KalbarOnline.com – Brasil mengekor Amerika Serikat (AS) dalam pandemi Covid-19. Negeri Samba itu melaporkan total korban jiwa karena virus SARS-CoV-2 menembus angka 100 ribu jiwa lebih. Di AS, stimulus ekonomi pemerintah justru membuat masyarakat resah karena tidak prosedural.
Berdasar data dari Worldometers, hingga Senin (10/8), Brasil melaporkan bahwa total korban tewas akibat Korona mencapai 101.136 jiwa. Sementara itu, total kasus positif Covid-19 di sana mencapai lebih dari 3 juta jiwa. Selain AS dan Brasil, belum ada negara yang melaporkan jumlah korban jiwa hingga enam digit.
- Baca juga: Presiden Brasil Sembuh, Kini Giliran Istrinya yang Positif Covid-19
Korban jiwa global untuk wabah itu sudah mencapai 734 ribu lebih. Sebanyak 20 persennya datang dari AS. Tepatnya, 165 ribu lebih. Hingga saat ini, negeri adikuasa yang dipimpin Presiden Donald Trump tersebut juga masih memimpin dalam jumlah kasus. Total, ada 5 juta kasus lebih di sana.
Kendati demikian, Trump tetap lebih fokus pada pemulihan ekonomi ketimbang pencegahan mengganasnya wabah. Pada Sabtu (8/8) dia menerbitkan perpres yang berisi perintah untuk membagikan bantuan ekonomi kepada masyarakat. Keputusan itu melangkahi prosedur karena belum mendapatkan persetujuan dari Kongres AS.
’’Keputusan ini terpaksa saya ambil karena perundingan di Kongres tak kunjung selesai. Sementara itu, rakyat AS membutuhkan insentif ini,’’ tegas Trump menurut BBC.
Dalam regulasi anyar tersebut, pemerintah memberikan tunjangan senilai USD 400 (Rp 5,8 juta) per minggu bagi belasan juta penganggur di AS. Nilainya turun daripada tunjangan sebelumnya yang senilai USD 600 (Rp 8,7 juta) per minggu. Masa distribusi tunjangan pertama itu berakhir pada 31 Juli.
Trump juga memerintahkan negara bagian ikut membayar 25 persen tunjangan tersebut. Jika pemerintah negara bagian tidak mampu, bantuan untuk penduduk di wilayah itu hanya berkisar USD 300 (Rp 4,3 juta) per minggu. Bersamaan dengan itu, suami Melania tersebut juga meminta penangguhan pajak pendapatan.
Pembicaraan tentang bantuan ekonomi memang macet di Kongres AS dalam beberapa hari terakhir. Sebab, beberapa politisi Partai Republik tidak menghendaki bantuan berlanjut. Karena itu, anggaran senilai USD 3,5 triliun (sekitar Rp 51 ribu triliun) yang sudah lolos di House of Representatives ( Dewan Perwakilan Rakyat) nyangkut di Senat AS.
Saat ini pemerintah federal sudah mengeluarkan USD 3 triliun (Rp 43 ribu triliun) untuk bantuan ekonomi di masa pandemi. ’’Ini hanya solusi jangka pendek yang tak akan memberikan jalan keluar,’’ ujar Ketua Dewan Perwakilan AS Nancy Pelosi.
Selain Brasil dan AS, pandemi membuat India kacau. Di tengah upaya pemerintah menangani 2,1 juta kasus dan 42 ribu kematian, hotel yang digunakan untuk menampung pasien Covid-19 terbakar. Swarna Palace, nama hotel tersebut, dilalap si jago merah Minggu (9/8). Setidaknya, tujuh pasien meninggal dalam insiden tersebut. Itu merupakan kebakaran kedua yang melanda fasilitas perawatan Covid-19.
Kebakaran rumah sakit Covid-19 di Kota Ahmedabad terjadi Kamis lalu (6/8). Sedikitnya, delapan pasien menjadi korban. ’’Saya turut berduka kepada keluarga yang kehilangan,’’ tutur Perdana Menteri India Narendra Modi.
Comment