Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Rabu, 18 Maret 2020 |
Para ahli Kaspersky telah menemukan dua modifikasi malware Android baru yang, jika digabungkan, dapat mencuri cookie yang dikumpulkan oleh peramban dan aplikasi situs jejaring sosial populer. Selanjutnya, malware ini memungkinkan para aktor ancaman untuk mendapatkan kendali atas akun korban secara diam-diam dan mengirimkan berbagai konten yang tidak diinginkan.
Cookie merupakan sejumlah kecil data yang dikumpulkan oleh situs web untuk melacak aktivitas para pengguna online dalam upaya menciptakan pengalaman personalisasi (personalized experience) di masa depan. Meskipun sering dianggap sebagai gangguan yang tidak berbahaya, jika berada di tangan yang salah, maka dapat menimbulkan risiko keamanan.
Mengapa berisiko, karena ketika situs web menyimpan cookie tersebut, para aktor ancaman dapat menggunakan identitas unik yang mengidentifikasi para pengguna di masa depan tanpa memerlukan kata sandi atau login.
Setelah memiliki identitas pengguna, para aktor ancaman dapat mengelabui situs web dengan skenario bahwa mereka sebenarnya adalah korban dan memiliki kendali penuh atas akun selanjutnya. Inilah yang dilakukan oleh para pencuri cookie dengan mengembangkan Trojan menggunakan pengkodean serupa dan mengendalikannya melalui server perintah dan kontrol (C&C) yang sama.
Trojan pertama akan memperoleh akses root pada perangkat korban, sehingga memungkinkan para aktor ancaman untuk menransfer cookie Facebook ke server yang mereka miliki.
Namun, sering kali, hanya dengan memiliki nomor ID saja tidak cukup untuk mengendalikan akun seseorang. Beberapa situs web memiliki langkah-langkah keamanan yang mencegah upaya masuk mencurigakan —misalnya, seorang pengguna yang sebelumnya aktif di Chicago mencoba masuk dari Bali hanya beberapa menit kemudian.
Pada saat itulah Trojan kedua mengambil peran. Aplikasi berbahaya ini dapat menjalankan server proxy pada perangkat korban untuk melewati langkah-langkah keamanan dan memperoleh akses tanpa menimbulkan kecurigaan. Dari sana, para aktor ancaman dapat berperan sebagai korban dan mengambil kendali atas akun jejaring sosial pengguna untuk mendistribusikan konten yang tidak diinginkan.
Sementara tujuan utama para pencuri cookie ini masih belum diketahui, halaman yang ditemukan pada server C&C yang sama dapat memberikan petunjuk: halaman tersebut mengiklankan sebuah layanan untuk mendistribusikan spam di jejaring sosial dan pengirim pesan. Dengan kata lain, mereka kemungkinan mencari akses akun sebagai cara untuk meluncurkan serangan spam dan phising yang luas.
“Dengan mengombinasikan dua serangan, pencuri cookie telah menemukan cara untuk mendapatkan kendali atas akun korban tanpa menimbulkan kecurigaan. Meskipun ini merupakan ancaman yang relatif baru sejauh ini, hanya sekitar 1.000 orang yang ditargetkan angka itu terus bertambah dan kemungkinan besar akan terus berlanjut, terutama karena sulitnya pendeteksian oleh situs web,” ungkap Igor Golovin, analis malware Kaspersky.
The post Bekerja Dari Rumah? Awas Pencuri Cookies Dari Browser Bisa Ambil Data Pribadi appeared first on KalbarOnline.com.
Para ahli Kaspersky telah menemukan dua modifikasi malware Android baru yang, jika digabungkan, dapat mencuri cookie yang dikumpulkan oleh peramban dan aplikasi situs jejaring sosial populer. Selanjutnya, malware ini memungkinkan para aktor ancaman untuk mendapatkan kendali atas akun korban secara diam-diam dan mengirimkan berbagai konten yang tidak diinginkan.
Cookie merupakan sejumlah kecil data yang dikumpulkan oleh situs web untuk melacak aktivitas para pengguna online dalam upaya menciptakan pengalaman personalisasi (personalized experience) di masa depan. Meskipun sering dianggap sebagai gangguan yang tidak berbahaya, jika berada di tangan yang salah, maka dapat menimbulkan risiko keamanan.
Mengapa berisiko, karena ketika situs web menyimpan cookie tersebut, para aktor ancaman dapat menggunakan identitas unik yang mengidentifikasi para pengguna di masa depan tanpa memerlukan kata sandi atau login.
Setelah memiliki identitas pengguna, para aktor ancaman dapat mengelabui situs web dengan skenario bahwa mereka sebenarnya adalah korban dan memiliki kendali penuh atas akun selanjutnya. Inilah yang dilakukan oleh para pencuri cookie dengan mengembangkan Trojan menggunakan pengkodean serupa dan mengendalikannya melalui server perintah dan kontrol (C&C) yang sama.
Trojan pertama akan memperoleh akses root pada perangkat korban, sehingga memungkinkan para aktor ancaman untuk menransfer cookie Facebook ke server yang mereka miliki.
Namun, sering kali, hanya dengan memiliki nomor ID saja tidak cukup untuk mengendalikan akun seseorang. Beberapa situs web memiliki langkah-langkah keamanan yang mencegah upaya masuk mencurigakan —misalnya, seorang pengguna yang sebelumnya aktif di Chicago mencoba masuk dari Bali hanya beberapa menit kemudian.
Pada saat itulah Trojan kedua mengambil peran. Aplikasi berbahaya ini dapat menjalankan server proxy pada perangkat korban untuk melewati langkah-langkah keamanan dan memperoleh akses tanpa menimbulkan kecurigaan. Dari sana, para aktor ancaman dapat berperan sebagai korban dan mengambil kendali atas akun jejaring sosial pengguna untuk mendistribusikan konten yang tidak diinginkan.
Sementara tujuan utama para pencuri cookie ini masih belum diketahui, halaman yang ditemukan pada server C&C yang sama dapat memberikan petunjuk: halaman tersebut mengiklankan sebuah layanan untuk mendistribusikan spam di jejaring sosial dan pengirim pesan. Dengan kata lain, mereka kemungkinan mencari akses akun sebagai cara untuk meluncurkan serangan spam dan phising yang luas.
“Dengan mengombinasikan dua serangan, pencuri cookie telah menemukan cara untuk mendapatkan kendali atas akun korban tanpa menimbulkan kecurigaan. Meskipun ini merupakan ancaman yang relatif baru sejauh ini, hanya sekitar 1.000 orang yang ditargetkan angka itu terus bertambah dan kemungkinan besar akan terus berlanjut, terutama karena sulitnya pendeteksian oleh situs web,” ungkap Igor Golovin, analis malware Kaspersky.
The post Bekerja Dari Rumah? Awas Pencuri Cookies Dari Browser Bisa Ambil Data Pribadi appeared first on KalbarOnline.com.
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini