KalbarOnline.com – Pemilihan presiden AS diprediksi akan membuat penyelesaian berlarut-larut karena ketidakpastian hasil perhitungan suara di beberapa negara bagian. Medan pertempuran menjadi tidak pasti baik bagi Donald Trump dan Joe Biden. Belum ada kepastian yang mendukung keyakinan mereka akan muncul sebagai pemenang.
Dalam laman Financial Times, jutaan surat suara yang absen masih akan dihitung pada hari Rabu (4/11). Belum ada kandidat yang mendapatkan 270 suara pemilihan atau electoral votes untuk memenangkan kursi kepresidenan. Padahal masing-masing sudah melontarkan pidato kemenangan.
Sejarah mencatat, Presiden AS sebelumnya, selalu memenangkan negara bagian penting di Ohio dan Florida. Tapi kini Biden adalah pemenang di Arizona. Kondisi itu juga membalikkan keadaan yang diambil Trump pada 2016, dan bertahan di Minnesota.
Biden juga memenangkan kubu Demokrat tradisional California dan New York, yang memberikan total 84 suara electoral college. Pada hari Rabu, kedua kandidat difokuskan pada negara bagian Georgia, North Carolina, Nevada, Wisconsin, Michigan dan Pennsylvania, yang menerima surat suara dalam waktu tiga hari setelah pemungutan suara. Jutaan surat suara pos masih akan dihitung dan hasil untuk beberapa negara bagian, dan ditunda hingga beberapa hari mendatang.
Terlepas dari kekhawatiran bahwa pemilu AS dapat ditandai dengan intimidasi pemilih dan perselisihan tentang penghitungan suara, sejauh ini belum ada laporan luas tentang kekacauan atau kekerasan di tempat pemungutan suara. Lebih dari 100 juta orang Amerika telah memberikan suara sebelum hari pemilihan, menempatkan AS pada jalur untuk tingkat partisipasi pemilih tertinggi dalam lebih dari satu abad.
Dalam sebuah pernyataan dari Gedung Putih pada Rabu pagi (4/11) Trump secara prematur mengklaim bahwa dia telah memenangkan pemilu dan mengancam akan pergi ke Mahkamah Agung untuk menghentikan penghitungan suara. Trump tanpa dasar mengklaim bahwa penghitungan suara merupakan penipuan besar. Dia merasa dicurangi. “Ini momen yang sangat menyedihkan, kami tetap yakin memenangkan ini,” katanya di Gedung Putih.
Dilansir dari New York Times, Rabu (4/11) Presiden Trump memenangkan serangkaian medan di lumbung suara seperti Florida, Ohio dan Iowa. Sedangkan Joe Biden optimis menang di seluruh negara bagian utama di Utara dan Arizona.
Dengan jutaan suara sah masih menunggu untuk dihitung, Trump secara prematur menyatakan bahwa dia memenangkan pemilihan. Trump juga mengancam akan pergi ke Mahkamah Agung untuk campur tangan guna menghentikan penghitungan suara yang sah.
Sejauh ini, Trump menahan Biden di dua negara bagian Selatan yaitu Georgia dan Carolina Utara. Ini bukanlah negara bagian yang harus dimenangkan oleh Biden, tetapi ia menghabiskan banyak uang di kedua negara bagian tersebut untuk kampanye. Biden juga sudah kehilangan harapan di Texas atas kemenangan Trump.
Dari perhitungan Reuters, hingga malam ini, Rabu (4/11) belum ada satupun calon yang meraih 270 electoral vote untuk memenangkan pertarungan. Trump sejauh ini kalah tipis 213 suara, sedangkan Biden 224 suara. Sementara itu masih ada jutaan suara yang belum dihitung.
Comment