Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Senin, 09 Maret 2020 |
KalbarOnline.com – Menteri Utama negara bagian India, Telangana, Kalvakuntla Chandrashekar Rao atau akrab disapa KCR melancarkan kritikan keras terhadap Amendemen Undang-Undang Kewarganegaraan yang saat ini memicu pro kontra di negara tersebut. Rao mengaku, dia sendiri hingga saat ini sama sekali tidak memiliki akta kelahiran.
Mengutip Hindustan Times, Rao menyarankan agar pemerintah pusat memperkenalkan kartu identitas nasional untuk warga negara bagian daripada menerapkan ketentuan kontroversial. Rao menyuarakan rasa prihatinya terhadap Amandemen UU Kewarnegaraan tersebut.
Pasalnya, penduduk diminta untuk membuat dokumen kelahiran orangtua mereka untuk membuktikan kewarganegaraan mereka. Inilah yang akhirnya memicu protes dari Umat Muslim India karena UU tersebut dianggap diskriminatif.
“Jujur saja, saya tidak punya akta kelahiran saya. Jika saya ditanya siapa saya di negara ini, apa yang harus saya katakan? Bagaimana saya membuktikannya? Saya lahir di desa asal saya, di rumah kami sendiri. Tidak ada rumah sakit saat it. Jadi, saya tidak punya akta kelahiran,” ketus Rao.
Pendaftaran Penduduk Nasional atau National Population Registers (NPR) dan pendaftaran warga negara nasional atau National Register of Citizens (NRC), dijadwalkan akan diperbarui secara bersamaan dengan fase sensus sepuluh tahunan dari 1 April hingga 30 September.
Pusat berpendapat bahwa Daftar Penduduk Nasional tidak ada hubungannya dengan Daftar Warga Nasional dan merupakan bagian dari Sensus. Namun, NPR digambarkan sebagai “langkah pertama menuju pembentukan NRC”. Pada 24 Desember tahun lalu, Kabinet menyetujui dana senilai Rs 3.900 crore untuk memperbarui daftar populasi. NRC diindetikkan dengan latihan nasional yang diusulkan untuk mengidentifikasi migran tidak berdokumen.
KalbarOnline.com – Menteri Utama negara bagian India, Telangana, Kalvakuntla Chandrashekar Rao atau akrab disapa KCR melancarkan kritikan keras terhadap Amendemen Undang-Undang Kewarganegaraan yang saat ini memicu pro kontra di negara tersebut. Rao mengaku, dia sendiri hingga saat ini sama sekali tidak memiliki akta kelahiran.
Mengutip Hindustan Times, Rao menyarankan agar pemerintah pusat memperkenalkan kartu identitas nasional untuk warga negara bagian daripada menerapkan ketentuan kontroversial. Rao menyuarakan rasa prihatinya terhadap Amandemen UU Kewarnegaraan tersebut.
Pasalnya, penduduk diminta untuk membuat dokumen kelahiran orangtua mereka untuk membuktikan kewarganegaraan mereka. Inilah yang akhirnya memicu protes dari Umat Muslim India karena UU tersebut dianggap diskriminatif.
“Jujur saja, saya tidak punya akta kelahiran saya. Jika saya ditanya siapa saya di negara ini, apa yang harus saya katakan? Bagaimana saya membuktikannya? Saya lahir di desa asal saya, di rumah kami sendiri. Tidak ada rumah sakit saat it. Jadi, saya tidak punya akta kelahiran,” ketus Rao.
Pendaftaran Penduduk Nasional atau National Population Registers (NPR) dan pendaftaran warga negara nasional atau National Register of Citizens (NRC), dijadwalkan akan diperbarui secara bersamaan dengan fase sensus sepuluh tahunan dari 1 April hingga 30 September.
Pusat berpendapat bahwa Daftar Penduduk Nasional tidak ada hubungannya dengan Daftar Warga Nasional dan merupakan bagian dari Sensus. Namun, NPR digambarkan sebagai “langkah pertama menuju pembentukan NRC”. Pada 24 Desember tahun lalu, Kabinet menyetujui dana senilai Rs 3.900 crore untuk memperbarui daftar populasi. NRC diindetikkan dengan latihan nasional yang diusulkan untuk mengidentifikasi migran tidak berdokumen.
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini