KalbarOnline.com − Moderna menyusul jejak Pfizer/BioNTech. Vaksin buatan perusahaan bioteknologi asal AS itu telah mendapat persetujuan panel penasihat untuk penggunaan darurat Kamis lalu (17/12). Kini, Moderna tinggal menunggu lampu hijau dari Lembaga Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS.
Jika izin dari FDA keluar, AS bakal punya dua senjata untuk memerangi Covid-19. Vaksin milik Pfizer/BioNTech sudah disetujui beberapa negara, ditambah Moderna yang akan mendapatkan izin guna pertama.
Dua vaksin itu sama-sama telah lolos uji klinis tahap III dan memiliki kemampuan perlindungan yang sama besar, yaitu di kisaran 95 persen. Namun, Moderna jauh lebih mudah didistribusikan karena tidak butuh alat pendingin hingga minus 70 derajat Celsius seperti Pfizer/BioNTech.
Baca juga: Pilih yang Manjur, Singapura Setujui Dua Vaksin Covid-19 dari AS
Rencananya, pekan depan tersedia 2 juta dosis vaksin Pfizer/BioNTech dan 5,9 juta dosis vaksin Moderna. Lansia, pekerja medis garda depan, dan beberapa golongan yang rawan lainnya akan divaksin lebih dulu. Tapi, semua penduduk AS dipastikan memiliki kesempatan untuk divaksin pada Juni nanti.
Pemerintah AS berharap penggunaan dua vaksin itu bisa membalik situasi pandemi. Saat ini kondisi di Negeri Paman Sam tersebut terus memburuk. Di beberapa wilayah, ruang ICU rumah sakit sudah penuh. Misalnya saja di San Diego dan Los Angeles.
Vaksinasi di AS baru dimulai Senin (21/12). Targetnya, sepanjang bulan ini ada 20 juta penduduk yang diimunisasi. Namun, sebelum itu, beberapa tokoh diminta melakukan injeksi. Tentunya dengan disiarkan secara langsung. Harapannya, penduduk bisa yakin bahwa vaksin Covid-19 itu aman. Kemarin waktu AS (18/12), Wakil Presiden Mike Pence dan istrinya, Karen, diinjeksi dengan vaksin Pfizer-BioNTech.
”Pence yang memimpin satgas virus korona diharapkan bisa mempromosikan keamanan dan kemanjuran vaksin tersebut serta membangun kepercayaan diri di antara rakyat Amerika.” Bunyi pernyataan Gedung Putih sebagaimana dikutip NBC News. Belum diketahui apakah Presiden AS Donald Trump juga akan divaksin.
Sementara itu, Cathay Pacific Airways Ltd menangkap peluang di balik penggunaan vaksin Covid-19. Maskapai asal Hongkong itu tengah memperluas fasilitas penyimpanan berpendinginnya di terminal kargonya. Tujuannya adalah menambah kapasitas untuk penyimpanan vaksin sementara. Yaitu, dari 7,1 juta dosis menjadi 8,9 juta dosis per hari.
Distribusi vaksin memang menjadi harapan bagi banyak maskapai untuk bisa bangkit kembali. Dengan masifnya pandemi, distribusi vaksin bakal menjadi pengiriman kargo terbesar sepanjang sejarah yang melibatkan maskapai sipil.
Cathay Pacific Airways Ltd adalah perusahaan pengangkut kargo terbesar ketiga di dunia. Direktur Bagian Kargo Cathay Pacific Tom Owen mengungkapkan bahwa mereka memiliki 20 pesawat kargo khusus serta kargo di pesawat penumpang untuk mendukung pengiriman. Mereka juga telah berinvestasi dengan membangun sistem track-and-trace generasi terbaru yang disebut ultra track.
Ultra track menggunakan pemancar bluetooth berenergi rendah yang mampu merekam dan mengirimkan posisi GPS, suhu, getaran, serta kelembapan secara real-time. Perusahaan yang mengirimkan barang bisa memantau kondisi pengiriman vaksinnya secara langsung.
Saksikan video menarik berikut ini:
Comment