Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Senin, 07 September 2020 |
Pandemi Covid-19 yang masih belum menunjukkan tanda-tanda mereda, memang menghantam semua sektor industri. Tak terkecuali industri smartphone. Laporan dari lembaga analisa pasar Counterpoint Research mengungkapkan, pasar smartphone Indonesia turun sebesar 20% pada kuartal kedua 2020 ini, bila dibanding periode yang sama di tahun 2019 lalu.
Counterpoint menyebut, wabah Covid-19 menjadi biang keladi penurunan itu. Melemahnya perekonomian gegara corona, menyebabkan daya beli masyarakat turun. Sehingga permintaan akan smartphone juga turun. Bahkan kuartal kedua ini mencatat penurunan sebesar 9% dibanding kuartal pertama 2020 ini.
Di tengah melesunya pasar smartphone di Indonesia, Vivo mencatatkan diri sebagai pemegang pangsa pasar terbesar (21.2%). Disusul OPPO yang menguasai pangsa pasar sebesar 20.6%. Di bawahnya ada Samsung (19.6%), Xiaomi (17.9%) dan Realme (13.6%).
Banyak hal menarik dari laporan Counterpoint Research ini. Pertama, dari lima besar penguasa pasar, empat di antaranya merupakan brand asal Cina. Kedua, dari lima posisi puncak, Vivo, OPPO dan Realme menjadi brand yang sukses mencatat pertumbuhan –dibanding periode yang sama tahun lalu.
Pada Q2-2019, Vivo hanya menguasai 7.8%. Kini berhasil menggaet 21.2%, atau tumbuh hampir tiga kali lipat. Sementara OPPO tumbuh tipis, dari 17.5% (Q2-2019) menjadi 20.6% (Q2-2020). Realme, sebagai pendatang baru, mencatat pertumbuhan bagus, dari 7.6% (Q2-2019) menjadi 13.6% (Q2-2020). Samsung dan Xiaomi mencatat penurunan.

Hal menarik lainnya, penjualan lewat kanal online meningkat. Lagi-lagi didorong oleh pandemic corona, yang membuat banyak orang lebih memilih belanja online, demi menghindari penularan virus Covid-19. Penjualan lewat online di kuartal kedua 2020 ini tumbuh 70% dibanding periode yang sama tahun lalu. Sementara dibanding kuartal pertama, penjualan online meningkat 9%.
Secara total, penjualan lewat online di kuartal kedua ini meraup pangsa pasar 19% dari total penjualan. Tertinggi dari sebelum-sebelumnya. Xiaomi menjadi brand yang menguasai penjualan online, dengan menguasai 40% dari total penjualan online. Seri Redmi 8A memberikan kontribusi terbesar di jalur online ini.
Realme berada di posisi kedua penjualan online, dengan menguasai market share 33%. Seri Realme 5i menjadi produk Realme yang paling banyak terjual lewat online. Tempat ketiga dikuasai Samsung, dengan pangsa pasar online 10%. Kontribusi terbesar disumbang seri Galaxy A10s, Galaxy A10 dan A50.
Sementar platform e-commerce yang paling banyak menguasai pangsa pasar (smartphone) adalah Lazada (50%). Disusul dengan Shopee (24%), Tokopedia (15%), sisanya yang lain-lain (11%). Associate Director Counterpoint Research, Tarun Pathak, mengatakan, program diskon dan promosi menjadi faktor utama penarik minat pelanggan.
The post Pasar Smartphone Indonesia Turun 20% Dibanding Tahun Lalu appeared first on KalbarOnline.com.
Pandemi Covid-19 yang masih belum menunjukkan tanda-tanda mereda, memang menghantam semua sektor industri. Tak terkecuali industri smartphone. Laporan dari lembaga analisa pasar Counterpoint Research mengungkapkan, pasar smartphone Indonesia turun sebesar 20% pada kuartal kedua 2020 ini, bila dibanding periode yang sama di tahun 2019 lalu.
Counterpoint menyebut, wabah Covid-19 menjadi biang keladi penurunan itu. Melemahnya perekonomian gegara corona, menyebabkan daya beli masyarakat turun. Sehingga permintaan akan smartphone juga turun. Bahkan kuartal kedua ini mencatat penurunan sebesar 9% dibanding kuartal pertama 2020 ini.
Di tengah melesunya pasar smartphone di Indonesia, Vivo mencatatkan diri sebagai pemegang pangsa pasar terbesar (21.2%). Disusul OPPO yang menguasai pangsa pasar sebesar 20.6%. Di bawahnya ada Samsung (19.6%), Xiaomi (17.9%) dan Realme (13.6%).
Banyak hal menarik dari laporan Counterpoint Research ini. Pertama, dari lima besar penguasa pasar, empat di antaranya merupakan brand asal Cina. Kedua, dari lima posisi puncak, Vivo, OPPO dan Realme menjadi brand yang sukses mencatat pertumbuhan –dibanding periode yang sama tahun lalu.
Pada Q2-2019, Vivo hanya menguasai 7.8%. Kini berhasil menggaet 21.2%, atau tumbuh hampir tiga kali lipat. Sementara OPPO tumbuh tipis, dari 17.5% (Q2-2019) menjadi 20.6% (Q2-2020). Realme, sebagai pendatang baru, mencatat pertumbuhan bagus, dari 7.6% (Q2-2019) menjadi 13.6% (Q2-2020). Samsung dan Xiaomi mencatat penurunan.

Hal menarik lainnya, penjualan lewat kanal online meningkat. Lagi-lagi didorong oleh pandemic corona, yang membuat banyak orang lebih memilih belanja online, demi menghindari penularan virus Covid-19. Penjualan lewat online di kuartal kedua 2020 ini tumbuh 70% dibanding periode yang sama tahun lalu. Sementara dibanding kuartal pertama, penjualan online meningkat 9%.
Secara total, penjualan lewat online di kuartal kedua ini meraup pangsa pasar 19% dari total penjualan. Tertinggi dari sebelum-sebelumnya. Xiaomi menjadi brand yang menguasai penjualan online, dengan menguasai 40% dari total penjualan online. Seri Redmi 8A memberikan kontribusi terbesar di jalur online ini.
Realme berada di posisi kedua penjualan online, dengan menguasai market share 33%. Seri Realme 5i menjadi produk Realme yang paling banyak terjual lewat online. Tempat ketiga dikuasai Samsung, dengan pangsa pasar online 10%. Kontribusi terbesar disumbang seri Galaxy A10s, Galaxy A10 dan A50.
Sementar platform e-commerce yang paling banyak menguasai pangsa pasar (smartphone) adalah Lazada (50%). Disusul dengan Shopee (24%), Tokopedia (15%), sisanya yang lain-lain (11%). Associate Director Counterpoint Research, Tarun Pathak, mengatakan, program diskon dan promosi menjadi faktor utama penarik minat pelanggan.
The post Pasar Smartphone Indonesia Turun 20% Dibanding Tahun Lalu appeared first on KalbarOnline.com.
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini