Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Kamis, 10 Desember 2020 |
KalbarOnline.com – Keluarga korban enam anggota Front Pembela Islam (FPI) yang tewas melakukan audiensi dengan Komisi III DPR. Dalam audiensi tersebut mereka membeberkan mengenai tuduhan kepemilikan senjata api (senjata api).
Kakak Muhammad Suci Khadafi (salah satu korban tewas), Anandra, menegaskan sang adik tidak mungkin membawa senjata tajam. Apalagi disebut-sebut anggota FPI yang tertembak tersebut memiliki senpi.
’’Kami ingin meluruskan bahwa anak-anak kami tidak pernah membawa senjata satupun baik itu pistol atau parang seperti diinformasikan di media,’’ ujar Anandra di ruang rapat Komisi III DPR, Kamis (10/12).
Anandra menegaskan, sang adik ikut Rizieq Shihab bukan untuk berperang ataupun mencari musuh sehingga membawa senjata tajam. Sang adik hanya mengawal pendiri FPI Rizieq Shihah untuk melakukan pengajian keluarga. ’’Buat apa, karena itu niatnya baik bukan untuk perang. Niatnya baik,’’ tegasnya.
Oleh sebab itu Anandra mengeluhkan kabar yang beredar di masyarakat tersebut. Karena, baginya, tidak mungkin sang adik membawa senjata tajam ataupun senpi. ’’Kami mohon, anak kami sudah dibunuh, sudah dibantai, masih saja difitnah,’’ serunya.
Sementara di tempat yang sama, kakak Moh Reza (salah satu korban tewas), Septi, juga membantah sang adik membawa senjata tajam saat terlibat bentrok dengan aparat kepolisian di tol KM 50 Jakarta-Cikampek.
Sang adik yang berprofesi sebagai Linmas atau Hansip juga pada saat berjaga keamanan tidak pernah membawa pentungan. Sehingga dirinya mempertanyakan pihak kepolisian yang menyebut ada senjata tajam dan senpi yang diamankan. ’’Adik saya nggak pernah bawa senjata. Adik saya di rumah sebagai Hansip nnggak pernah bawa pentungan apalagi senjata tajam,’’ tegas Septi.
Seperti diketahui, sebelumnya, Polri menyatakan, bawah diserang oleh sekelompok orang di Tol Jakarta-Cikampek tepatnya di KM 50 pada Senin (7/12) sekitar pukul 00.30 WIB dini hari. Penyerangan itu diduga dilakukan oleh pendukung Imam Besar FPI Rizieq Shihab.
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran menyampaikan, diduga penyerangan terhadap anggota Polri itu dilakukan oleh laskar khusus. Penyerangan ini dilakukan saat anggota Polri mengikuti sekelompok orang yang hendak mengawal kedatangan Rizieq Shihab ke Polda Metro Jaya.
Fadil menyampaikan, lantaran mengancam keselamatan jiwa anggota Polri, kemudian melakukan tindakan tegas dan terukur. Hal ini mengakibatkan meninggalnya enam orang yang diduga pengikut Rizieq Shihab. Sementara itu, lanjut Fadil, sebanyak empat penyerang lainnya berhasil melarikan diri. Kini polisi masih mengejar empat orang pelaku penyerangan. (*)
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Keluarga korban enam anggota Front Pembela Islam (FPI) yang tewas melakukan audiensi dengan Komisi III DPR. Dalam audiensi tersebut mereka membeberkan mengenai tuduhan kepemilikan senjata api (senjata api).
Kakak Muhammad Suci Khadafi (salah satu korban tewas), Anandra, menegaskan sang adik tidak mungkin membawa senjata tajam. Apalagi disebut-sebut anggota FPI yang tertembak tersebut memiliki senpi.
’’Kami ingin meluruskan bahwa anak-anak kami tidak pernah membawa senjata satupun baik itu pistol atau parang seperti diinformasikan di media,’’ ujar Anandra di ruang rapat Komisi III DPR, Kamis (10/12).
Anandra menegaskan, sang adik ikut Rizieq Shihab bukan untuk berperang ataupun mencari musuh sehingga membawa senjata tajam. Sang adik hanya mengawal pendiri FPI Rizieq Shihah untuk melakukan pengajian keluarga. ’’Buat apa, karena itu niatnya baik bukan untuk perang. Niatnya baik,’’ tegasnya.
Oleh sebab itu Anandra mengeluhkan kabar yang beredar di masyarakat tersebut. Karena, baginya, tidak mungkin sang adik membawa senjata tajam ataupun senpi. ’’Kami mohon, anak kami sudah dibunuh, sudah dibantai, masih saja difitnah,’’ serunya.
Sementara di tempat yang sama, kakak Moh Reza (salah satu korban tewas), Septi, juga membantah sang adik membawa senjata tajam saat terlibat bentrok dengan aparat kepolisian di tol KM 50 Jakarta-Cikampek.
Sang adik yang berprofesi sebagai Linmas atau Hansip juga pada saat berjaga keamanan tidak pernah membawa pentungan. Sehingga dirinya mempertanyakan pihak kepolisian yang menyebut ada senjata tajam dan senpi yang diamankan. ’’Adik saya nggak pernah bawa senjata. Adik saya di rumah sebagai Hansip nnggak pernah bawa pentungan apalagi senjata tajam,’’ tegas Septi.
Seperti diketahui, sebelumnya, Polri menyatakan, bawah diserang oleh sekelompok orang di Tol Jakarta-Cikampek tepatnya di KM 50 pada Senin (7/12) sekitar pukul 00.30 WIB dini hari. Penyerangan itu diduga dilakukan oleh pendukung Imam Besar FPI Rizieq Shihab.
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran menyampaikan, diduga penyerangan terhadap anggota Polri itu dilakukan oleh laskar khusus. Penyerangan ini dilakukan saat anggota Polri mengikuti sekelompok orang yang hendak mengawal kedatangan Rizieq Shihab ke Polda Metro Jaya.
Fadil menyampaikan, lantaran mengancam keselamatan jiwa anggota Polri, kemudian melakukan tindakan tegas dan terukur. Hal ini mengakibatkan meninggalnya enam orang yang diduga pengikut Rizieq Shihab. Sementara itu, lanjut Fadil, sebanyak empat penyerang lainnya berhasil melarikan diri. Kini polisi masih mengejar empat orang pelaku penyerangan. (*)
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini