Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Rabu, 28 Oktober 2020 |
KalbarOnline.com – Presiden AS Donald Trump telah membuat warisan politik terbesar pada Senin (26/10). Dia berhasil mengantarkan Amy Coney Barrett menuju panel hakim agung AS. Republik berharap capaian itu bisa menyatukan kembali internal Republik menjelang pemilu 3 November nanti.
Momen final pencalonan Barrett sebagai pengambil keputusan di Mahkamah Agung AS dimulai dari Senat AS. Publik AS tahu bahwa proses pemungutan suara hanya formalitas. Meski, tidak semua Republik di majelis tinggi AS itu solid mendukung pilihan Trump. ”Anda tak bisa memenangkan semua,” ujar pemimpin mayoritas Senat AS Mitch McConnell seperti dilansir CNN.
Barrett diterima sebagai hakim agung dengan 52 suara dukungan dan 48 penolakan. Hanya ada satu anggota Republik yang menolak Barrett, yakni Susan Collins. Media mengatakan, Collins menolak untuk menarik simpatisan menjelang pemilihan senat negara bagian Maine.
Beberapa politikus Republik memang mulai mengambil posisi berseberangan dengan Trump. Namun, posisi kosong di Mahkamah Agung merupakan godaan besar. Pejabat di lembaga eksekutif atau legislatif bisa berubah setiap empat tahun. Namun, pejabat lembaga yudikatif tertinggi bertahan seumur hidup.
Fakta tersebut membuat kubu Demokrat gerah. ”Anda memang berhasil membuat Amy Coney Barrett duduk di Mahkamah Agung. Tapi, ketauhilah bahwa Anda tak akan mendapatkan kepercayaan masyarakat lagi,” ungkap pemimpin mayoritas Senat AS Chuck Schumer menurut Agence France-Presse.
Di sinilah, semua orang harus mengakui Trump cerdik. Dia berhasil membentuk mayoritas kubu konservatif di Mahkamah Agung. Sesuatu yang tak pernah berhasil dilakukan presiden Republik selama beberapa dekade. ”Ini adalah momen bersejarah untuk konstitusi AS,” ujar Trump saat menggelar inagurasi Barrett di halaman selatan Gedung Putih.
Tentu, cara main Trump tak cantik. Dia membuat McConnell menjadi politikus bermuka dua di AS. Pasalnya, pada era Obama, McConnell sempat menolak nominasi Merrick Garland sebagai hakim agung dengan alasan prosesnya terlalu mepet dengan pemilu. Saat itu, pencalonan Garland dilakukan delapan bulan sebelum pemilu. Kini pencalonan Barrett justru digelar dua bulan sebelum pemilu.
Saat ditanya, Barrett menegaskan kembali independensinya. Dia membantah semua tudingan dari Demokrat. ”Tugas Senat AS adalah membuat preferensi politik mereka terwujud. Tapi, tugas saya sebagai hakim adalah untuk mengesampingkan semua preferensi politik,” ungkapnya di depan 150 tamu yang hadir di Gedung Putih.
Sebagian kubu Republik, termasuk Trump, berharap momen delapan hari sebelum pemilihan presiden itu bisa membantu kampanye mereka. Namun, pakar menganggap prestasi Trump tersebut datang terlambat. Saat ini sudah ada 64 juta warga AS yang memberikan suaranya sebelum hari pemilu. Angka itu melebihi total 58 juta suara prapemilu pada 2016.
Trump mengandalkan swing state alias negara bagian yang belum menunjukkan kecenderungan yang kuat. Karena itu, Trump terus menghabiskan waktunya untuk mengunjungi wilayah penentu pemilu seperti Pennsylvania, Michigan, dan Wisconsin.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Presiden AS Donald Trump telah membuat warisan politik terbesar pada Senin (26/10). Dia berhasil mengantarkan Amy Coney Barrett menuju panel hakim agung AS. Republik berharap capaian itu bisa menyatukan kembali internal Republik menjelang pemilu 3 November nanti.
Momen final pencalonan Barrett sebagai pengambil keputusan di Mahkamah Agung AS dimulai dari Senat AS. Publik AS tahu bahwa proses pemungutan suara hanya formalitas. Meski, tidak semua Republik di majelis tinggi AS itu solid mendukung pilihan Trump. ”Anda tak bisa memenangkan semua,” ujar pemimpin mayoritas Senat AS Mitch McConnell seperti dilansir CNN.
Barrett diterima sebagai hakim agung dengan 52 suara dukungan dan 48 penolakan. Hanya ada satu anggota Republik yang menolak Barrett, yakni Susan Collins. Media mengatakan, Collins menolak untuk menarik simpatisan menjelang pemilihan senat negara bagian Maine.
Beberapa politikus Republik memang mulai mengambil posisi berseberangan dengan Trump. Namun, posisi kosong di Mahkamah Agung merupakan godaan besar. Pejabat di lembaga eksekutif atau legislatif bisa berubah setiap empat tahun. Namun, pejabat lembaga yudikatif tertinggi bertahan seumur hidup.
Fakta tersebut membuat kubu Demokrat gerah. ”Anda memang berhasil membuat Amy Coney Barrett duduk di Mahkamah Agung. Tapi, ketauhilah bahwa Anda tak akan mendapatkan kepercayaan masyarakat lagi,” ungkap pemimpin mayoritas Senat AS Chuck Schumer menurut Agence France-Presse.
Di sinilah, semua orang harus mengakui Trump cerdik. Dia berhasil membentuk mayoritas kubu konservatif di Mahkamah Agung. Sesuatu yang tak pernah berhasil dilakukan presiden Republik selama beberapa dekade. ”Ini adalah momen bersejarah untuk konstitusi AS,” ujar Trump saat menggelar inagurasi Barrett di halaman selatan Gedung Putih.
Tentu, cara main Trump tak cantik. Dia membuat McConnell menjadi politikus bermuka dua di AS. Pasalnya, pada era Obama, McConnell sempat menolak nominasi Merrick Garland sebagai hakim agung dengan alasan prosesnya terlalu mepet dengan pemilu. Saat itu, pencalonan Garland dilakukan delapan bulan sebelum pemilu. Kini pencalonan Barrett justru digelar dua bulan sebelum pemilu.
Saat ditanya, Barrett menegaskan kembali independensinya. Dia membantah semua tudingan dari Demokrat. ”Tugas Senat AS adalah membuat preferensi politik mereka terwujud. Tapi, tugas saya sebagai hakim adalah untuk mengesampingkan semua preferensi politik,” ungkapnya di depan 150 tamu yang hadir di Gedung Putih.
Sebagian kubu Republik, termasuk Trump, berharap momen delapan hari sebelum pemilihan presiden itu bisa membantu kampanye mereka. Namun, pakar menganggap prestasi Trump tersebut datang terlambat. Saat ini sudah ada 64 juta warga AS yang memberikan suaranya sebelum hari pemilu. Angka itu melebihi total 58 juta suara prapemilu pada 2016.
Trump mengandalkan swing state alias negara bagian yang belum menunjukkan kecenderungan yang kuat. Karena itu, Trump terus menghabiskan waktunya untuk mengunjungi wilayah penentu pemilu seperti Pennsylvania, Michigan, dan Wisconsin.
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini