Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Kamis, 15 Oktober 2020 |
KalbarOnline.com – Waktu yang dimiliki politisi Demokrat untuk mencegah pencalonan Amy Coney Barrett menjadi hakim agung AS semakin menipis. Manuver yang mereka lancarkan tidak cukup menganulir proses yang berlangsung di Senat AS. Apalagi, Barrett tampak cakap meladeni rangkaian pertanyaan dari Komisi Yudisial Senat AS.
Senator Kamala Harris menyempatkan hadir pada hari kedua sidang pencalonan Barrett pada Selasa (13/10). Meski hanya hadir secara virtual, calon wakil presiden Partai Demokrat itu turut bertanya kepada perempuan 48 tahun tersebut. ”Apakah Anda tahu bahwa Trump menyatakan akan menunjuk hakim (agung, Red) yang mau menghapus Affordable Care Act (Obamacare)?” ungkapnya menurut The Guardian.
Pertanyaan Harris itu mewakili perasaan Demokrat. Mereka kukuh tidak ingin menerima Barrett sebagai hakim lembaga peradilan tertinggi. Menurut mereka, Barrett sama dengan Brett Kavanaugh, anggota terakhir panel Mahkamah Agung (MA) yang juga dicalonkan Presiden AS Donald Trump. Dia dianggap seorang pion yang ditempatkan demi melancarkan agenda Trump dan kubu konservatif.
Demokrat membuktikan prasangka mereka dengan rekam jejak Barrett. Dalam karirnya, Barrett memang beberapa kali mengekspresikan penolakannya terkait dengan hukum yang memperbolehkan aborsi. Ibu tujuh anak itu juga terbukti condong ke sayap kanan di beberapa keputusannya. Termasuk pencabutan Obamacare alias ACA.
Kenyataannya, Barrett memang merupakan bidak yang paling penting di MA. Kehadirannya membuat komposisi hakim konservatif berjumlah mayoritas mutlak atas sengketa hukum di AS. Enam berbanding tiga dari perwakilan liberal.
”Kita tak bisa berpura-pura tak tahu pandangan calon yang bersangkutan terkait dengan hak perempuan untuk menentukan kehidupan mereka,” ujar Harris menurut CNN.
Namun, semua upaya mendiskreditkan Republik tidak mempan. Barrett sama sekali tidak panik meladeni pertanyaan, kritikan, dan tudingan dari para senator. Selama 11 jam disidang, dia menjawab pertanyaan sulit dengan cerdik.
Salah satu pertanyaan, apakah dia bakal berusaha mengubah putusan kasus Roe vs Wade yang menjadi dasar hukum aborsi saat ini. Dia pun mengacu pada sikap mendiang Ruth Bader Ginsburg, hakim liberal yang meninggalkan satu kursi kosong di MA. ”Hakim Ginsburg yang meminta calon hakim agung bersikap saat pencalonan. Tidak ada petunjuk, pratinjau, dan prediksi. Aturan Ginsburg ini sudah dipakai hampir semua calon,” jelasnya menurut Fox News.
Berkali-kali Barrett mengungkit panduan Ginsburg saat diminta pandangannya tentang kasus yang sedang berjalan di MA. Saat ditanya soal kematian George Floyd, dia mengakui bahwa rasisme memang menjadi masalah AS. Dia menjawab dengan bercerita tentang dua anak adopsinya dari Haiti demi menjauhkannya dari citra kubu rasis.
”Saya memohon Anda semua menghormati integritas saya. Saya di sini bukan untuk menjadi pion dan saya tak memberikan janji kepada Presiden Trump, staf Gedung Putih, ataupun Senator Republik,” tegasnya sebagaimana yang dilansir Agence France-Presse.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Waktu yang dimiliki politisi Demokrat untuk mencegah pencalonan Amy Coney Barrett menjadi hakim agung AS semakin menipis. Manuver yang mereka lancarkan tidak cukup menganulir proses yang berlangsung di Senat AS. Apalagi, Barrett tampak cakap meladeni rangkaian pertanyaan dari Komisi Yudisial Senat AS.
Senator Kamala Harris menyempatkan hadir pada hari kedua sidang pencalonan Barrett pada Selasa (13/10). Meski hanya hadir secara virtual, calon wakil presiden Partai Demokrat itu turut bertanya kepada perempuan 48 tahun tersebut. ”Apakah Anda tahu bahwa Trump menyatakan akan menunjuk hakim (agung, Red) yang mau menghapus Affordable Care Act (Obamacare)?” ungkapnya menurut The Guardian.
Pertanyaan Harris itu mewakili perasaan Demokrat. Mereka kukuh tidak ingin menerima Barrett sebagai hakim lembaga peradilan tertinggi. Menurut mereka, Barrett sama dengan Brett Kavanaugh, anggota terakhir panel Mahkamah Agung (MA) yang juga dicalonkan Presiden AS Donald Trump. Dia dianggap seorang pion yang ditempatkan demi melancarkan agenda Trump dan kubu konservatif.
Demokrat membuktikan prasangka mereka dengan rekam jejak Barrett. Dalam karirnya, Barrett memang beberapa kali mengekspresikan penolakannya terkait dengan hukum yang memperbolehkan aborsi. Ibu tujuh anak itu juga terbukti condong ke sayap kanan di beberapa keputusannya. Termasuk pencabutan Obamacare alias ACA.
Kenyataannya, Barrett memang merupakan bidak yang paling penting di MA. Kehadirannya membuat komposisi hakim konservatif berjumlah mayoritas mutlak atas sengketa hukum di AS. Enam berbanding tiga dari perwakilan liberal.
”Kita tak bisa berpura-pura tak tahu pandangan calon yang bersangkutan terkait dengan hak perempuan untuk menentukan kehidupan mereka,” ujar Harris menurut CNN.
Namun, semua upaya mendiskreditkan Republik tidak mempan. Barrett sama sekali tidak panik meladeni pertanyaan, kritikan, dan tudingan dari para senator. Selama 11 jam disidang, dia menjawab pertanyaan sulit dengan cerdik.
Salah satu pertanyaan, apakah dia bakal berusaha mengubah putusan kasus Roe vs Wade yang menjadi dasar hukum aborsi saat ini. Dia pun mengacu pada sikap mendiang Ruth Bader Ginsburg, hakim liberal yang meninggalkan satu kursi kosong di MA. ”Hakim Ginsburg yang meminta calon hakim agung bersikap saat pencalonan. Tidak ada petunjuk, pratinjau, dan prediksi. Aturan Ginsburg ini sudah dipakai hampir semua calon,” jelasnya menurut Fox News.
Berkali-kali Barrett mengungkit panduan Ginsburg saat diminta pandangannya tentang kasus yang sedang berjalan di MA. Saat ditanya soal kematian George Floyd, dia mengakui bahwa rasisme memang menjadi masalah AS. Dia menjawab dengan bercerita tentang dua anak adopsinya dari Haiti demi menjauhkannya dari citra kubu rasis.
”Saya memohon Anda semua menghormati integritas saya. Saya di sini bukan untuk menjadi pion dan saya tak memberikan janji kepada Presiden Trump, staf Gedung Putih, ataupun Senator Republik,” tegasnya sebagaimana yang dilansir Agence France-Presse.
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini