Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Kamis, 26 November 2020 |
KalbarOnline.com – Singapura bakal membuka fase 3 perekonomian. Para pekerja dan dunia bisnis harus beradaptasi dengan kondisi baru di tengah pandemi Covid-19. Singapura yakin seiring kasus Covid-19 yang terus menurun, perekonomian mereka akan naik. Namun tak dipungkiri kasus impor Covid-19 di Singapura tetap menjadi tantangan. Terlebih gelombang penularan Covid-19 di luar negeri juga mengalami kenaikan seperti di Eropa.
Baca juga: Warga Singapura Kesulitan Uang Selama Pandemi, Milenial Paling Stres
Dilansir dari Straits Times, Rabu (25/11), Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Chan Chun Sing mengatakan perbaikan ekonomi Singapura pada kuartal ketiga tahun ini menunjukkan bahwa semuanya berada di jalur yang benar. Langkah-langkah dukungan pemerintah terhadap bisnis dan pekerja juga terus mendorong pulihnya perekonomian.
“Ke depan, dukungan kami harus lebih tepat sasaran dan fokus pada hasil positif bagi bisnis dan pekerja kami,” ujarnya.
Tantangan 4 Faktor
Menteri Chan memaparkan ada 4 faktor yang akan mempengaruhi laju pemulihan ekonomi domestik dan global. Dua faktor berada dalam kendali Singapura.
“Yakni tingkat infeksi virus Korona makin terkendali dan kemampuan bisnis serta pekerjanya untuk berputar dan beradaptasi dengan Covid-19,” katanya.
“Jika kami dapat terus menekan tingkat infeksi, kami akan dapat melanjutkan lebih banyak aktivitas dan meningkatkan interaksi kami dengan seluruh dunia,” tegas Menteri Chan.
Hanya saja, ada 2 faktor lainnya dari eksternal. Yaitu perkembangan global, seperti dinamika geopolitik antara negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan Tiongkok. Lalu faktor lain adalah gelombang penularan Covid-19 yang berulang secara global.
“Ini berada di luar kendali Singapura. Kami belum tahu bagaimana pemerintahan baru AS akan mendekati hubungannya dengan Tiongkok. Tapi kami berharap kedua pihak akan meredakan ketegangan dan kembali ke tatanan ekonomi global yang lebih terbuka dan inklusif,” kata Menteri Chan.
Sementara itu, gelombang penularan yang berulang di luar negeri, yang mengarah pada penguncian kembali juga akan berdampak pada permintaan global. Dia khawatir akan memengaruhi ekonomi yang berorientasi ekspor seperti Singapura.
“Selama kita mengelola faktor-faktor yang dapat dikontrol dengan baik, dan mengurangi risiko di luar kendali kita, saya yakin kita dapat pulih lebih cepat,” ungkap Menteri Chan.
Singapura sekarang memiliki kemampuan pengujian, fasilitas isolasi, dan kapasitas perawatan kesehatan untuk mengelola risiko dari kasus impor.
Selain itu, Singapura juga akan dapat secara progresif menyelenggarakan pertemuan, insentif, konferensi, dan acara pameran (Mice) yang lebih signifikan untuk mempertahankan posisinya sebagai simpul bisnis terkemuka.
“Jumlah kasus impor mungkin meningkat, tapi risiko bagi masyarakat sekitar bisa dikurangi,” pungkas Menteri Chan.
KalbarOnline.com – Singapura bakal membuka fase 3 perekonomian. Para pekerja dan dunia bisnis harus beradaptasi dengan kondisi baru di tengah pandemi Covid-19. Singapura yakin seiring kasus Covid-19 yang terus menurun, perekonomian mereka akan naik. Namun tak dipungkiri kasus impor Covid-19 di Singapura tetap menjadi tantangan. Terlebih gelombang penularan Covid-19 di luar negeri juga mengalami kenaikan seperti di Eropa.
Baca juga: Warga Singapura Kesulitan Uang Selama Pandemi, Milenial Paling Stres
Dilansir dari Straits Times, Rabu (25/11), Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Chan Chun Sing mengatakan perbaikan ekonomi Singapura pada kuartal ketiga tahun ini menunjukkan bahwa semuanya berada di jalur yang benar. Langkah-langkah dukungan pemerintah terhadap bisnis dan pekerja juga terus mendorong pulihnya perekonomian.
“Ke depan, dukungan kami harus lebih tepat sasaran dan fokus pada hasil positif bagi bisnis dan pekerja kami,” ujarnya.
Tantangan 4 Faktor
Menteri Chan memaparkan ada 4 faktor yang akan mempengaruhi laju pemulihan ekonomi domestik dan global. Dua faktor berada dalam kendali Singapura.
“Yakni tingkat infeksi virus Korona makin terkendali dan kemampuan bisnis serta pekerjanya untuk berputar dan beradaptasi dengan Covid-19,” katanya.
“Jika kami dapat terus menekan tingkat infeksi, kami akan dapat melanjutkan lebih banyak aktivitas dan meningkatkan interaksi kami dengan seluruh dunia,” tegas Menteri Chan.
Hanya saja, ada 2 faktor lainnya dari eksternal. Yaitu perkembangan global, seperti dinamika geopolitik antara negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan Tiongkok. Lalu faktor lain adalah gelombang penularan Covid-19 yang berulang secara global.
“Ini berada di luar kendali Singapura. Kami belum tahu bagaimana pemerintahan baru AS akan mendekati hubungannya dengan Tiongkok. Tapi kami berharap kedua pihak akan meredakan ketegangan dan kembali ke tatanan ekonomi global yang lebih terbuka dan inklusif,” kata Menteri Chan.
Sementara itu, gelombang penularan yang berulang di luar negeri, yang mengarah pada penguncian kembali juga akan berdampak pada permintaan global. Dia khawatir akan memengaruhi ekonomi yang berorientasi ekspor seperti Singapura.
“Selama kita mengelola faktor-faktor yang dapat dikontrol dengan baik, dan mengurangi risiko di luar kendali kita, saya yakin kita dapat pulih lebih cepat,” ungkap Menteri Chan.
Singapura sekarang memiliki kemampuan pengujian, fasilitas isolasi, dan kapasitas perawatan kesehatan untuk mengelola risiko dari kasus impor.
Selain itu, Singapura juga akan dapat secara progresif menyelenggarakan pertemuan, insentif, konferensi, dan acara pameran (Mice) yang lebih signifikan untuk mempertahankan posisinya sebagai simpul bisnis terkemuka.
“Jumlah kasus impor mungkin meningkat, tapi risiko bagi masyarakat sekitar bisa dikurangi,” pungkas Menteri Chan.
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini