KalbarOnline.com – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyatakan bahwa mahasiswa jurusan kedokteran tingkat akhir yang menjadi relawan penanganan virus corona (Covid-19) belum boleh menyentuh pasien secara langsung.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud Nizam mengatakan relawan mahasiswa cukup membantu hal lain. “Relawan mahasiswa bisa membantu edukasi, call center, triase (klasifikasi pasien) dan sebagainya. Kalau relawan mahasiswa tentu belum boleh memegang pasien,” ujarnya, Jumat (20/3/2020).
Ia mengatakan mahasiswa yang ingin menjadi relawan corona juga bakal dibekali pelatihan, alat pelindung diri standar, asuransi, sertifikat relawan sampai dengan uang transportasi.
Di tempat yang sama, Pelaksana Tugas Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah III Jakarta Samsuri mengatakan bahwa menjadi relawan corona sepenuhnya bersifat sukarela. Mahasiswa kedokteran, terutama tingkat akhir, tidak wajib menjadi relawan.
“Tambahan, kalau ada mahasiswa fakultas kedokteran jadi relawan covid-19. Perguruan tinggi bisa konversi SKS untuk mata kuliah,” ujarnya.
Konversi nilai yang dimaksud hanya berlaku untuk mata kuliah. Tidak berlaku untuk menggantikan tugas akhir maupun skripsi.
Terpisah, Dekan FKUI Ari Fahrial Syam mengatakan sudah menerima setidaknya 150 relawan yang mendaftarkan diri dan siap menjadi relawan corona. Jumlah tersebut terdiri dari alumni maupun mahasiswa tingkat akhir. Mereka nantinya akan ditugaskan langsung di rumah sakit.
“Jadi kalau pun ada, relawan ini kita siapkan untuk membantu pemerintah khususnya di rumah sakit. Pada kondisi tertentu sesuai permintaan Dikti kita sudah menyiapkan relawan supaya bergabung membantu pasien-pasien yang ringan,” ucapnya melalui akun youtube Medicine UI.
Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo mengatakan pemerintah ingin merekrut relawan untuk membantu menangani virus corona. Mahasiswa kedokteran tingkat akhir bisa menjadi relawan meski tak wajib.
“Presiden meminta meningkatkan kemampuan atau mobilisasi para dokter yang mungkin bisa dihimpun menjadi relawan termasuk juga tenaga medis, petugas ambulans, dan mahasiswa kedokteran semester akhir,” ujarnya melalui konferensi pers daring BNPB, Kamis (19/3).
Sejauh ini telah ada 369 pasien yang positif terinfeksi virus corona di Indonesia. Sebanyak 32 orang meninggal dunia dan 17 orang dinyatakan sembuh.
Sementara itu, Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta menyatakan satu dosennya, berinisial ID, positif terjangkit virus corona (Covid-19). Setiap orang di lingkungan kampus yang pernah berkontak dengan dosen tersebut diminta memeriksakan diri ke rumah sakit.
“Kami juga berpesan agar kolega dan kerabat yang dalam waktu tiga minggu yang lalu bertemu, dan melakukan kontak dekat dengan beliau agar dapat melakukan screening di fasilitas kesehatan terdekat yang memberikan layanan diagnosis dan perawatan Covid-19,” ujar Wakil Rektor UGM Bidang Kerja Sama dan Alumni, Paripurna.
Paripurna menjelaskan ID dirawat di Rumah Sakit Umum Paru Dr. Sardjito, Yogyakarta sejak 15 Maret. Kemudian pihak rumah sakit melakukan pemeriksaan dan mengisolasi ID.[ab]
Comment