KalbarOnline.com – Ari Wibowo dipastikan gagal bertarung untuk memperebutkan kursi ketua umum (Ketum) PBSI periode 2020–2024. Pria yang menjabat ketua Pengrov Banten itu hanya meraih lima suara yang sah di antara total 10 suara yang didaftarkan ke tim penjaringan. Lima suara lainnya tidak sah akibat dobel dukungan.
Sebagaimana diketahui, dalam pasal 11 ayat (4) peraturan organisasi (PO), dukungan ganda tidak sah. Padahal, sepuluh suara merupakan jumlah minimal bagi setiap bakal calon (balon) untuk bisa memaparkan visi dan misi saat musyawarah nasional (munas) di JHL Solitaire Gading Serpong, Tangerang, hari ini dan besok.
Nah, lima suara yang dobel berasal dari Kalimantan Timur, Sulawesi Tenggara, Jambi, Maluku Utara, dan Banten. Ya, di Banten, selain Ari yang mencalonkan diri sebagai balon Ketum, sang Sekum, Ferly, justru mendukung pencalonan Agung Firman Sampurna.
Ari menyikapi ketidaklolosannya dengan santai. ”Ya, yang penting demokrasi ini bisa dilewati. Tentu, dengan gagalnya ini, dari saya pribadi memang ada rasa kecewa. Itu tidak bisa dimungkiri. Tapi, saya hormati proses,” katanya kepada Jawa Pos kemarin (4/11).
- Baca Juga: Ada Indikasi Tangan Jahil yang Paksa Aklamasi di Pemilihan Ketum PBSI
Dengan tidak lolosnya Ari, saat munas nanti hanya ada calon tunggal. Artinya, kans Agung terpilih secara aklamasi seperti para pendahulunya sangat besar. Meski begitu, Ari menegaskan bahwa calon tunggal tidak otomatis diterima secara aklamasi. Sebab, dalam proses munas nanti belum tentu seluruh pengprov mengakui Agung terpilih aklamasi.
”Meski calon tunggal, mereka (para pengprov, Red) tetap bersikap. Yang kontak saya dari Jawa Timur dan Jogjakarta. Katanya, mereka akan walk out dalam pemilihan,” ungkapnya.
Menurut dia, langkah itu dilakukan karena mereka tidak sepaham dengan pencalonan Agung yang saat ini juga sibuk sebagai ketua BPK. Akibat kesibukan tersebut, pihaknya menilai PBSI sangat mungkin bakal dinomorduakan. Lalu, yang aktif di kepengurusan hanyalah orang kepercayaan Agung.
”Jadi, kalau bisa diduakan, kenapa tidak ditigakan atau diempatkan sekalian,” tegasnya.
Munas dipastikan tetap berlangsung sesuai dengan jadwal. Sebelumnya, berbagai kelompok menilai jadwal munas harus dimundurkan karena mengumpulkan banyak orang di satu tempat.
Namun, Ari tetap mendukung munas tetap berjalan sesuai dengan yang dijadwalkan. Sebab, penyelenggaraan munas membutuhkan biaya yang tidak sedikit. ”Munas tidak mungkin diundur karena satu hal. Atlet bisa latihan dengan tenang. Dalam tiga bulan ini kan memanas karena ada dukungan ke kanan dan kiri. Setelah munas, kita harap ada persatuan untuk kebaikan,” tuturnya.
Di sisi lain, Sudarto, wakil ketua pelaksana munas, menegaskan bahwa acara akan menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat. Salah satunya, hanya memperbolehkan dua orang dari setiap perwakilan pengprov untuk mengikuti munas.
Pengecekan suhu, penggunaan hand sanitizer, jaga jarak, hingga swab test dilakukan. ”Untuk protokol, kami sudah bekerja sama dengan pihak hotel dan gugus tugas di sini (Tangerang, Banten), termasuk kepolisian,” paparnya.
Selain itu, munas kali ini murni hanya diikuti peserta. Pihak luar, termasuk media, tidak diperkenankan hadir. ”Media dan peninjau bakal difasilitasi mengikuti munas melalui aplikasi Zoom. Karena internal dan tidak semua orang bisa datang, jadi harus konfirmasi by email,” jelasnya.
Comment