Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Selasa, 01 September 2020 |
KalbarOnline.com – Sudah 102 dokter meninggal di tanah air akibat Covid-19. Berbagai macam penyebabnya, ada yang tertular dari pasien, atau saat praktik dan pelayanan, ada juga karena hal lain. Banyaknya dokter yang gugur membuat Indonesia semakin kekurangan tenaga medis untuk menangani lonjakan kasus baru yang terus terjadi.
Pakar Kesehatan dari Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) dr. Hermawan Saputra menjelaskan kondisi yang terjadi di Indonesia mirip seperti yang terjadi di negara Rusia dan Amerika Serikat. Kasus Covid-19 di Amerika Serikat mencapai 6,2 juta kasus dan Rusia 1 juta kasus menurut data Worldometers.
“Kasus dokter meninggal di Indonesia seperti di Rusia dan AS. Tapi di Rusia dan AS memang agak banyak karena tesnya mereka juga masif,” kata dr. Hermawan kepada KalbarOnline.com, Selasa (1/9).
“Kita ini di Indonesia ada sesuatu yang tak terdeteksi karena tak terlaporkan kasusnya. Karena keterbatasan tes,” tambahnya.
Tentu saja dokter di Indonesia kelelahan dengan banyaknya kasus Covid-19. Rasio dokter dibanding penduduk saja begitu jauh perbandingannya. Di Indonesia, rasio 1 dokter melayani 150 ribu penduduk.
“Kalau dibandingkan Malaysia dan Singapura kumulatif secara agregat angka, kita masih jauh. Tapi dari jumlah penduduk. Di Malaysia 1 : 1.500 penduduk. Indonesia 1:150 ribu penduduk,” katanya.
Itu pun belum cukup. Idealnya semestinya seorang dokter menangani 1.000-1.500 penduduk. “Tapi ini pun banyak dokter malah berguguran, semakin sulit SDM kita begitupun SDM di ruang ICU,” tuturnya.
KalbarOnline.com – Sudah 102 dokter meninggal di tanah air akibat Covid-19. Berbagai macam penyebabnya, ada yang tertular dari pasien, atau saat praktik dan pelayanan, ada juga karena hal lain. Banyaknya dokter yang gugur membuat Indonesia semakin kekurangan tenaga medis untuk menangani lonjakan kasus baru yang terus terjadi.
Pakar Kesehatan dari Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) dr. Hermawan Saputra menjelaskan kondisi yang terjadi di Indonesia mirip seperti yang terjadi di negara Rusia dan Amerika Serikat. Kasus Covid-19 di Amerika Serikat mencapai 6,2 juta kasus dan Rusia 1 juta kasus menurut data Worldometers.
“Kasus dokter meninggal di Indonesia seperti di Rusia dan AS. Tapi di Rusia dan AS memang agak banyak karena tesnya mereka juga masif,” kata dr. Hermawan kepada KalbarOnline.com, Selasa (1/9).
“Kita ini di Indonesia ada sesuatu yang tak terdeteksi karena tak terlaporkan kasusnya. Karena keterbatasan tes,” tambahnya.
Tentu saja dokter di Indonesia kelelahan dengan banyaknya kasus Covid-19. Rasio dokter dibanding penduduk saja begitu jauh perbandingannya. Di Indonesia, rasio 1 dokter melayani 150 ribu penduduk.
“Kalau dibandingkan Malaysia dan Singapura kumulatif secara agregat angka, kita masih jauh. Tapi dari jumlah penduduk. Di Malaysia 1 : 1.500 penduduk. Indonesia 1:150 ribu penduduk,” katanya.
Itu pun belum cukup. Idealnya semestinya seorang dokter menangani 1.000-1.500 penduduk. “Tapi ini pun banyak dokter malah berguguran, semakin sulit SDM kita begitupun SDM di ruang ICU,” tuturnya.
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini