Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Jumat, 20 November 2020 |
KalbarOnline.com – Perekonomian negara-negara di dunia mayoritas terpuruk karena terimbas pandemi Covid-19. Tapi, Vietnam adalah anomali. Alih-alih mengalami resesi, Badan Moneter Dunia (IMF) justru memperkirakan ekonomi mereka tumbuh sekitar 2,4 persen tahun ini.
Angka tersebut naik 0,8 persen dari perkiraan sebelumnya. Oktober lalu IMF memperkirakan perekonomian Vietnam hanya naik 1,6 persen.
”Pertumbuhan ekonomi Vietnam akan menjadi yang tertinggi di dunia,” ujar Kepala Misi IMF untuk Vietnam Era Dabla Norris. IMF memprediksi tahun depan saat situasi normal, ekonomi Vietnam akan menguat dengan cepat dan tumbuh hingga 6,5 persen.
Vietnam juga menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang mengalami pertumbuhan ekonomi. Hal itu tidak lepas dari reaksi cepat Hanoi untuk mencegah penularan Covid-19.
Hingga kemarin, hanya ada 1.288 kasus dan 35 kematian akibat Covid-19 di Vietnam. Vietnam selama ini merupakan sekutu dekat Tiongkok. Mereka tahu dengan baik situasi di Negeri Panda tersebut. Begitu ada kabar penularan virus baru, Vietnam langsung menutup perbatasannya. Terutama, yang berbatasan langsung dengan Tiongkok.
Tes masif dan pelacakan kasus dilakukan. Vietnam sadar, sistem kesehatan mereka tidak sebaik negara-negara maju. Lonjakan pasien secara signifikan akan membuat mereka kelimpungan. Vietnam juga tidak mengekspor berasnya seperti biasa. Semuanya distok untuk subsidi di dalam negeri.
Norris menambahkan, Vietnam memiliki kebijakan fiskal yang bijaksana. Mayoritas bantuan diarahkan untuk mendukung rumah tangga dan perusahaan yang rentan terdampak pandemi. Pelonggaran kebijakan moneter dan bantuan keuangan dari Bank Negara Vietnam (SBV) mampu mengurangi tekanan likuiditas dan memfasilitasi aliran kredit yang berkelanjutan.
Pandemi juga membawa dampak positif pada Vietnam. Banyak orang yang bekerja dari rumah. Mereka membeli laptop, komputer, dan perabot rumah tangga baru. Mereka memilih bekerja maupun menghabiskan waktu di rumah dengan nyaman. Kebanyakan produk itu juga dibuat di Vietnam.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Perekonomian negara-negara di dunia mayoritas terpuruk karena terimbas pandemi Covid-19. Tapi, Vietnam adalah anomali. Alih-alih mengalami resesi, Badan Moneter Dunia (IMF) justru memperkirakan ekonomi mereka tumbuh sekitar 2,4 persen tahun ini.
Angka tersebut naik 0,8 persen dari perkiraan sebelumnya. Oktober lalu IMF memperkirakan perekonomian Vietnam hanya naik 1,6 persen.
”Pertumbuhan ekonomi Vietnam akan menjadi yang tertinggi di dunia,” ujar Kepala Misi IMF untuk Vietnam Era Dabla Norris. IMF memprediksi tahun depan saat situasi normal, ekonomi Vietnam akan menguat dengan cepat dan tumbuh hingga 6,5 persen.
Vietnam juga menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang mengalami pertumbuhan ekonomi. Hal itu tidak lepas dari reaksi cepat Hanoi untuk mencegah penularan Covid-19.
Hingga kemarin, hanya ada 1.288 kasus dan 35 kematian akibat Covid-19 di Vietnam. Vietnam selama ini merupakan sekutu dekat Tiongkok. Mereka tahu dengan baik situasi di Negeri Panda tersebut. Begitu ada kabar penularan virus baru, Vietnam langsung menutup perbatasannya. Terutama, yang berbatasan langsung dengan Tiongkok.
Tes masif dan pelacakan kasus dilakukan. Vietnam sadar, sistem kesehatan mereka tidak sebaik negara-negara maju. Lonjakan pasien secara signifikan akan membuat mereka kelimpungan. Vietnam juga tidak mengekspor berasnya seperti biasa. Semuanya distok untuk subsidi di dalam negeri.
Norris menambahkan, Vietnam memiliki kebijakan fiskal yang bijaksana. Mayoritas bantuan diarahkan untuk mendukung rumah tangga dan perusahaan yang rentan terdampak pandemi. Pelonggaran kebijakan moneter dan bantuan keuangan dari Bank Negara Vietnam (SBV) mampu mengurangi tekanan likuiditas dan memfasilitasi aliran kredit yang berkelanjutan.
Pandemi juga membawa dampak positif pada Vietnam. Banyak orang yang bekerja dari rumah. Mereka membeli laptop, komputer, dan perabot rumah tangga baru. Mereka memilih bekerja maupun menghabiskan waktu di rumah dengan nyaman. Kebanyakan produk itu juga dibuat di Vietnam.
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini