Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Minggu, 13 Desember 2020 |
KalbarOnline.com – Peristiwa santri atau kiai yang terkonfirmasi positif Covid-19 kembali terjadi di lingkungan pesantren. Kementerian Agama (Kemenag) pun terus berupaya mengambil langkah-langkah pencegahan.
Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Waryono Abdul Ghafur mengungkapkan, pihaknya telah melakukan berbagai upaya meminimalisir penyebaran Covid-19 di pesantren, di antaranya mendorong pembelajaran secara daring. Namun, Waryono mengakui bahwa ada sejumlah kendala yang dihadapi pesantren dalam pembelajaran daring.
“Tidak semua pesantren berlokasi di perkotaan, keterbatasan jaringan dan kuota internet ditambah santri berasal dari berbagai daerah yang tentu tidak sama dengan lingkungan sekolah biasa. Jadi tidak mungkin kegiatan pembelajaran daring dapat diterapkan secara merata,” ungkapnya, Minggu (13/12).
Kata dia, tantangan terbesar yang ada di pesantren adalah physical distancing. Sebab, kamar santri selama ini dihuni beberapa orang. Mereka juga perlu didorong untuk disiplin memakai masker.
“Ini merupakan tugas berat. Walaupun kiai sudah sering kali mengingatkan untuk menerapkan 3M. Bahkan, tradisi makan bersama sudah ditiadakan walaupun sebelum pandemi tradisi tersebut menjadi kebiasaan sehari hari,” ujar dia.
Meski masih adanya kasus positif Covid-19 di lingkungan pesantren. Namun, tingkat kesembuhan di sana juga terus meningkat. “Ini tentu tidak terlepas dari sikap pimpinan pesantren yang cepat, tanggap, dan terkoordinasi dengan gugus tugas setempat sehingga penyebaran Covid-19 bisa tertangani dengan baik,” tuturnya.
“Kami mendapat informasi dari Kemenkes, 90 persen lebih pesantren memiliki gugus tugas. Pesantren taat mengikuti protokol kesehatan yang berlaku dan mengutamakan keselamatan kiai, ustad, dan santri,” sambungnya.
Ia juga meminta agar warga pesantren dapat lebih meningkatkan kesadaran dirinya dalam menerapkan 3M. “Saya mengimbau seluruh pengasuh pesantren dan pimpinan lembaga pendidikan keagamaan Islam agar lebih ketat lagi dalam melaksanakan protokol kesehatan,” tutupnya.
KalbarOnline.com – Peristiwa santri atau kiai yang terkonfirmasi positif Covid-19 kembali terjadi di lingkungan pesantren. Kementerian Agama (Kemenag) pun terus berupaya mengambil langkah-langkah pencegahan.
Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Waryono Abdul Ghafur mengungkapkan, pihaknya telah melakukan berbagai upaya meminimalisir penyebaran Covid-19 di pesantren, di antaranya mendorong pembelajaran secara daring. Namun, Waryono mengakui bahwa ada sejumlah kendala yang dihadapi pesantren dalam pembelajaran daring.
“Tidak semua pesantren berlokasi di perkotaan, keterbatasan jaringan dan kuota internet ditambah santri berasal dari berbagai daerah yang tentu tidak sama dengan lingkungan sekolah biasa. Jadi tidak mungkin kegiatan pembelajaran daring dapat diterapkan secara merata,” ungkapnya, Minggu (13/12).
Kata dia, tantangan terbesar yang ada di pesantren adalah physical distancing. Sebab, kamar santri selama ini dihuni beberapa orang. Mereka juga perlu didorong untuk disiplin memakai masker.
“Ini merupakan tugas berat. Walaupun kiai sudah sering kali mengingatkan untuk menerapkan 3M. Bahkan, tradisi makan bersama sudah ditiadakan walaupun sebelum pandemi tradisi tersebut menjadi kebiasaan sehari hari,” ujar dia.
Meski masih adanya kasus positif Covid-19 di lingkungan pesantren. Namun, tingkat kesembuhan di sana juga terus meningkat. “Ini tentu tidak terlepas dari sikap pimpinan pesantren yang cepat, tanggap, dan terkoordinasi dengan gugus tugas setempat sehingga penyebaran Covid-19 bisa tertangani dengan baik,” tuturnya.
“Kami mendapat informasi dari Kemenkes, 90 persen lebih pesantren memiliki gugus tugas. Pesantren taat mengikuti protokol kesehatan yang berlaku dan mengutamakan keselamatan kiai, ustad, dan santri,” sambungnya.
Ia juga meminta agar warga pesantren dapat lebih meningkatkan kesadaran dirinya dalam menerapkan 3M. “Saya mengimbau seluruh pengasuh pesantren dan pimpinan lembaga pendidikan keagamaan Islam agar lebih ketat lagi dalam melaksanakan protokol kesehatan,” tutupnya.
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini