KalbarOnline.com – Semua negara di dunia sedang menunggu ketersediaan vaksin Covid-19, termasuk Singapura. Negara tersebut kemudian yakin tak akan terlalu lama menunggu datangnya vaksin begitu vaksin Covid-19 dipastikan tersedia.
Singapura telah membuat pengaturan dengan beberapa pembuat vaksin Covid-19 untuk memastikan agar tidak berada dalam antrean panjang (waiting list) begitu dosis tersedia. Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengamati bahwa negara-negara Asia lebih sukses daripada negara-negara Barat dalam menangani rakyat agar mematuhi langkah-langkah saat pandemi.
- Baca juga: Diklaim 90 Persen Manjur, Singapura Jajaki Pembelian Vaksin Pfizer
Dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg News yang disiarkan pada Selasa (17/11), ketika ditanya apakah negara-negara kecil harus khawatir mendapatkan vaksin di tengah permintaan di seluruh dunia, PM Lee mengatakan hal itu adalah kenyataan. Menurutnya negara-negara besar akan mendapatkan kemudahan berada di puncak daftar tunggu.
“Sangat disayangkan karena WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) membuat poin yang sangat valid bahwa cara terbaik untuk mengendalikan Covid-19 adalah memiliki skema prioritas yang rasional untuk mendistribusikan vaksin tapi untuk mengoptimalkan itu dalam skala global (dari) sekitar 200 negara, saya pikir akan sangat sulit,” jelasnya seperti dilansir dari Straits Times, Selasa (17/11).
Singapura telah membentuk komite untuk memprioritaskan mereka yang harus menerima vaksin sebelum yang lain. Mereka sudah bicara dengan raksasa farmasi Pfizer yang telah mengumumkan vaksinnya 90 persen efektif. Dan upaya bersama, oleh para ilmuwan di Sekolah Kedokteran Duke-NUS Singapura dan perusahaan AS Arcturus Therapeutics, yang akan mengirimkan batch awal dalam tiga bulan pertama tahun depan.
- Baca juga: Mulai Bulan Depan, Tes Covid-19 di Singapura Lebih Mudah
PM Lee mengatakan dia yakin sejumlah kandidat vaksin akan lolos. Dan, dalam waktu beberapa tahun tersedia secara luas dan jauh lebih terjangkau.
“Tapi ini tak akan selesai melindungi populasi dunia dalam tahun depan,” katanya. “Selain itu, tidak yakin risiko dan masalah apa yang mungkin muncul. Kami harus belajar sambil jalan ke depan,” jelasnya.
PM Lee mengatakan populasi di Asia lebih patuh dengan memakai masker atau mempraktikkan jarak aman, dibandingkan dengan orang Eropa atau Amerika. Namun, dia juga mengakui bahwa Singapura beruntung. Dia mengatakan tantangan bagi Singapura sekarang adalah menemukan cara untuk membuka kembali perbatasannya untuk arus bisnis dan pariwisata, sambil mengelola impor yang tak terhindarkan dan masuknya virus Korona ke dalam populasi.
Saksikan video menarik berikut ini:
Comment