Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Senin, 28 September 2020 |
KalbarOnline.com – Indonesia Corruption Watch (ICW) turut mengomentari silang pendapat Wakil Ketua KPK Nawawi Pomolango dan Nurul Ghufron, soal banyaknya pegawai lembaga antirasuah yang mengundurkan diri. ICW menyebut, tidak semua pimpinan KPK memiliki sikap yang berpihak pada penguatan kelembagaan.
“Memang mesti diakui tak semua Pimpinan KPK memiliki sikap yang sepenuhnya berpihak pada penguatan kelembagaan tersebut. Sejauh ini beberapa orang justru malah terlihat ingin menciptakan situasi buruk dalam internal kelembagaan KPK, baik dari sisi pernyataan maupun tindakan,” kata peneliti ICW, Kurnia Ramadhana dalam keterangannya, Senin (28/9).
Kurnia meminta, KPK membenahi pola kepemimpinannya. Dia mengharapkan, para pimpinan KPK mengurangi gimik dan kontroversi dalam menangani situasi di lembaga antirasuah.
Baca juga: Diputus Langgar Kode Etik, Firli Bahuri Sampaikan Permohonan Maaf
“Terutama mengurangi gimik politik serta menghilangkan serangkaian kontroversi. Sebab, KPK di bawah kepemimpinan Firli saat ini berada pada ambang batas kepercayaan publik. Bisa dibayangkan, sejak Januari sampai Juni tahun ini, setidaknya empat lembaga survei menyebutkan KPK tidak lagi menjadi lembaga yang paling dipercaya oleh publik,” sesal Kurnia.
ICW tak memungkiri, kelembagaan di KPK kini banyak perubahan. Utamanya pasca berlakunya Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2019 tentang KPK atau revisi Undang-Undang KPK.
“ICW juga memahami beban moral KPK saat ini semakin berat. Terutama pasca-Firli Bahuri terbukti dua kali melanggar kode etik KPK,” cetus Kurnia.
Sebelumnya, Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menyindir sejumlah pegawai yang mundur atau angkat kaki dari KPK. Polemik ini berkepanjangan usai Kepala Biro Humas KPK, Febri Diansyah mengundurkan diri.
“Pejuang itu tak akan meninggalkan gelanggang sebelum kemenangan diraih walau kancah perjuangan anti korupsi kini berubah seperti apapun,” ujar Ghufron, Sabtu (26/9).
Lantas, Nawawi Pamolango yang juga Wakil Ketua KPK meminta rekannya tersebut untuk menghargai keputusan para pegawai KPK yang angkat kaki. Menurutnya, tidak mudah mengetahui yang benar pejuang atau tidak yang memang tetap bertahan di lembaga antirasuah.
“Kesamaran keremangan ruangan, tak akan nampak jelas bayangan yang beranjak pergi atau tetap bertahan, terlebih membedakan yang mana pejuang dan yang mana pecundang,” cetus Nawawi.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Indonesia Corruption Watch (ICW) turut mengomentari silang pendapat Wakil Ketua KPK Nawawi Pomolango dan Nurul Ghufron, soal banyaknya pegawai lembaga antirasuah yang mengundurkan diri. ICW menyebut, tidak semua pimpinan KPK memiliki sikap yang berpihak pada penguatan kelembagaan.
“Memang mesti diakui tak semua Pimpinan KPK memiliki sikap yang sepenuhnya berpihak pada penguatan kelembagaan tersebut. Sejauh ini beberapa orang justru malah terlihat ingin menciptakan situasi buruk dalam internal kelembagaan KPK, baik dari sisi pernyataan maupun tindakan,” kata peneliti ICW, Kurnia Ramadhana dalam keterangannya, Senin (28/9).
Kurnia meminta, KPK membenahi pola kepemimpinannya. Dia mengharapkan, para pimpinan KPK mengurangi gimik dan kontroversi dalam menangani situasi di lembaga antirasuah.
Baca juga: Diputus Langgar Kode Etik, Firli Bahuri Sampaikan Permohonan Maaf
“Terutama mengurangi gimik politik serta menghilangkan serangkaian kontroversi. Sebab, KPK di bawah kepemimpinan Firli saat ini berada pada ambang batas kepercayaan publik. Bisa dibayangkan, sejak Januari sampai Juni tahun ini, setidaknya empat lembaga survei menyebutkan KPK tidak lagi menjadi lembaga yang paling dipercaya oleh publik,” sesal Kurnia.
ICW tak memungkiri, kelembagaan di KPK kini banyak perubahan. Utamanya pasca berlakunya Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2019 tentang KPK atau revisi Undang-Undang KPK.
“ICW juga memahami beban moral KPK saat ini semakin berat. Terutama pasca-Firli Bahuri terbukti dua kali melanggar kode etik KPK,” cetus Kurnia.
Sebelumnya, Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menyindir sejumlah pegawai yang mundur atau angkat kaki dari KPK. Polemik ini berkepanjangan usai Kepala Biro Humas KPK, Febri Diansyah mengundurkan diri.
“Pejuang itu tak akan meninggalkan gelanggang sebelum kemenangan diraih walau kancah perjuangan anti korupsi kini berubah seperti apapun,” ujar Ghufron, Sabtu (26/9).
Lantas, Nawawi Pamolango yang juga Wakil Ketua KPK meminta rekannya tersebut untuk menghargai keputusan para pegawai KPK yang angkat kaki. Menurutnya, tidak mudah mengetahui yang benar pejuang atau tidak yang memang tetap bertahan di lembaga antirasuah.
“Kesamaran keremangan ruangan, tak akan nampak jelas bayangan yang beranjak pergi atau tetap bertahan, terlebih membedakan yang mana pejuang dan yang mana pecundang,” cetus Nawawi.
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini