KalbarOnline.com – Sekertaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas menilai, pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron tentang kartun Nabi Muhammad SAW dapat menyulut permusuhan. Alasan kebebasan berpendapat yang dilontarkan Macron itu tidak bisa diterima.
“Bagi umat Islam kalau ada orang yang menghina agamanya dan merendahkan Nabi Muhammad SAW, apalagi dia seorang Presiden maka umat Islam tentu tidak akan tinggal diam, berbagai reaksi tentu akan terjadi,” kata Anwar dalam keterangannya, Kamis (29/10).
Menurut Anwar, jika ada umat Islam yang melakukan tindak kekerasan, jangan hanya mereka yang disalahkan. Karena itu merupakan dampak dari pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron.
- Baca Juga: Produk Prancis Diboikot di Timur Tengah, Presiden Macron Dikecam
“Untuk itu dalam melihat setiap masalah yang terkait dengan umat Islam, kita tidak mau dunia berlaku tidak adil dan tidak jujur. Karena biasanya mereka hanya melihat apa yang terjadi dan tidak mau mencari apa yang telah menjadi penyebab mengapa hal itu terjadi,” ujar Anwar.
Anwar juga menegaskan, jika ingin tenang dan damai, jangan yang menghina dan merendahkan agama lain atas dasar apapun. Karenanya, ia
meminta Macron agar mencabut ucapannya dan meminta maaf kepada umat Islam.
“Saya yakin dan percaya bila yang bersangkutan mau meminta maaf atas sikap dan tindakannya tersebut, maka umat Islam tentu pasti akan memaafkannya sehingga api permusuhan yang sudah menyala akan bisa padam secepatnya. Karena umat Islam adalah umat yang pemaaf dan cinta damai,” pungkas Anwar.
Sebelumnya, Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Sabtu (24/10) mengatakan, Prancis menyatakan perang terhadap Islam di Prancis. Menyusul pemenggalan kepala seorang guru yang menunjukkan kartun Nabi Muhammad di kelasnya.
Comment