Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Minggu, 09 Agustus 2020 |
KalbarOnline.com – Suasana kota Beirut, Lebanon, yang dilanda duka akibat ledakan dahsyat, berubah menjadi protes kemarahan warga. Warga meminta pertanggung jawaban pemerintah terkait ledakan kimia besar-besaran tersebut.
Dilansir dari New York Post, Minggu (9/8), demonstran membakar dan menduduki gedung-gedung pemerintah. Kekerasan itu menyebabkan satu petugas polisi tewas dan puluhan berlumuran darah.
Ledakan hari Selasa, (6/8) di dekat pelabuhan, memicu kemarahan publik karena kehilangan keluarga dan tempat tinggalnya. Demonstran menuding pemerintah lalai atas ledakan tersebut, yang meratakan pusat ibu kota. Spanduk bertuliskan ‘pengunduran diri atau gantung’ pun bertebaran.
Sebelumnya, para demonstran juga mendirikan markas besar mereka di gedung kementerian luar negeri. Yang lainnya bergegas ke kementerian ekonomi, energi, dan lingkungan. Beberapa menunjukkan dokumen yang menunjukkan bukti korupsi yang dilakukan pemerintah.
Untuk mencoba menenangkan warga, Perdana Menteri Hassan Diab berbicara di televisi pada. Dia berjanji untuk mengadakan pemilihan lebih awal agar para pemimpin dapat mengerjakan reformasi struktural. Namun, kata-katanya tidak menenangkan warga. Tarek, seorang mahasiswa berusia 23 tahun menolak keputusan itu.
“Korupsi para pemimpin saat ini harus diakhiri,” tujasnya
Kedutaan Besar AS di Beirut berkicau bahwa rakyat Lebanon telah terlalu menderita dan berhak memiliki pemimpin transparan dan penuh akuntabilitas. Begitu juga tokoh bernama Ahmed Aboul Gheit dari Liga Arab mengatakan bahwa dia akan mengumpulkan upaya dalam penyelidikan ledakan tersebut.
Sampai detik ini, di lokasi ledakan, para pekerja terus mencari puluhan orang hilang. Ledakan itu menewaskan ribuan orang dan menyebabkan 300 ribu orang kehilangan tempat tinggal.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Suasana kota Beirut, Lebanon, yang dilanda duka akibat ledakan dahsyat, berubah menjadi protes kemarahan warga. Warga meminta pertanggung jawaban pemerintah terkait ledakan kimia besar-besaran tersebut.
Dilansir dari New York Post, Minggu (9/8), demonstran membakar dan menduduki gedung-gedung pemerintah. Kekerasan itu menyebabkan satu petugas polisi tewas dan puluhan berlumuran darah.
Ledakan hari Selasa, (6/8) di dekat pelabuhan, memicu kemarahan publik karena kehilangan keluarga dan tempat tinggalnya. Demonstran menuding pemerintah lalai atas ledakan tersebut, yang meratakan pusat ibu kota. Spanduk bertuliskan ‘pengunduran diri atau gantung’ pun bertebaran.
Sebelumnya, para demonstran juga mendirikan markas besar mereka di gedung kementerian luar negeri. Yang lainnya bergegas ke kementerian ekonomi, energi, dan lingkungan. Beberapa menunjukkan dokumen yang menunjukkan bukti korupsi yang dilakukan pemerintah.
Untuk mencoba menenangkan warga, Perdana Menteri Hassan Diab berbicara di televisi pada. Dia berjanji untuk mengadakan pemilihan lebih awal agar para pemimpin dapat mengerjakan reformasi struktural. Namun, kata-katanya tidak menenangkan warga. Tarek, seorang mahasiswa berusia 23 tahun menolak keputusan itu.
“Korupsi para pemimpin saat ini harus diakhiri,” tujasnya
Kedutaan Besar AS di Beirut berkicau bahwa rakyat Lebanon telah terlalu menderita dan berhak memiliki pemimpin transparan dan penuh akuntabilitas. Begitu juga tokoh bernama Ahmed Aboul Gheit dari Liga Arab mengatakan bahwa dia akan mengumpulkan upaya dalam penyelidikan ledakan tersebut.
Sampai detik ini, di lokasi ledakan, para pekerja terus mencari puluhan orang hilang. Ledakan itu menewaskan ribuan orang dan menyebabkan 300 ribu orang kehilangan tempat tinggal.
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini