Selain bisa berdiri dan berjalan, milestone si Kecil yang juga dinantikan adalah tumbuh gigi. Selain untuk memperindah senyumnya, gigi susu juga penting untuk berbagai aspek, lho. Lalu, apa wajar jika hingga usia 1 tahun gigi si Kecil belum juga tumbuh? Simak informasinya berikut ini, yuk!
Gigi Susu Tidak Sepenting Gigi Dewasa?
Anggapan itu sudah jelas salah besar ya, Mums. Faktanya, gigi susu sangat penting untuk perkembangan fisik, emosi, serta sosial anak. Wah, seserius itu ya ternyata. Namun, kenapa ya gigi susu bisa sepenting itu? Beberapa alasannya adalah:
1. Mengatur posisi gigi
Sebelum gigi dewasa tumbuh, gigi susu seperti “menjaga tempat” agar nantinya pertumbuhan gigi dewasa berada di tempat yang benar. Jika gigi susu tanggal sebelum waktunya, akan merusak tatanan gigi di sekitarnya akibat kurangnya ruang untuk dimasuki gigi permanen ataupun terhalang untuk tumbuh.
2. Menentukan kesehatan gigi permanen
Sering kali orang tua beranggapan bahwa jika gigi susu si Kecil rusak, masalah akan teratasi dengan dicabut. Padahal, tidak sesimpel itu, lho. Gigi bayi jauh lebih kecil dengan email (lapisan terluar) yang tipis.
Inilah yang menyebabkan gigi berlubang dapat menyebar dengan sangat cepat. Nah, jika gigi berlubang dibiarkan dan tidak diobati, gigi susu dapat mengalami infeksi dan abses. Akibatnya, ini dapat menghambat perkembangan gigi, lalu menyebabkan kerusakan pada gigi permanen di bawahnya.
3. Menunjang kesehatan dan nutrisi si Kecil
Fungsi utama gigi untuk mengunyah makanan padat dengan baik, bisa terganggu jika gigi si Kecil sudah rusak sejak dini. Selain itu, berisiko terbentuknya infeksi dan berkembang menjadi abses gusi (terbentuknya kantong atau benjolan berisi nanah pada gusi).
Bukan hal sepele, abses gusi bisa menyebabkan komplikasi serius, yang dapat menyebar ke area tubuh lain, bahkan hingga ke organ otak. Jadi, perlu mendapatkan penanganan yang tepat.
4. Gangguan bicara
Organ mulut merupakan elemen utama agar si Kecil bisa berbicara dengan baik dan jelas. Kerja sama antara bibir, lidah, hingga gigi ikut membentuk suara. Dengan adanya gigi susu dan didukung dengan posisi yang tepat, maka terbentuk pengucapan yang benar selama berbicara. Struktur gigi juga menunjang otot-otot wajah untuk berkembang dan memberi bentuk pada wajah si Kecil.
5. Berkontribusi pada kualitas konsentrasi dan harga diri (self-esteem)
Nyeri di bagian apa pun, sudah pasti akan membuat tidak nyaman, termasuk sakit gigi. Jika gigi susu si Kecil sudah rusak dan berlubang di usia 3 tahun, tak heran ini bisa memengaruhi kualitas belajar anak.
Ditambah lagi, gigi yang tidak dirawat dan kotor akan menyebabkan pembusukan gigi hingga menimbulkan efek samping, seperti bau mulut, gigi hitam, dan lain-lain. Tentunya hal ini akan berpengaruh terhadap kepercayaan diri si Kecil ketika ia memasuki lingkungan sosial selain lingkungan keluarga inti.
Semua manfaat gigi susu yang sudah dipaparkan tentunya akan bisa didapatkan jika si Kecil dibiasakan merawat gigi dan mulutnya dengan baik. Dengan dimulai sejak dini, akan membantu menjaga kesehatan gigi permanennya seumur hidup.
Baca juga: Anak Beranjak Dewasa, Orang Tua Rentan Alami Empty Nest Syndrome
Kenapa Gigi Bayi Bisa Terlambat Tumbuh?
Umumnya, pertumbuhan gigi bayi sudah dimulai di usia 6 bulan dan paling lambat di usia 15-18 bulan. Walau begitu, jika si Kecil merayakan ulang tahun pertamanya dan belum terjadi pertumbuhan gigi, tak ada salahnya untuk berinisiatif memeriksakan kesehatan gigi dan gusinya ke dokter. Ada beberapa faktor penyebab di balik terlambatnya pertumbuhan gigi si Kecil. Dari skala ringan hingga berat, berikut beberapa di antaranya:
1. Genetik
Jika salah satu dari orang tua memiliki riwayat keterlambatan pertumbuhan gigi, maka memang harus bersiap hal tersebut bisa terjadi juga pada si Kecil. Faktor ini juga patut Mums dan Dads telusuri jika anak 18 bulan belum terlihat gigi susu yang tumbuh.
2. Fibrosis
Kondisi gusi terlalu tebal, sehingga menyulitkan erupsi (tumbuhnya gigi).
3. Kekurangan nutrisi
Sudah pasti, nutrisi yang tidak memadai dapat menghambat pertumbuhan tulang dan jaringan. Maka, pastikan si Kecil mendapatkan gizi yang cukup dan seimbang, terutama ketika sudah memasuki usia makan makanan padat.
4. Hormon
Kurangnya produksi hormon oleh kelenjar tiroid dan hipofisis dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan si Kecil secara keseluruhan. Salah satu efeknya adalah pertumbuhan gigi yang tertunda.
5. Penyakit dan obat-obatan
Beberapa penyakit yang memengaruhi sistem kekebalan tubuh, seperti anemia, kanker, dan HIV. Sementara, obat-obatan tertentu seperti kemo dan fenitoin juga terkait dengan keterlambatan tumbuh gigi pada bayi.
6. Cedera
Cedera yang tidak disengaja pada tulang rahang dapat merusak kuncup gigi di dalam gusi, sehingga menyebabkan gigi tertunda atau tidak tumbuh.
7. Impaksi gigi
Kondisi ini terjadi ketika gigi tersangkut di gusi karena kurangnya ruang, adanya kista, atau berposisi miring, sehingga menyebabkan keterlambatan erupsi.
Baca juga: Tanda Bayi Tumbuh Gigi
Gawatnya, keterlambatan erupsi gigi permanen dapat menyebabkan beberapa komplikasi serius, seperti:
1. Kelainan bentuk tulang rahang dan wajah yang asimetris
Secara bertahap, keterlambatan erupsi gigi dapat menyebabkan tulang rahang menyusut dan membuat bentuk wajah asimetris.
2. Gigi permanen bengkok
Karena gigi susu merupakan “penghuni pertama” pada gusi, maka jika pertumbuhannya terlambat, juga dapat menghambat pertumbuhan gigi permanen, bahkan menyebabkan gigi permanen bengkok.
3. Tidak mampu mengunyah makanan
Fungsi utama gigi adalah sebagai pengunyah makanan. Ini tentu tidak bisa dijalankan jika gigi susu tumbuh terlambat.
4. Hyperdontia
Dikenal sebagai gigi supernumerary, yaitu si Kecil memiliki gigi berlebih dari jumlah yang diperlukan. Si Kecil bisa memiliki dua pasang gigi, baik susu dan permanen yang muncul sejajar.
5. Pembentukan kista
Karena jaringan sudah telanjur rusak, maka gigi permanen dapat terdampak yang menyebabkan terbentuknya kista.
6. Berisiko besar mengalami karies
Pertumbuhan gigi yang tertunda juga memiliki kemungkinan mengalami karies gigi lebih besar di masa pertumbuhannya. Untuk menghindari komplikasi ini, perawatan intensif dan rutin oleh dokter gigi sangat diperlukan. (AS)
Baca juga: Pilihan Obat Pereda Sakit yang Aman untuk Ibu Menyusui
Referensi
First Cry. Late Teething.
NCBI. Oral Health and Disease.
Comment