KalbarOnline, Kubu Raya – Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Kubu Raya, Rosalina Muda, meminta seluruh kader PKK untuk proaktif. Ia menyebut kader PKK harus tahu situasi dan kondisi di wilayah masing-masing. Sehingga dapat menginformasikan setiap permasalahan yang ada di lapangan kepada pengambil kebijakan setempat.
“Kenapa ketua PKK adalah istri dari pimpinan di suatu wilayah? Karena diharapkan bisa menyampaikan permasalahan-permasalahan yang ada di wilayah kerjanya masing-masing secara langsung tanpa batas. Tentunya supaya bisa menyampaikan, ketua dan para pengurus PKK harus tahu terlebih dahulu permasalahan yang ada di wilayahnya,“ tutur Rosalina saat menghadiri pelantikan pengurus Tim Penggerak PKK 16 desa di Kecamatan Sungai Raya, di The Q Hall Qubu Resort, Kubu Raya, Rabu (4/3/2020).
PKK 16 desa tersebut yakni PKK Desa Teluk Kapuas, Arang Limbung, Limbung, Kuala Dua, Mekar Sari, Sungai Bulan, Kapur, Madu Sari, Kali Bandung, Muara Baru, Gunung Tamang, Pulau Jambu, Mekar Baru, Parit Baru, Sungai Ambangah, dan Sungai Asam. Turut hadir pada pelantikan tersebut Wakil Bupati Kubu Raya Sujiwo dan Wakil Ketua I TP PKK Atzebi Sujiwo serta Wakil Ketua II TP PKK Dyah Yusran.
Rosalina mengatakan, Tim Penggerak PKK desa punya peran penting di desa masing-masing. Karena merupakan mitra kepala desa dan seluruh aparatur desa dalam proses pembangunan masyarakat desa. Terlebih desa sebagai ujung tombak pembangunan daerah. Karena itu, dirinya meminta pengurus dan kader PKK untuk adaptif dan responsif. Adaptif terhadap fenomena perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, dan responsif terhadap situasi serta kondisi setempat.
“Kita sudah memasuki revolusi 5.0. Zaman serba cepat dan teknologi berkembang pesat termasuk informasi. Jika tidak cepat merespons apa yang terjadi di desa, maka kita akan terlambat sangat jauh. Untuk itu diperlukan gerak yang cepat untuk mengimbangi semuanya. Jangan sampai apa yang terjadi di desa justru lebih dulu diketahui orang di luar desa,” tuturnya mengingatkan.
Rosalina menerangkan, setelah dilantik, para ketua TP PKK desa akan membentuk tim penggerak dan pengurus PKK desa. Setelah pengurus terbentuk, dilanjutkan pembentukan kelompok-kelompok PKK baik PKK dusun, RW, dan RT atau dasawisma.
“Nah, ini tentu dapat memudahkan pelaksanaan program kerja yang ada di PKK. Karena dengan telah dibentuknya kelompok-kelompok PKK ini, maka mereka adalah kepanjangan tangan dari ketua-ketua PKK desa,” jelasnya.
Rosalina menyebut kelompok-kelompok PKK sebagai ujung tombak atau unit-unit terkecil yang ada di masyarakat. Dengan begitu, pelaksanaan sepuluh program pokok PKK dapat terakomodasi dan bisa sampai ke tingkat bawah.
“Setelah kelompok-kelompok PKK yang terkecil ini dibentuk, kemudian mereka bisa mengumpulkan atau mencari data yang ada di wilayahnya masing-masing. Nah, setelah terkumpul masalah-masalah yang ada, dasawisma khususnya tentunya dikelompokkan, dibuatkan perencanaan kegiatan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi di wilayahnya masing-masing,” paparnya.
Lebih jauh ia mengingatkan para kader PKK untuk memahami program-program pemerintah daerah. Sehingga begitu mendapati ada warga yang tidak terjangkau program, kader dapat segera menginformasikan ke desa.
“Misalnya di bidang pendikan ada program inovasi literasi gerakan membacakan, itu pengurus PKK harus paham. Sehingga bisa menyampaikan ke warganya manakala ada anak-anak datang ke rumah warga agar bisa diterima. Juga di bidang kesehatan, ada program layanan kesehatan jemput bola Selasa-Jumat Terpadu. Jika ada warga yang belum terjangkau, harus segera dilaporkan,” terangnya. (*/ian)
Comment