Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Rabu, 04 November 2020 |
KalbarOnline.com – Presiden Iran Hassan Rouhani angkat bicara soal Pilpres Amerika Serikat. Dia mengatakan pada Rabu (4/11) bahwa pihaknya tidak peduli siapa yang akan menjadi presiden Amerika Serikat (AS), namun menunggu kebijakan AS masa mendatang agar patuh pada hukum dan perjanjian internasional.
“Bagi Iran, kebijakan pemerintahan AS yang berikutnya adalah hal yang penting. Bukan soal siapa yang memenangkan pemilu di AS,” sebut Rouhani dalam rapat kabinet yang disiarkan di televisi seperti dilansir Reuters.
“Kami ingin dihargai, bukan menjadi sasaran sanksi (oleh AS). Tidak masalah siapa yang memenangkan pemilu AS, untuk kami, kebijakan dan prinsip adalah hal yang penting,” imbuh Rouhani.
Di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump, pada 2018, AS keluar dari perjanjian nuklir Iran 2015 serta menjatuhkan sanksi yang memberatkan kondisi perekonomian Iran. Sebagai balasan, Iran secara bertahap mengurangi kepatuhannya terhadap perjanjian tersebut.
Sementara itu, Joe Biden yang menjadi pesaing Trump, berjanji untuk bergabung kembali dengan enam negara kekuatan dunia dalam perjanjian nuklir tersebut jika Iran juga kembali mematuhinya.
Di sisi lain, Trump juga menyebut bahwa dirinya ingin membuat perjanjian baru dengan Iran yang akan menyasar program rudal dan mendukung proksi kawasan yakni di Irak, Syria, Lebanon, dan Yaman.
Iran sendiri tidak bersedia melakukan negosiasi apapun terkait perjanjian baru tersebut, kecuali AS terlebih dahulu masuk kembali dalam kesepakatan nuklir pada tahap awal.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Presiden Iran Hassan Rouhani angkat bicara soal Pilpres Amerika Serikat. Dia mengatakan pada Rabu (4/11) bahwa pihaknya tidak peduli siapa yang akan menjadi presiden Amerika Serikat (AS), namun menunggu kebijakan AS masa mendatang agar patuh pada hukum dan perjanjian internasional.
“Bagi Iran, kebijakan pemerintahan AS yang berikutnya adalah hal yang penting. Bukan soal siapa yang memenangkan pemilu di AS,” sebut Rouhani dalam rapat kabinet yang disiarkan di televisi seperti dilansir Reuters.
“Kami ingin dihargai, bukan menjadi sasaran sanksi (oleh AS). Tidak masalah siapa yang memenangkan pemilu AS, untuk kami, kebijakan dan prinsip adalah hal yang penting,” imbuh Rouhani.
Di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump, pada 2018, AS keluar dari perjanjian nuklir Iran 2015 serta menjatuhkan sanksi yang memberatkan kondisi perekonomian Iran. Sebagai balasan, Iran secara bertahap mengurangi kepatuhannya terhadap perjanjian tersebut.
Sementara itu, Joe Biden yang menjadi pesaing Trump, berjanji untuk bergabung kembali dengan enam negara kekuatan dunia dalam perjanjian nuklir tersebut jika Iran juga kembali mematuhinya.
Di sisi lain, Trump juga menyebut bahwa dirinya ingin membuat perjanjian baru dengan Iran yang akan menyasar program rudal dan mendukung proksi kawasan yakni di Irak, Syria, Lebanon, dan Yaman.
Iran sendiri tidak bersedia melakukan negosiasi apapun terkait perjanjian baru tersebut, kecuali AS terlebih dahulu masuk kembali dalam kesepakatan nuklir pada tahap awal.
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini