KalbarOnline.com – Proses rekapitulasi suara yang mendekati masa akhir membuat angka partisipasi mulai terlihat. Dari hasil penghitungan sementara Komisi Pemilihan Umum (KPU), angka partisipasi secara nasional berada di angka 76,13 persen.
“Ini data sementara karena rekap masih terus berlangsung,” ujar Ketua KPK Arief Budiman kemarin (17/12).
Sejauh ini, lanjut dia, masih ada daerah yang belum melaporkan secara utuh. Yakni, Papua dan Papua Barat.
Jika merujuk data sementara, angka partisipasi berpotensi gagal melampaui target KPU. Sebelumnya, meski digelar di masa pandemi, KPU menargetkan angka partisipasi secara nasional sebesar 77,5 persen.
Meski demikian, Arief menilai angka partisipasi yang mencapai 76,13 persen sudah cukup baik. Bukan hanya karena terjadi di era pandemi Covid-19. Melainkan juga karena dibandingkan dengan partisipasi di pilkada pada 2015, angkanya jauh lebih tinggi. Saat itu, partisipasi berada di angka 68 persen.
“Pada 2020 ini kan sebetulnya melaksanakan pilkada dengan jumlah yang sama dengan pilkada 2015 karena siklus maksimal lima tahunan,” imbuhnya.
Baca juga: KPU Surabaya Sebut Hanya 60 Persen Warga yang Gunakan Hak Pilih
Selain itu, lanjut dia, bila dipetakan, dari 32 provinsi yang terdapat pilkada, ada 14 yang berhasil melampaui target 77,5 persen.
Angka partisipasi yang dicatat KPU sejalan dengan temuan survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC). Dari hasil survei yang dilakukan pasca pemungutan suara 9 Desember, SMRC mendapatkan angka 76 persen warga yang tinggal di daerah pilkada ikut memilih.
Manajer Program SMRC Saidiman Ahmad mengatakan, angka tersebut konsisten dengan hasil survei sebelumnya. Meski ada kekhawatiran dengan adanya Covid-19, minat pemilih datang ke TPS masih lumayan tinggi. Sementara itu, dari 24 persen warga yang tidak memilih, penyebab utamanya bukan karena takut Covid-19.
“Alasan utama karena mereka di luar kota 47 persen. Baru di urutan kedua 24 persen takut korona,” ujarnya.
Saksikan video menarik berikut ini:
Comment