Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Senin, 07 September 2020 |
KalbarOnline.com – Pemerintah mengklaim sudah berhasil mengendalikan Covid-19 di tanah air. Padahal jika melihat data kasus baru, jumlahnya rata-rata 3 ribu kasus per hari. Belum lagi angka pasien meninggal akibat Covid-19, Indonesia menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara dari sisi jumlah atau fatality rate. Kini sidah 8.025 jiwa meninggal akibat Covid-19.
Menanggapi klaim pemerintah tersebut, Juru Bicara KawalCOVID19, Miki Salman mengatakan semestinya yang menjadi patokan keberhasilan mengendalikan wabah Covid-19 bukan angka kesembuhan. Tapi, bagaimana melihat kondisi di lapangan, apakah kapasitas rumah sakit cukup, apakah semua orang yang butuh perawatan bisa mendapatkan pelayanan.
“Di banyak tempat sudah mulai kesulitan mencari RS rujukan,” sebut Miki.
Menurutnya, pemerintah ingin tampil baik. Sifatnya tak mau disalahkan. Angka kasus jelas-jelas tak terkendali dibanding negara mana pun.
“Masih bilang cukup terkendali walau data mengatakan lain tapi secara epidemiologis, mungkin bukan wajar’ atau tidak, tapi tidak benar. Indikator yang lebih penting daripada angka kesembuhan,” ungkapnya.
“Benar (memang) aneh, tapi enggak heran (soal klaim pemerintah). Memang yang ada begitu tapi keanehan itu sudah wajar di negara ini, jadi kami enggak heran,” tegas Miki Salman.
Sebelumnya, Plt Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Abdul Kadir mengatakan dalam Simposium Nasional Dies Natalis 64 Universitas Hasanuddin yang disiarkan langsung akun YouTube FKM UNHAS, Selasa (1/9) bahwa Indonesia sudah berhasil mengendalikan Covid-19. Hal itu dilihat dari sisi kesembuhan pasien yang terus bertambah.
“Kita sudah berhasil mengendalikan Covid-19 terlihat dari angka kasus kesembuhan yang terus bertambah. Yang terpenting bagaimana melakukan tatanan kehidupan baru dengan protokol kesehatan. Yakni memakai masker, mencuci tangan, dan physical distancing. Itu yang penting, enggak perlu lagi lockdown atau PSBB. Kalau begitu apa yang terjadi? Ekonomi kita tak bergerak, negara akan resesi. Terjadi konflik sosial di mana-mana,” katanya.
Di satu, sis kondisi di lapangan saat ini, rumah sakit sudah semakin penuh. ICU tak cukup lagi menampung pasien. “ICU kami sudah penuh,” kata Juru Bicara RS Persahabatan dr. Erlina Burhan kepada KalbarOnline.com baru-baru ini.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Pemerintah mengklaim sudah berhasil mengendalikan Covid-19 di tanah air. Padahal jika melihat data kasus baru, jumlahnya rata-rata 3 ribu kasus per hari. Belum lagi angka pasien meninggal akibat Covid-19, Indonesia menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara dari sisi jumlah atau fatality rate. Kini sidah 8.025 jiwa meninggal akibat Covid-19.
Menanggapi klaim pemerintah tersebut, Juru Bicara KawalCOVID19, Miki Salman mengatakan semestinya yang menjadi patokan keberhasilan mengendalikan wabah Covid-19 bukan angka kesembuhan. Tapi, bagaimana melihat kondisi di lapangan, apakah kapasitas rumah sakit cukup, apakah semua orang yang butuh perawatan bisa mendapatkan pelayanan.
“Di banyak tempat sudah mulai kesulitan mencari RS rujukan,” sebut Miki.
Menurutnya, pemerintah ingin tampil baik. Sifatnya tak mau disalahkan. Angka kasus jelas-jelas tak terkendali dibanding negara mana pun.
“Masih bilang cukup terkendali walau data mengatakan lain tapi secara epidemiologis, mungkin bukan wajar’ atau tidak, tapi tidak benar. Indikator yang lebih penting daripada angka kesembuhan,” ungkapnya.
“Benar (memang) aneh, tapi enggak heran (soal klaim pemerintah). Memang yang ada begitu tapi keanehan itu sudah wajar di negara ini, jadi kami enggak heran,” tegas Miki Salman.
Sebelumnya, Plt Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Abdul Kadir mengatakan dalam Simposium Nasional Dies Natalis 64 Universitas Hasanuddin yang disiarkan langsung akun YouTube FKM UNHAS, Selasa (1/9) bahwa Indonesia sudah berhasil mengendalikan Covid-19. Hal itu dilihat dari sisi kesembuhan pasien yang terus bertambah.
“Kita sudah berhasil mengendalikan Covid-19 terlihat dari angka kasus kesembuhan yang terus bertambah. Yang terpenting bagaimana melakukan tatanan kehidupan baru dengan protokol kesehatan. Yakni memakai masker, mencuci tangan, dan physical distancing. Itu yang penting, enggak perlu lagi lockdown atau PSBB. Kalau begitu apa yang terjadi? Ekonomi kita tak bergerak, negara akan resesi. Terjadi konflik sosial di mana-mana,” katanya.
Di satu, sis kondisi di lapangan saat ini, rumah sakit sudah semakin penuh. ICU tak cukup lagi menampung pasien. “ICU kami sudah penuh,” kata Juru Bicara RS Persahabatan dr. Erlina Burhan kepada KalbarOnline.com baru-baru ini.
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini