Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Rabu, 20 Februari 2019 |
KalbarOnline,
Pontianak – Sepanjang tahun 2018, Badan Penelitian dan Pengembangan
(Balitbang) Provinsi Kalimantan Barat telah menghasilkan sebanyak 8 buah penelitian.
Delapan hasil penelitian yang pada prosesnya melibatkan para pakar dan
akademisi ini dilakukan sepanjang bulan Januari hingga Desember 2018.
Penelitian yang dihasilkan tersebut meliputi berbagai aspek,
mulai dari aspek budaya, sosial, ekonomi hingga lingkungan. Aspek pertanian,
perkebunan, kelautan dan berbagai aspek lainnya tak luput dari penelitian yang
dilakukan Balitbang Kalbar.
Hal ini diungkapkan Kepala Balitbang Provinsi Kalimantan
Barat, Agatho Adan saat ditemui di Kantor Balitbang Kalbar, Selasa (19/2/2019).
Mantan Camat Nanga Mahap, Kabupaten Sekadau ini berharap hasil
penilitian ini dapat dimanfaatkan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui
masing-masing satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang ada sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Kalbar.
“Hasil penelitian itu mudah-mudahan bisa dimanfaatkan oleh
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui SKPD masing-masing guna
meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Dirinya mengakui bahwa penelitian-penelitian yang dihasilkan
oleh Balitbang sejauh ini belum banyak diserap oleh Pemprov Kalbar. Dengan kata
lain, penelitian yang dihasilkan oleh satu-satunya OPD yang memiliki fungsi di
bidang penelitian dan pengembangan di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan
Barat ini belum dimanfaatkan secara maksimal oleh Pemprov Kalbar.
“Belum terserap dan belum digunakan semaksimal mungkin
karena gaungnya belum ada. Karena sekarang, kita membangun supaya gaungnya sesuai
harapan Gubernur. Ke depan kita akan perkuat penelitian itu supaya bisa
terserap oleh Pemprov Kalbar,” imbuhnya.
Dirinya turut menjelaskan bahwa penelitian yang dilakukan
oleh Balitbang ini mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Kalbar 2013-2018.
“Penelitian-penilitian yang sudah dilakukan oleh Balitbang
Provinsi Kalimantan Barat ini tidak dilakukan sesuka hati, tetapi penelitian
ini dilakukan untuk menunjang kebijakan. Oleh karena itu, kebijakan yang kita
acu selama ini hingga tahun 2018 itu adalah RPJMD 2013-2018 Provinsi Kalimantan
Barat,” tukasnya.
Agatho turut mengungkapkan bahwa rencana penelitian yang
akan dilakukan pihaknya pada tahun 2019 ini yaitu meneliti penyakit rabies. Kemudian
beberapa sektor di kawasan perbatasan seperti pertanian dan kemiskinan juga akan
dilakukan penelitian oleh pihaknya untuk mempercepat kemajuan daerah
perbatasan.
“Kedepannya kita akan meneliti penyakit rabies, pertanian di
wilayah perbatasan, kemiskinan di wilayah perbatasan yang berkaitan kemajuan
wilayah perbatasan,” ungkapnya.
Adapun delapan penelitian yang dihasilkan oleh Balitbang
Provinsi Kalimantan Barat sebagai berikut.
1. Model dan Strategi Pengembangan Produk Ternak dalam
Rangka Mendukung Program Swasembada Produk Ternak di Kalimantan Barat oleh
Achmad Nasar Setia Budi, Ahmad Tohardi dan Arifin.
2. Dukungan Kebijakan Pemerintah Daerah dan Partisipasi
Masyarakat Dalam Pengelolaan Ekosistem Mangrove oleh Reny Rianti, Ida
Rochmawati, dan Emi Roslinda.
3. Identifikasi Kelompok-Kelompok Suku Dayak di Kalimantan
Barat oleh Edy Agustinus, Albertus, dan Donatinaus.
4. Dampak Sosial Pembangunan Pelabuhan Kijing di Kabupaten
Mempawah oleh Junaidi, Ngusmanto, dan Bima Sujendra.
5. Strategi Pengembangan Kebun Raya Sambas oleh Dwi
Septiyarini, Pramushinta Arum Pynanjung dan Giska Hediyanti.
6. Model Pemanfaatan Tanaman Obat Tradisional Melalui
Kearifan Lokal di Kalimantan Barat oleh Resky, Fathul Yusro dan Indah
Budiastutik.
7. Peluang UMKM/IKM dalam Memproduksi Produk Hilir Karet di
Kalimantan Barat oleh Rudy Setyo Utomo, Tri Wahyudi, Marcelina dan Iwan Yusiardi.
8. Rendemem Bawang Merah pada Tanah-Tanah di Kalbar oleh
Rudy Setyo Utomo, Dina Omayani dan Achmad Nashar Setyabudi. (Fai)
KalbarOnline,
Pontianak – Sepanjang tahun 2018, Badan Penelitian dan Pengembangan
(Balitbang) Provinsi Kalimantan Barat telah menghasilkan sebanyak 8 buah penelitian.
Delapan hasil penelitian yang pada prosesnya melibatkan para pakar dan
akademisi ini dilakukan sepanjang bulan Januari hingga Desember 2018.
Penelitian yang dihasilkan tersebut meliputi berbagai aspek,
mulai dari aspek budaya, sosial, ekonomi hingga lingkungan. Aspek pertanian,
perkebunan, kelautan dan berbagai aspek lainnya tak luput dari penelitian yang
dilakukan Balitbang Kalbar.
Hal ini diungkapkan Kepala Balitbang Provinsi Kalimantan
Barat, Agatho Adan saat ditemui di Kantor Balitbang Kalbar, Selasa (19/2/2019).
Mantan Camat Nanga Mahap, Kabupaten Sekadau ini berharap hasil
penilitian ini dapat dimanfaatkan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui
masing-masing satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang ada sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Kalbar.
“Hasil penelitian itu mudah-mudahan bisa dimanfaatkan oleh
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui SKPD masing-masing guna
meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Dirinya mengakui bahwa penelitian-penelitian yang dihasilkan
oleh Balitbang sejauh ini belum banyak diserap oleh Pemprov Kalbar. Dengan kata
lain, penelitian yang dihasilkan oleh satu-satunya OPD yang memiliki fungsi di
bidang penelitian dan pengembangan di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan
Barat ini belum dimanfaatkan secara maksimal oleh Pemprov Kalbar.
“Belum terserap dan belum digunakan semaksimal mungkin
karena gaungnya belum ada. Karena sekarang, kita membangun supaya gaungnya sesuai
harapan Gubernur. Ke depan kita akan perkuat penelitian itu supaya bisa
terserap oleh Pemprov Kalbar,” imbuhnya.
Dirinya turut menjelaskan bahwa penelitian yang dilakukan
oleh Balitbang ini mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Kalbar 2013-2018.
“Penelitian-penilitian yang sudah dilakukan oleh Balitbang
Provinsi Kalimantan Barat ini tidak dilakukan sesuka hati, tetapi penelitian
ini dilakukan untuk menunjang kebijakan. Oleh karena itu, kebijakan yang kita
acu selama ini hingga tahun 2018 itu adalah RPJMD 2013-2018 Provinsi Kalimantan
Barat,” tukasnya.
Agatho turut mengungkapkan bahwa rencana penelitian yang
akan dilakukan pihaknya pada tahun 2019 ini yaitu meneliti penyakit rabies. Kemudian
beberapa sektor di kawasan perbatasan seperti pertanian dan kemiskinan juga akan
dilakukan penelitian oleh pihaknya untuk mempercepat kemajuan daerah
perbatasan.
“Kedepannya kita akan meneliti penyakit rabies, pertanian di
wilayah perbatasan, kemiskinan di wilayah perbatasan yang berkaitan kemajuan
wilayah perbatasan,” ungkapnya.
Adapun delapan penelitian yang dihasilkan oleh Balitbang
Provinsi Kalimantan Barat sebagai berikut.
1. Model dan Strategi Pengembangan Produk Ternak dalam
Rangka Mendukung Program Swasembada Produk Ternak di Kalimantan Barat oleh
Achmad Nasar Setia Budi, Ahmad Tohardi dan Arifin.
2. Dukungan Kebijakan Pemerintah Daerah dan Partisipasi
Masyarakat Dalam Pengelolaan Ekosistem Mangrove oleh Reny Rianti, Ida
Rochmawati, dan Emi Roslinda.
3. Identifikasi Kelompok-Kelompok Suku Dayak di Kalimantan
Barat oleh Edy Agustinus, Albertus, dan Donatinaus.
4. Dampak Sosial Pembangunan Pelabuhan Kijing di Kabupaten
Mempawah oleh Junaidi, Ngusmanto, dan Bima Sujendra.
5. Strategi Pengembangan Kebun Raya Sambas oleh Dwi
Septiyarini, Pramushinta Arum Pynanjung dan Giska Hediyanti.
6. Model Pemanfaatan Tanaman Obat Tradisional Melalui
Kearifan Lokal di Kalimantan Barat oleh Resky, Fathul Yusro dan Indah
Budiastutik.
7. Peluang UMKM/IKM dalam Memproduksi Produk Hilir Karet di
Kalimantan Barat oleh Rudy Setyo Utomo, Tri Wahyudi, Marcelina dan Iwan Yusiardi.
8. Rendemem Bawang Merah pada Tanah-Tanah di Kalbar oleh
Rudy Setyo Utomo, Dina Omayani dan Achmad Nashar Setyabudi. (Fai)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini