Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Jumat, 08 Januari 2021 |
KalbarOnline.com – Vaksin Covid-19 asal Sinovac Tiongkok yang diuji di Bandung, Jawa Barat, ditujukan untuk relawan rentang usia 18-59 tahun. Maka itulah sebabnya, vaksin tersebut masih belum dapat digunakan untuk lansia.
Sejauh ini, baru negara Brasil yang menggunakan rentang usia lansia di atas 59 tahun yang melakukan uji klinis. Makanya, Indonesia masih menunggu hasil efikasi atau kemanjuran vaksin tersebut yang dilakukan di Brasil.
Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito mengatakan, uji klinis di Bandung mempunyai desain yang sama dengan uji klinis vaksin Sinovac di Brasil dan Turki, yang menggunakan subjek penerima vakin 18-59 tahun. Penggunaan lansia di atas 59 tahun masih menunggu data hasil uji klinis III di Brasil.
“Maka kami berharap segera kami dapatkan data tersebut dan akan kami berikan izin penggunaan darurat (EUA) bila datanya (efikasi vaksin untuk lansia) baik,” tegasnya.
Baca Juga: Rencana Vaksinasi Covid-19 Pada 13 Januari, BPOM: Wajib Tunggu Izin
Dan apabila Brasil memastikan efikasi vaksin Covid-19 memang manjur untuk lansia, Penny menegaskan uji klinis tak perlu lagi diulang di Indonesia. Sehingga BPOM bisa langsumg mengeluarkan EUA jika datanya sudah baik.
“Brasil memang uji klinik sampai fase III untuk kelompok diatas 59 tahun. Kami msh tunggu hasil uji untuk lansia ini, dan akan dipakai. Tidak akan diulang lagi (di Indonesia),” jelasnya dalam konferensi pers virtual, Jumat (8/1).
Selain Brasil, BPOM juga masih menunggu uji klinis vaksin untuk lansia di Tiongkok untuk fase I dan II. Sedangkan di Brasil yaitu fase III.
“Mudah-mudahan (efikasi vaksin untuk lansia) tak terlalu lama, sehingga bisa kami berikan EUA pada lansia pada waktunya nanti,” tuturnya.
Hal senada sebelumnya diungkapkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Dia menjelaskan tahap pertama adalah vaksinasi dilakukan pada tenaga petugas kesehatan, sebanyak 1,3 juta orang di 34 provinsi. Kedua, lalu akan diberikan kepada pekerja publik sekitar 17,4 juta orang. Lalu kemudian populasi masyarakat. Kemudian lansia di atas 60 tahun (yang jumlahnya sekitar 21,5 juta orang).
Menurutnya, hasil uji klinis 3 di Bandung untuk vaksin Sinovac selama ini diperuntukkan rentang usia 18-59 tahun. Itu sebabnya, hasil diskusi dengan secara scientific memang disarankan menggunakan Sinovac sesuai dengan yang diuji kliniskan di Bandung. Sehingga vaksin untuk lansia masih harus menunggu hasil uji klinis untuk lansia di negara lain seperti Brasil.
“Vaksin sinovac uji klinis yg dilakukan di luar Bandung, di Turki, Brasil, itu juga diberikan ke orang-orang dengan grup usia di atas 60 tahun. (Indonesia masih menunggu hasil itu),” jelasnya.
“Itu mengapa, karena sebagian vaksin kita akan datang mungkin sekitar semester kedua atau akhir kuartal kedua 2021. Itu sebabnya kenapa kalau lansia ditaruh agak ke belakang. Karena kita ingin pasatikan semua data scientific mengenai pemberian vaksin ke grup lansia ini, BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan) sudah feel comfortable,” jelasnya.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Vaksin Covid-19 asal Sinovac Tiongkok yang diuji di Bandung, Jawa Barat, ditujukan untuk relawan rentang usia 18-59 tahun. Maka itulah sebabnya, vaksin tersebut masih belum dapat digunakan untuk lansia.
Sejauh ini, baru negara Brasil yang menggunakan rentang usia lansia di atas 59 tahun yang melakukan uji klinis. Makanya, Indonesia masih menunggu hasil efikasi atau kemanjuran vaksin tersebut yang dilakukan di Brasil.
Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito mengatakan, uji klinis di Bandung mempunyai desain yang sama dengan uji klinis vaksin Sinovac di Brasil dan Turki, yang menggunakan subjek penerima vakin 18-59 tahun. Penggunaan lansia di atas 59 tahun masih menunggu data hasil uji klinis III di Brasil.
“Maka kami berharap segera kami dapatkan data tersebut dan akan kami berikan izin penggunaan darurat (EUA) bila datanya (efikasi vaksin untuk lansia) baik,” tegasnya.
Baca Juga: Rencana Vaksinasi Covid-19 Pada 13 Januari, BPOM: Wajib Tunggu Izin
Dan apabila Brasil memastikan efikasi vaksin Covid-19 memang manjur untuk lansia, Penny menegaskan uji klinis tak perlu lagi diulang di Indonesia. Sehingga BPOM bisa langsumg mengeluarkan EUA jika datanya sudah baik.
“Brasil memang uji klinik sampai fase III untuk kelompok diatas 59 tahun. Kami msh tunggu hasil uji untuk lansia ini, dan akan dipakai. Tidak akan diulang lagi (di Indonesia),” jelasnya dalam konferensi pers virtual, Jumat (8/1).
Selain Brasil, BPOM juga masih menunggu uji klinis vaksin untuk lansia di Tiongkok untuk fase I dan II. Sedangkan di Brasil yaitu fase III.
“Mudah-mudahan (efikasi vaksin untuk lansia) tak terlalu lama, sehingga bisa kami berikan EUA pada lansia pada waktunya nanti,” tuturnya.
Hal senada sebelumnya diungkapkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Dia menjelaskan tahap pertama adalah vaksinasi dilakukan pada tenaga petugas kesehatan, sebanyak 1,3 juta orang di 34 provinsi. Kedua, lalu akan diberikan kepada pekerja publik sekitar 17,4 juta orang. Lalu kemudian populasi masyarakat. Kemudian lansia di atas 60 tahun (yang jumlahnya sekitar 21,5 juta orang).
Menurutnya, hasil uji klinis 3 di Bandung untuk vaksin Sinovac selama ini diperuntukkan rentang usia 18-59 tahun. Itu sebabnya, hasil diskusi dengan secara scientific memang disarankan menggunakan Sinovac sesuai dengan yang diuji kliniskan di Bandung. Sehingga vaksin untuk lansia masih harus menunggu hasil uji klinis untuk lansia di negara lain seperti Brasil.
“Vaksin sinovac uji klinis yg dilakukan di luar Bandung, di Turki, Brasil, itu juga diberikan ke orang-orang dengan grup usia di atas 60 tahun. (Indonesia masih menunggu hasil itu),” jelasnya.
“Itu mengapa, karena sebagian vaksin kita akan datang mungkin sekitar semester kedua atau akhir kuartal kedua 2021. Itu sebabnya kenapa kalau lansia ditaruh agak ke belakang. Karena kita ingin pasatikan semua data scientific mengenai pemberian vaksin ke grup lansia ini, BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan) sudah feel comfortable,” jelasnya.
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini