KalbarOnline.com, JAKARTA — Para peneliti dari Pemodelan penyakit menular dari Pusat Pemodelan Matematika Penyakit Menular (CMMID) di London, memperkirakan bahwa mungkin terdapat 70.000 atau lebih kasus virus corona tidak terdeteksi di Indonesia.
Selain itu, CMMID juga menilai semenjak Indonesia mengkonfirmasi kasus pertama pada 2 Maret, sebelumnya virus itu sudah menyebar dengan cepat di seluruh kepulauan di Indonesia.
Terlebih, Indonesia pada akhir pekan lalu hanya melakukan 1.727 tes. Jumlah tersebut hanya mewakili satu tes untuk setiap 156.000 orang.
“Itu setara dengan sekitar 160 tes total untuk keseluruhan populasi di Australia,” kata CMMID, dilansir dari ABC News, dikutip Jumat (27/3).
Kurangnya pengujian yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia, menandakan virus Covid-19 kemungkinan telah menyebar selama berbulan-bulan. Bahkan ketika Pemerintah Indonesia terus menolak mengakui bahwa virus itu masuk ke Indonesia ketika negara-negara tetangganya sedang berperang terhadap Covid-19.
Pemodelan CMMID menunjukkan kemungkinan ada 70.000 kasus yang tidak terdeteksi di Indonesia, dan berpotensi sebanyak 250.000, tergantung pada dua variabel kunci, yaitu tingkat kematian dan tingkat penularan. Dua hal ini yang mengukur berapa banyak orang yang kemungkinan akan terinfeksi oleh satu orang.
Studi terbaru menunjukkan tingkat transmisi berada di antara dua dan tiga orang. Sedangkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menempatkan angka kematian di atas 3 persen, meskipun banyak ahli epidemiologi dan ahli virus percaya bahwa itu bisa di bawah 1 persen.
Sebagai contoh, dengan angka kematian 1 persen (satu kematian per 100 kasus) dan tingkat penularan dua (di mana satu orang menginfeksi dua orang lainnya), jumlah kasus yang tidak terdeteksi di Indonesia pada hari Senin adalah 70.848. Satu kematian akan menunjukkan 1.476 kasus di masyarakat.
Tingkat penularan tiga akan diterjemahkan menjadi 251.424 kasus, di mana satu kematian akan menunjukkan ada 5.238 kasus di masyarakat. Nilai sebenarnya kemungkinan berada di antara keduanya.
Profesor CMMID, Stefan Flasche, mengatakan bahwa pada tahap awal jumlah kasus virus corona baru dua kali lipat setiap tujuh hari. “Orang akan berharap bahwa kira-kira enam kematian yang dilaporkan per hari yang anda lihat saat ini (di Indonesia) akan meningkat menjadi 12 kematian per hari minggu depan, dan 24 kematian per hari setelahnya,” katanya.
“(Itu) kecuali ada upaya besar yang bertujuan untuk menghentikan penyebaran melalui misalnya, jarak sosial,” tambahnya. (EP/jpg)
Comment