Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Selasa, 24 November 2020 |
KalbarOnline.com – Pemerintah akan melakukan pembukaan sekolah dengan adaptasi kebiasaan baru pada Januari 2021. Namun, di satu sisi, pembelajaran tatap muka dikhawatirkan menimbulkan klaster baru. Terlebih usai libur akhir tahun.
Hal itu, kata Koordinator Nasional Perhimpunan untuk Pendidikan dan Guru (P2G) Satriwan Salim bisa saja terjadi. Sebab, pada Desember nanti akan banyak agenda yang melibatkan orang banyak. Mulai dari Pilkada, libur natal, tahun baru serta akhir tahun.
“Artinya mobilitas masyarakat makin tinggi dan berpotensi menjadi sebaran baru Covid-19. Bayangkan Januari kemudian sekolah tatap muka dilakukan. Jadi kekhawatiran sekolah akan menjadi klaster terbaru Covid-19 sangat beralasan,” ucap dia kepada KalbarOnline.com, Selasa (24/11).
Ia juga mengingatkan, apabila terdapat kasus positif di sekolah, pihaknya meminta agar para guru tidak dijadikan kambing hitam atas hal tersebut. Di mana tentunya pengawasan penerapan protokol kesehatan akan terlepas ketika pembelajaran selesai.
Namun harapannya, peserta didik langsung kembali ke rumah masing-masing. Hal ini demi mengurangi kasus positif Covid-19 di Indonesia.
“Ketika ada siswa yang positif Covid-19 setelah sekolah dibuka, maka jangan ada kriminalisasi terhadap guru. Orang tua jangan sampai menyalahkan pihak sekolah dan guru. Bagaimanapun juga guru berada di bawah struktur birokrasi daerah setempat,” jelasnya.
Sebelumnya, pemerintah melalui penyesuaian Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri menetapkan, pembelajaran tatap muka akan kembali dilaksanakan pada Januari 2021. Informasi itu disampaikan langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim.
“Pemerintah pada hari ini melakukan penyesuaian kebijakan. Kebijakan ini berlaku mulai semester genap tahun ajaran 2020/2021, jadinya bulan Januari 2021,” jelas Nadiem dalam telekonferensi pers Pengumuman Penyelenggaraan Pembelajaran Semester Genap TA 2020/2021 di masa Pandemi Covid-19, Jumat (20/11).
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Pemerintah akan melakukan pembukaan sekolah dengan adaptasi kebiasaan baru pada Januari 2021. Namun, di satu sisi, pembelajaran tatap muka dikhawatirkan menimbulkan klaster baru. Terlebih usai libur akhir tahun.
Hal itu, kata Koordinator Nasional Perhimpunan untuk Pendidikan dan Guru (P2G) Satriwan Salim bisa saja terjadi. Sebab, pada Desember nanti akan banyak agenda yang melibatkan orang banyak. Mulai dari Pilkada, libur natal, tahun baru serta akhir tahun.
“Artinya mobilitas masyarakat makin tinggi dan berpotensi menjadi sebaran baru Covid-19. Bayangkan Januari kemudian sekolah tatap muka dilakukan. Jadi kekhawatiran sekolah akan menjadi klaster terbaru Covid-19 sangat beralasan,” ucap dia kepada KalbarOnline.com, Selasa (24/11).
Ia juga mengingatkan, apabila terdapat kasus positif di sekolah, pihaknya meminta agar para guru tidak dijadikan kambing hitam atas hal tersebut. Di mana tentunya pengawasan penerapan protokol kesehatan akan terlepas ketika pembelajaran selesai.
Namun harapannya, peserta didik langsung kembali ke rumah masing-masing. Hal ini demi mengurangi kasus positif Covid-19 di Indonesia.
“Ketika ada siswa yang positif Covid-19 setelah sekolah dibuka, maka jangan ada kriminalisasi terhadap guru. Orang tua jangan sampai menyalahkan pihak sekolah dan guru. Bagaimanapun juga guru berada di bawah struktur birokrasi daerah setempat,” jelasnya.
Sebelumnya, pemerintah melalui penyesuaian Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri menetapkan, pembelajaran tatap muka akan kembali dilaksanakan pada Januari 2021. Informasi itu disampaikan langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim.
“Pemerintah pada hari ini melakukan penyesuaian kebijakan. Kebijakan ini berlaku mulai semester genap tahun ajaran 2020/2021, jadinya bulan Januari 2021,” jelas Nadiem dalam telekonferensi pers Pengumuman Penyelenggaraan Pembelajaran Semester Genap TA 2020/2021 di masa Pandemi Covid-19, Jumat (20/11).
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini