Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : adminkalbaronline |
| Rabu, 30 Juli 2025 |
KALBARONLINE.com – Sebuah penelitian dari Universitas Toronto mengungkap bahwa status ekonomi seseorang ternyata tidak hanya dapat dilihat dari saldo rekening atau gaya hidupnya, melainkan juga dari wajahnya.
Studi ini melibatkan 160 foto hitam putih yang terdiri dari 80 pria dan 80 wanita, semuanya dengan ekspresi wajah netral dan tanpa aksesori apa pun.
Dilansir dari CNBC Indonesia, disebutkan kalau separuh dari subjek tersebut berasal dari kalangan kaya, sementara sisanya dari kelas pekerja. Foto-foto tersebut kemudian diperlihatkan kepada para partisipan dan diminta untuk menebak status sosial ekonomi masing-masing subjek.
Hasilnya mengejutkan, sebanyak 68% jawaban peserta terbukti benar. Uniknya, para peserta tidak menyadari bagaimana mereka bisa menebaknya secara akurat.
“Ketika ditanya bagaimana caranya, mereka tidak tahu. Mereka tidak menyadari bagaimana bisa menebaknya dengan benar,” ujar peneliti R-Thora Bjornsdottir, Sabtu (26/07/2025).
Peneliti lalu melakukan analisis lebih lanjut dengan memperbesar fitur wajah tertentu. Hasilnya, akurasi tebakan tinggi bahkan hanya dengan melihat bagian mata dan mulut.
[caption id="attachment_216829" align="alignnone" width="502"]
Perbedaan wajah orang kaya dan miskin. (Foto: University of Stirling)[/caption]
Menurut penelitian yang diterbitkan di Journal of Personality and Social Psychology, wajah orang kaya cenderung memperlihatkan ekspresi bahagia dan bebas dari kecemasan, sedangkan orang miskin cenderung menunjukkan wajah yang lebih tertekan.
“Hubungan antara kekayaan dan kelas sosial memang telah banyak dibahas dalam penelitian sebelumnya. Namun, studi ini menemukan bahwa perbedaan kekayaan seseorang bisa tercermin pada wajahnya,” tambah Bjornsdottir.
Peneliti juga menyimpulkan, bahwa orang yang lebih sejahtera umumnya memiliki kehidupan yang lebih tenang, tidak terlalu tertekan dalam memenuhi kebutuhan, sehingga ekspresi wajahnya pun mencerminkan kebahagiaan.
Namun, Nicholas O. Rule, rekan peneliti dalam studi ini mengingatkan potensi konsekuensi negatif dari kebiasaan menilai status sosial seseorang hanya dari wajah.
“Persepsi berbasis wajah tentang kelas sosial mungkin memiliki dampak penting. Kita tahu bahwa ada yang disebut sebagai siklus kemiskinan, dan (kebiasaan) ini berpotensi menjadi salah satu kontributornya,” ungkap Rule.
Penelitian ini membuka diskusi baru tentang bagaimana stereotip visual terhadap status sosial bisa mempengaruhi perlakuan orang lain, dan bahkan memperkuat ketimpangan sosial yang sudah ada. (**)
KALBARONLINE.com – Sebuah penelitian dari Universitas Toronto mengungkap bahwa status ekonomi seseorang ternyata tidak hanya dapat dilihat dari saldo rekening atau gaya hidupnya, melainkan juga dari wajahnya.
Studi ini melibatkan 160 foto hitam putih yang terdiri dari 80 pria dan 80 wanita, semuanya dengan ekspresi wajah netral dan tanpa aksesori apa pun.
Dilansir dari CNBC Indonesia, disebutkan kalau separuh dari subjek tersebut berasal dari kalangan kaya, sementara sisanya dari kelas pekerja. Foto-foto tersebut kemudian diperlihatkan kepada para partisipan dan diminta untuk menebak status sosial ekonomi masing-masing subjek.
Hasilnya mengejutkan, sebanyak 68% jawaban peserta terbukti benar. Uniknya, para peserta tidak menyadari bagaimana mereka bisa menebaknya secara akurat.
“Ketika ditanya bagaimana caranya, mereka tidak tahu. Mereka tidak menyadari bagaimana bisa menebaknya dengan benar,” ujar peneliti R-Thora Bjornsdottir, Sabtu (26/07/2025).
Peneliti lalu melakukan analisis lebih lanjut dengan memperbesar fitur wajah tertentu. Hasilnya, akurasi tebakan tinggi bahkan hanya dengan melihat bagian mata dan mulut.
[caption id="attachment_216829" align="alignnone" width="502"]
Perbedaan wajah orang kaya dan miskin. (Foto: University of Stirling)[/caption]
Menurut penelitian yang diterbitkan di Journal of Personality and Social Psychology, wajah orang kaya cenderung memperlihatkan ekspresi bahagia dan bebas dari kecemasan, sedangkan orang miskin cenderung menunjukkan wajah yang lebih tertekan.
“Hubungan antara kekayaan dan kelas sosial memang telah banyak dibahas dalam penelitian sebelumnya. Namun, studi ini menemukan bahwa perbedaan kekayaan seseorang bisa tercermin pada wajahnya,” tambah Bjornsdottir.
Peneliti juga menyimpulkan, bahwa orang yang lebih sejahtera umumnya memiliki kehidupan yang lebih tenang, tidak terlalu tertekan dalam memenuhi kebutuhan, sehingga ekspresi wajahnya pun mencerminkan kebahagiaan.
Namun, Nicholas O. Rule, rekan peneliti dalam studi ini mengingatkan potensi konsekuensi negatif dari kebiasaan menilai status sosial seseorang hanya dari wajah.
“Persepsi berbasis wajah tentang kelas sosial mungkin memiliki dampak penting. Kita tahu bahwa ada yang disebut sebagai siklus kemiskinan, dan (kebiasaan) ini berpotensi menjadi salah satu kontributornya,” ungkap Rule.
Penelitian ini membuka diskusi baru tentang bagaimana stereotip visual terhadap status sosial bisa mempengaruhi perlakuan orang lain, dan bahkan memperkuat ketimpangan sosial yang sudah ada. (**)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini