KalbarOnline.com – Pakar Epidemiologi dari Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono mengatakan, kerumunan massa yang dipicu agenda Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab tidak semestinya terjadi. Sebab saat ini Indonesia masih menghadapi pandemi Covid-19.
Pandu Riono pun mengeluhkan sikap pemerintah daerah provinsi DKI Jakarta dan Satuan Tugas Covid-19 yang tidak menegur Rizieq Shihab. Pasalnya, kerumunan massa sangat berpotensi terjadinya penularan Covid-19.
“Pak Rizieq Shihab itu harusnya diingatkan, dan pemerintah daerah itu harusnya mengingatkan,” ujar Pandu kepada KalbarOnline.com, Sabtu (14/11).
Pandu mempertanyakan kenapa seolah ada perlakuan istimewa kepada Imam Besar FPI tersebut. Padahal sebelum-sebelumnya petugas keamanan sering menggelar razia protokol kesehatan.
Bahkan orang yang baru pulang dari luar negeri seharusnya menjalani karantina 14 hari. Selain itu yang bersangkutan perlu dites apakah tertular Covid-19 atau tidak.
“Ini kok ada keistimewaan untuk Pak Habib Rizieq,” katanya.
Menurut Pandu, seharusnya Satgas Covid-19 sudah sudah jauh-jauh hari memberikan imbauan untuk tidak melakukan penjemputan terhadap Rizeq. Diamnya Pemprov dan Satgas Covid-19 dinilainya sebagai bentuk pembiaran terhadap terjadinya kerumunan massa.
“Dari awal harusnya penjemputan bandara itu harus bisa dicegah. Saya itu bingung ini maunya apa, kan harusnya bisa mencegah. Tapi ini dibiarkaan terus,” tuturnya.
Sebagai informasi, pada 10 Oktober lalu Rizieq Shihab pulang ke Tanah Air setelah menetap di Arab Saudi 3,5 tahun. Kepulangan Imam Besar FPI itu disambut gegap gempita oleh pendukungnya. Bahkan mereka berkerumun di Bandara Soekarno-Hatta dan di Petamburan.
Terbaru, pada Jumat (12/11) kemarin juga terjadi kerumunan massa saat peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Tebet. Dalam acara itu Rizieq Shihab bertindak sebagai penceramah.
Comment