesia, kata dia, akan menuju Satu Data
Kependudukan. Di mana hal itu juga terkait dengan registrasi statistik hayati
alias inline dengan kebijakan
pemerintah mulai dari kesehatan, pendidikan, bantuan langsung dan kebijakan
lainnya.
“Saya imbau, saya mohon kepada warga Kalbar jangan sampai
tidak tercatat, karena kita akan menuju satu data kependudukan, juga terkait
dengan registrasi statistik hayati, yaitu akan inline dengan kebijakan
pemerintah mulai dari kesehatan, pendidikan, bantuan langsung. Karena sekarang-kan
semuanya berbasis KTP, kalau orang yang tidak ada KTP atau NIK atau tidak
terupdate, mohon maaf jangan sampai ke depannya nanti ada kendala dengan
kebijakan pemerintah, padahal kita sudah memberi ruang agar masyarakat bisa
terdata dengan baik,” imbaunya.
Dirinya juga memastikan, pasca Sensus Penduduk 2020 ini, semua
data penduduk tak akan lagi simpang siur atau data BPS berbeda dengan data yang
lain.
“Ke depannya kita akan satu data, semuanya sudah satu data,
tidak ada lagi data BPS yang berbeda dengan data lain, BPS nanti hasil Sensus
Penduduk 2020 clear, kita serahkan ke
Dukcapil. Kemudian Dukcapil setiap tahunnya nanti akan updating, termasuk masyarakat juga akan melakukan updating kependudukannya,” tandasnya. (Fai)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini