Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Minggu, 30 Agustus 2020 |
KalbarOnline.com – Seorang pakar senior di Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (European Center for Disease Prevention and Control/ECDC) meminta negara-negara Eropa untuk melakukan tes yang lebih banyak dan cepat untuk menangani merebaknya kembali kasus Covid-19, menurut laporan media Portugal pada Sabtu (29/8).
Dalam wawancara dengan Kantor Berita Lusa Portugal, Piotr Kramarz, Wakil Kepala Ilmuwan ECDC, yang misinya membantu negara-negara Eropa merespons wabah penyakit, mengatakan bahwa Eropa menghadapi pandemi Covid-19 yang bergerak lebih cepat, dengan virus tersebut kembali merebak di sejumlah negara, sementara yang lain bahkan belum meninggalkan gelombang pertama.
“Apa yang kami lihat adalah peningkatan jumlah kasus. Jumlah ini meningkat di banyak negara, meningkat dalam periode waktu yang berbeda, tetapi pasti (lebih) dalam beberapa pekan terakhir,” kata Kramarz seperti dikutip Antara dari Xinhua.
Namun, sang ilmuwan menyatakan bahwa itu tidak dapat diidentifikasi sebagai gelombang kedua dari Covid-19 baru di Eropa.
“Ini bukan gelombang kedua yang jelas, tetapi apa yang kami lihat adalah bahwa infeksi kembali muncul,” kata Kramarz, merujuk pada peningkatan tajam dalam beberapa pekan terakhir dalam jumlah kasus harian di negara-negara seperti Italia, Spanyol, Prancis, dan Jerman, yang merupakan negara-negara paling terdampak sejak awal pandemi di Eropa.
Saat coronavirus baru masih belum diketahui oleh para ahli dalam banyak aspek, ilmuwan ECDC itu memperingatkan bahwa dengan Covid-19, “situasinya sedikit lebih rumit,” sehingga sulit untuk mengenali berbagai fase wabah.
Dia menunjukkan bahwa peningkatan jumlah kasus mungkin tidak selalu berarti kemunculan kembali Covid-19, karena mungkin terkait dengan peningkatan tes. (*)
KalbarOnline.com – Seorang pakar senior di Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (European Center for Disease Prevention and Control/ECDC) meminta negara-negara Eropa untuk melakukan tes yang lebih banyak dan cepat untuk menangani merebaknya kembali kasus Covid-19, menurut laporan media Portugal pada Sabtu (29/8).
Dalam wawancara dengan Kantor Berita Lusa Portugal, Piotr Kramarz, Wakil Kepala Ilmuwan ECDC, yang misinya membantu negara-negara Eropa merespons wabah penyakit, mengatakan bahwa Eropa menghadapi pandemi Covid-19 yang bergerak lebih cepat, dengan virus tersebut kembali merebak di sejumlah negara, sementara yang lain bahkan belum meninggalkan gelombang pertama.
“Apa yang kami lihat adalah peningkatan jumlah kasus. Jumlah ini meningkat di banyak negara, meningkat dalam periode waktu yang berbeda, tetapi pasti (lebih) dalam beberapa pekan terakhir,” kata Kramarz seperti dikutip Antara dari Xinhua.
Namun, sang ilmuwan menyatakan bahwa itu tidak dapat diidentifikasi sebagai gelombang kedua dari Covid-19 baru di Eropa.
“Ini bukan gelombang kedua yang jelas, tetapi apa yang kami lihat adalah bahwa infeksi kembali muncul,” kata Kramarz, merujuk pada peningkatan tajam dalam beberapa pekan terakhir dalam jumlah kasus harian di negara-negara seperti Italia, Spanyol, Prancis, dan Jerman, yang merupakan negara-negara paling terdampak sejak awal pandemi di Eropa.
Saat coronavirus baru masih belum diketahui oleh para ahli dalam banyak aspek, ilmuwan ECDC itu memperingatkan bahwa dengan Covid-19, “situasinya sedikit lebih rumit,” sehingga sulit untuk mengenali berbagai fase wabah.
Dia menunjukkan bahwa peningkatan jumlah kasus mungkin tidak selalu berarti kemunculan kembali Covid-19, karena mungkin terkait dengan peningkatan tes. (*)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini