Pernahkah Diabestfriends bangun di pagi hari dan menemukan jari tangan berada dalam posisi menekuk dan sulit diluruskan? Kondisi tersebut umumnya disebut trigger finger atau jari pelatuk. Dalam dunia medis, kondisi ini disebut ‘stenosing tenosynovitis’.
Apa penyebab trigger finger pada diabetes dan bagaimana cara mengatasinya? Berikut penjelasannya!
Baca juga: Vitamin dan Supleman Ini Bermanfaat Mengatasi Gejala Neuropati Diabetes
Apa itu Trigger Finger?
Trigger finger adalah kondisi ketika jari tangan kaku pada posisi tertentu. Trigger finger disebabkan oleh inflamasi atau peradangan pada tendon yang berfungsi melenturkan dan menekuk jari. Trigger finger tidak hanya bisa membatasi kemampuan Diabestfriends untuk menggerakkan, meluruskan, dan menggunakan jari tangan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, namun juga bisa menimbulkan nyeri.
Trigger finger pada diabetes cukup umum. Namun, kerap pula ditemukan pada orang tanpa diabetes. Tingkat keparahan trigger finger beragam. Gejalanya bisa sebatas nyeri biasa di pangkal jari, atau sedikit kekakuan, atau ketidakmampuan meluruskan jari secara penuh, atau sekadar tidak bisa mengepalkan tangan.
Pada kasus yang parah, posisi jari tidak bisa diluruskan. Diabestfriends tidak bisa meluruskannya sendiri. Trigger finger tidak selalu dimulai dari gejala ringan kemudian berkembang menjadi lebih parah. Ada beberapa orang yang tiba-tiba bangun di pagi hari dalam keadaan jari tertekuk dan tidak bisa diluruskan.
Siapa yang Berisiko Terkena Trigger Finger?
Trigger finger pada diabetes, baik tipe 1 maupun tipe 2, cukup umum. Menurut penelitian yang dipublikasikan oleh Current Reviews in Musculoskeletal Medicine pada 2008, berikut faktor risiko trigger finger:
- Penderita diabetes memiliki peningkatan risiko terkena trigger finger hingga 10%.
- Risikonya berhubungan dengan berapa tahun lamanya Diabestfrends sudah hidup dengan diabetes, dan berhubungan dengan kadar gula darah yang tinggi.
- Wanita memiliki risiko terkena trigger finger 6 kali lipat lebih tinggi ketimbang pria.
- Trigger finger paling umum muncul pada usia 40-50 an.
- Orang yang memiliki kondisi seperti sindrom carpal tunnel, de Quervain’s tenosynovitis, hipotiroid, arthritis rheumatoid, penyakit ginjal, dan amiloidosis memiliki risiko lebih tinggi terkena trigger finger.
- Urutan jari yang paling sering terkena trigger finger: jari manis, jempol, jari tengah, jari telunjuk, jari kelingkin.
Jadi, memiliki diabetes sedikit meningkatkan risiko Diabestfriends terkena trigger finger.
Baca juga: Kebiasaan Nonton TV Hingga Larut Malam Tingkatkan Risiko Diabetes
Pengobatan Trigger Finger pada Diabetes
Ahli menyarankan agar trigger finger segera diobati sejak dini. Banyak orang yang baru periksa ke dokter ketika kondisinya sudah semakin parah dan tidak nyaman. Pilihan pengobatan trigger finger pada diabetes meliputi:
- Terapi fisik secara rutin untuk meregangkan dan melatih jari yang terdampak.
- Memakai splint (alat bantu ortopedi) pada jari yang terkena trigger finger untuk menjaga agar posisinya tetap lurus dalam waktu yang lama, di samping konsumsi obat anti radang.
- Suntik steroid ke jari yang terkena trigger finger. Jika memilih suntik steroid, Diabestfriends harus berdiskusi dulu dengan dokter untuk menyesuaikan dosis insulin, karena steroid bisa meningkatkan kadar gula darah.
- Operasi untuk memulihkan jari yang terkena trigger finger. Operasi biasanya memiliki tingkat kesuksesan hingga 99%, namun membutuhkan terapi pasca operasi. (UH)
Baca juga: Kendalikan Diabetes, Catat 7 Rutinitas Pagi Hari yang Wajib Dilakukan!
Sumber:
MedicalNewsToday. How to recognize the symptoms of diabetes. November 2020.
Current Reviews in Musculoskeletal Medicine. Trigger finger: etiology, evaluation, and treatment. November 2007.
The Journal of Hand Strategy. The effect of corticosteroid injection for trigger finger on blood glucose level in diabetic patients. Agustus 2006.
North American Journal of Medical Sciences. Trigger Digits and Diabetes Mellitus. Maret 2012.
Comment