KalbarOnline.com – Kementerian Agama (Kemenag) menjadikan Ende sebagai inspirasi moderasi beragama bagi guru dan siswa madrasah. Seperti diketahui Ende adalah tempat pengasingan Soekarno atau Bung Karno. Di tempat ini pula Bung Karno mendapatkan inspirasi menyusun Pancasila.
Selain itu Dirjen Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag Muhammad Ali Ramdhani mengatakan kehidupan di Ende sampai saat ini bisa terjalin secara harmonis. Untuk itu dia berharap para guru dan siswa madrasah dapat mengambil nilai-nilai dan semangat harmonisasi yang terjadi di Ende untuk menjalankan moderasi beragama.
Pejabat yang akrab disapa Dhani itu mengatakan moderasi beragama adalah salah satu program unggulan di Kemenag. Menurut dia negara tidak akan pernah tumbuh jika tanpa adanya harmonisasi. ’’Negara tak akan mampu mengakselerasi pertumbuhannya tanpa terjadi harmonisasi,’’ kata Dhani Selasa (1/12).
Saat berkunjung ke Ende beberapa waktu lalu, di hadapan para guru Dhani menuturkan rancangan dan lahirnya Pancasila tidak lepas dari Ende. Untuk itu dia berpesan supaya budaya yang ada di Ende serta nilai-nilai Pancasila dapat menginspirasi para guru dan siswa di seluruh Indonesia.
’’Setiap orang yang saya tanya tentang moderasi beragama, maka gaung jawaban yang saya peroleh selalu sama,’’ jelasnya. Yakni datanglah ke Ende. Karena di Ende lahir konsep Pancasila yang mempersatukan seluruh Bangsa Indonesia. Dengan semua perbedaan yang ada.
Seperti diketahui Bung Karno diasingkan ke Ende pada periode 1934-1939. Tujuan belanda mengasingkan Bung Karno ke Ende adalah untuk memutus komunikasinya dengan para loyalisnya. Di Ende, Bung Karno bersama Inggit Garnasih, Ratna Djuami (anak angkat), dan mertuanya tinggal di rumah Abdullah Ambuwawu. Di Ende Bung Karno mempelajari lebih jauh soal Islam. Sampai belajar soal pluralisme bersama sejumlah pastor di sana.
Kemudian ketika berada di hadapan siwa madrasah Aliyah kejuruan, Dhani berpesan supaya mereka mampu mengimplementasikan nilai kepemimpinan sebagaimana Nabi Muhammad contohkan. ’’Pemimpina adalah mereka yang mengakselerasi, mempercepat, FAST,’’ katanya. FAST itu adalah singkatan dari fatonah, amanah, sidik, dan tabligh.
Menurut dia esensi nilai kepribadian seorang pemimpin terangkum dalam sikap fatonah, amanah, sidik, dan tabligh. ’’Tolong diingat betul, ketika anda menjadi seorang pemimpin, bahwa pemimpin sejatinya adalah dia yang melayani umat,’’ jelasnya. Baginya pemimpin adalah orang yang cepat dalam mengubah sebuah organisasi.
Comment