Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Jumat, 09 Oktober 2020 |
KalbarOnline.com – Banyak netizen di dunia maya seringkali menyebut dokter atau tenaga medis sengaja mendiagnosis semua pasien dengan Covid-19. Mereka menganggap dokter atau tenaga medis melakukan konspirasi atau sengaja meng-Covid-kan pasien.
Di tengah perjuangan dan semangat para tenaga medis melayani pasien, ratusan dokter dan perawat juga sudah gugur sebagai garda terdepan. Tentu miris jika masyarakat menuding tenaga medis dengan tuduhan konspirasi.
Menjawab hal ini, Dekan Fakuktas Kedokteran Universitas Indonesia Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB menyebut virus Korona bisa diibaratkan sebagai sang penipu ulung atau Great Imitator. Banyak pasien dan keluarganya mengira pada awalnya bahwa mereka tidak terinfeksi Covid-19, padahal sebetulnya belum tentu.
“Itu hal-hal yang harus diketahui masyarakat. Tak perlu ada informasi yang memojokkan dokter dan RS, seolah meng-Covid-kan pasien. Kami kan punya etika, berdasarkan sumpah, apalagi di era akreditasi RS. Makanya kami angkat topik ini bahwa virus Korona adalah penipu ulung,” katanya.
Tuduhan konspirasi dinilai Ari sebagai tantangan yang memacu para dokter untuk lebih semangat lagi dalam melayani pasien. Hal itu, kata dia, adalah reaksi biasa dan wajar dari pasien dan keluarganya.
“Buat kami itu biasa ya, kami dokter fokus berikan pelayanan, komplain adalah hal biasa yang terjadi. Apalagi banyak beredar isu di masyarakat yang memojokkan dokter. Ya mungkin ada pasien yang bereaksi,” tegasnya.
“Secara umum nggak masalah, kami tetap bekerja seperti biasa. Kehidupan profesi kami seperti itu, ada yang nggak puas dan ada yang puas. Kami paham masyarakat ada yang mulai frustasi ya, 7 bulan dalam keadaan seperti ini,” ungkapnya.
KalbarOnline.com – Banyak netizen di dunia maya seringkali menyebut dokter atau tenaga medis sengaja mendiagnosis semua pasien dengan Covid-19. Mereka menganggap dokter atau tenaga medis melakukan konspirasi atau sengaja meng-Covid-kan pasien.
Di tengah perjuangan dan semangat para tenaga medis melayani pasien, ratusan dokter dan perawat juga sudah gugur sebagai garda terdepan. Tentu miris jika masyarakat menuding tenaga medis dengan tuduhan konspirasi.
Menjawab hal ini, Dekan Fakuktas Kedokteran Universitas Indonesia Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB menyebut virus Korona bisa diibaratkan sebagai sang penipu ulung atau Great Imitator. Banyak pasien dan keluarganya mengira pada awalnya bahwa mereka tidak terinfeksi Covid-19, padahal sebetulnya belum tentu.
“Itu hal-hal yang harus diketahui masyarakat. Tak perlu ada informasi yang memojokkan dokter dan RS, seolah meng-Covid-kan pasien. Kami kan punya etika, berdasarkan sumpah, apalagi di era akreditasi RS. Makanya kami angkat topik ini bahwa virus Korona adalah penipu ulung,” katanya.
Tuduhan konspirasi dinilai Ari sebagai tantangan yang memacu para dokter untuk lebih semangat lagi dalam melayani pasien. Hal itu, kata dia, adalah reaksi biasa dan wajar dari pasien dan keluarganya.
“Buat kami itu biasa ya, kami dokter fokus berikan pelayanan, komplain adalah hal biasa yang terjadi. Apalagi banyak beredar isu di masyarakat yang memojokkan dokter. Ya mungkin ada pasien yang bereaksi,” tegasnya.
“Secara umum nggak masalah, kami tetap bekerja seperti biasa. Kehidupan profesi kami seperti itu, ada yang nggak puas dan ada yang puas. Kami paham masyarakat ada yang mulai frustasi ya, 7 bulan dalam keadaan seperti ini,” ungkapnya.
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini