Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Minggu, 23 Agustus 2020 |
KalbarOnline.com – Tidak seperti Google, Apple memiliki hubungan yang cukup baik dengan Tiongkok. Meski kedua-duanya adalah perusahaan besar asal Amerika Serikat (AS).
Apple bahkan juga menganggap Tiongkok sebagai salah satu pasar terbesar mereka. Namun, hal tersebut bisa saja berubah dalam waktu dekat. Karena pengaruh perang dagang yang sedang berlangsung antara AS dan Tiongkok.
Kuatnya hubungan itu tampaknya hubungan tersebut dapat diuji karena sekarang telah dilaporkan bahwa ada kemungkinan App Store akan dilarang di Tiongkok.
Sebagai mana tercatat dari laporan dari The Information (paywall), bahwa di Tiongkok kini ada persyaratan bahwa toko aplikasi harus dimiliki mayoritas oleh perusahaan Tiongkok. Namun Apple telah berhasil mengatasinya selama bertahun-tahun.
Baca Juga: Hadir dengan 5G, Apple IPhone 12 Dilaporkan Pakai Baterai Lebih Murah
Namun, dengan laporan bahwa aplikasi milik Tiongkok seperti TikTok dan WeChat dilarang di AS, laporan tersebut menunjukkan bahwa otoritas Tiongkok berpotensi membalas hal tersebut dengan menegakkan aturan mayoritas kepemilikan perusahaan di Tiongkok.
Ia selanjutnya mengklaim bahwa Apple di masa lalu telah mempertimbangkan untuk menyiapkan bantuan Tiongkok untuk membantu mereka menangani masalah ini, tetapi belum melanjutkan, meskipun sekarang tampaknya mereka mungkin perlu melihatnya dengan serius.
Apple sekarang memiliki garis tipis yang harus mereka jalani, di mana mereka harus memutuskan apakah mereka ingin memberi regulator Tiongkok kontrol lebih besar atas jenis aplikasi apa yang dipublikasikan di toko aplikasi mereka di Tiongkok, atau berisiko kehilangan pasar sepenuhnya.
Tidak jelas bagaimana ini akan terjadi, tetapi sebuah laporan baru-baru ini memperkirakan bahwa jika larangan WeChat diterapkan, Apple dapat kehilangan miliaran dari pelanggan Tiongkok yang memilih untuk membeli handset non-iPhone dan juga membatalkan langganan apa pun yang mereka miliki ke layanan Apple.
Sementara baru-baru ini juga diketahui bahwa Apple telah menghapus sekitar 47 ribu aplikasi dari App Store-nya di Tiongkok untuk mematuhi kebijakan baru pemerintah Xi Jinping tersebut. Menurut sebuah laporan, kebijakan baru itu sebagai tindakan balasan terhadap pemerintah AS yang melarang teknologi asal Tiongkok beredar dan digunakan di Negeri Paman Sam itu.
Dalam sebuah laporan, Tiongkok diduga hendak menutup celah yang dieksploitasi oleh Apple sejak beberapa tahun lalu. Langkah untuk mengatasi itu adalah dengan menghapus ribuan aplikasi di App Store Tiongkok
Dikutip daru Business Insider, tindakan pemerintah AS terhadap raksasa teknologi Tiongkok, seperti ByteDance (TikTok) dan Tencent (WeChat) telah memicu perang baru antara kedua negara. Selain itu, pemerintahan Presiden Donald Trump juga memperketat pembatasan pada produk perusahaan Tiongkok, yakni Huawei.
KalbarOnline.com – Tidak seperti Google, Apple memiliki hubungan yang cukup baik dengan Tiongkok. Meski kedua-duanya adalah perusahaan besar asal Amerika Serikat (AS).
Apple bahkan juga menganggap Tiongkok sebagai salah satu pasar terbesar mereka. Namun, hal tersebut bisa saja berubah dalam waktu dekat. Karena pengaruh perang dagang yang sedang berlangsung antara AS dan Tiongkok.
Kuatnya hubungan itu tampaknya hubungan tersebut dapat diuji karena sekarang telah dilaporkan bahwa ada kemungkinan App Store akan dilarang di Tiongkok.
Sebagai mana tercatat dari laporan dari The Information (paywall), bahwa di Tiongkok kini ada persyaratan bahwa toko aplikasi harus dimiliki mayoritas oleh perusahaan Tiongkok. Namun Apple telah berhasil mengatasinya selama bertahun-tahun.
Baca Juga: Hadir dengan 5G, Apple IPhone 12 Dilaporkan Pakai Baterai Lebih Murah
Namun, dengan laporan bahwa aplikasi milik Tiongkok seperti TikTok dan WeChat dilarang di AS, laporan tersebut menunjukkan bahwa otoritas Tiongkok berpotensi membalas hal tersebut dengan menegakkan aturan mayoritas kepemilikan perusahaan di Tiongkok.
Ia selanjutnya mengklaim bahwa Apple di masa lalu telah mempertimbangkan untuk menyiapkan bantuan Tiongkok untuk membantu mereka menangani masalah ini, tetapi belum melanjutkan, meskipun sekarang tampaknya mereka mungkin perlu melihatnya dengan serius.
Apple sekarang memiliki garis tipis yang harus mereka jalani, di mana mereka harus memutuskan apakah mereka ingin memberi regulator Tiongkok kontrol lebih besar atas jenis aplikasi apa yang dipublikasikan di toko aplikasi mereka di Tiongkok, atau berisiko kehilangan pasar sepenuhnya.
Tidak jelas bagaimana ini akan terjadi, tetapi sebuah laporan baru-baru ini memperkirakan bahwa jika larangan WeChat diterapkan, Apple dapat kehilangan miliaran dari pelanggan Tiongkok yang memilih untuk membeli handset non-iPhone dan juga membatalkan langganan apa pun yang mereka miliki ke layanan Apple.
Sementara baru-baru ini juga diketahui bahwa Apple telah menghapus sekitar 47 ribu aplikasi dari App Store-nya di Tiongkok untuk mematuhi kebijakan baru pemerintah Xi Jinping tersebut. Menurut sebuah laporan, kebijakan baru itu sebagai tindakan balasan terhadap pemerintah AS yang melarang teknologi asal Tiongkok beredar dan digunakan di Negeri Paman Sam itu.
Dalam sebuah laporan, Tiongkok diduga hendak menutup celah yang dieksploitasi oleh Apple sejak beberapa tahun lalu. Langkah untuk mengatasi itu adalah dengan menghapus ribuan aplikasi di App Store Tiongkok
Dikutip daru Business Insider, tindakan pemerintah AS terhadap raksasa teknologi Tiongkok, seperti ByteDance (TikTok) dan Tencent (WeChat) telah memicu perang baru antara kedua negara. Selain itu, pemerintahan Presiden Donald Trump juga memperketat pembatasan pada produk perusahaan Tiongkok, yakni Huawei.
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini