Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Jumat, 25 Desember 2020 |
KalbarOnline.com – Pemerintah mengumumkan dimulainya pengawasan (surveilans) terpadu pada perubahan struktur genetik virus SARS-CoV-2 di Indonesia. Hal tersebut menyusul dilaporkannya temuan varian virus baru SARS-CoV-2 di Inggris, yakni SARS-CoV-2 VUI-202012/01.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan, Indonesia telah melakukan 115 whole genome sequencing (WGS) sebagai respons dinamika persebaran virus tersebut. ”Pemerintah bakal mengawasi perubahan genetika virus ini serta persebarannya secara nasional maupun global,” kata Wiku kemarin (24/12).
Baca juga: Jumlah Ruang Perawatan Pasien Covid-19 Makin Sempit
Wiku menambahkan, upaya itu diharapkan bisa memberikan gambaran pola persebaran virus Covid-19 di Indonesia meliputi kedekatan genetika dengan sequence yang sudah dilaporkan. Serta, mengetahui sequence dan urutan mana yang lebih mudah menular dan lebih mengakibatkan keparahan.
Selain antisipasi ilmiah, Wiku mengatakan bahwa pemerintah mengimbangi dengan kebijakan pengetatan kedatangan orang dari luar negeri. Hal itu diperlukan dengan tujuan melindungi keselamatan warga Indonesia dari imported case.
Baca juga: Menristek Sebut Produksi Vaksin Fokus Penuhi Kebutuhan Dalam Negeri
Pendatang dari luar negeri yang menunjukkan hasil PCR test negatif harus dites ulang sesampai di Indonesia. Jika hasilnya negatif, pendatang wajib menjalani isolasi mandiri selama lima hari. ”Penyediaan fasilitas isolasi bekerja sama dengan PHRI. Ada lebih dari 3.570 kamar yang disesuaikan dengan perkembangan kasus,” ungkap Wiku.
Menristek dan Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro menjelaskan bahwa virus SARS-CoV-2 memang cepat sekali menular. Penularannya 20 kali lebih cepat daripada varian lain dalam keluarga virus korona. ”Daya tularnya sangat tinggi, 20 kali dibanding SARS. Anda mungkin masih ingat SARS pada 2000-an yang sempat membuat kegiatan ekonomi beberapa negara terhenti. Dan, ini 20 kalinya,” katanya.
Baca juga: Peneliti Singapura Temukan Jenis Virus Korona yang Tak Terlalu Parah
Bambang memastikan, saat ini belum ada bukti yang menunjukkan varian virus tersebut sudah ada di Indonesia. Namun, kasus itu sudah ditemukan di negara lain seperti Australia, Singapura, serta beberapa kasus mirip di Benua Eropa dan Afrika. ”Belum ada bukti meskipun harus diakui genomic dan molecular surveillance kita tidak secanggih Inggris. Tapi, kalau melihat dua tetangga yang sudah kedatangan virus ini, kita mesti waspada,’’ jelas Bambang.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Pemerintah mengumumkan dimulainya pengawasan (surveilans) terpadu pada perubahan struktur genetik virus SARS-CoV-2 di Indonesia. Hal tersebut menyusul dilaporkannya temuan varian virus baru SARS-CoV-2 di Inggris, yakni SARS-CoV-2 VUI-202012/01.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan, Indonesia telah melakukan 115 whole genome sequencing (WGS) sebagai respons dinamika persebaran virus tersebut. ”Pemerintah bakal mengawasi perubahan genetika virus ini serta persebarannya secara nasional maupun global,” kata Wiku kemarin (24/12).
Baca juga: Jumlah Ruang Perawatan Pasien Covid-19 Makin Sempit
Wiku menambahkan, upaya itu diharapkan bisa memberikan gambaran pola persebaran virus Covid-19 di Indonesia meliputi kedekatan genetika dengan sequence yang sudah dilaporkan. Serta, mengetahui sequence dan urutan mana yang lebih mudah menular dan lebih mengakibatkan keparahan.
Selain antisipasi ilmiah, Wiku mengatakan bahwa pemerintah mengimbangi dengan kebijakan pengetatan kedatangan orang dari luar negeri. Hal itu diperlukan dengan tujuan melindungi keselamatan warga Indonesia dari imported case.
Baca juga: Menristek Sebut Produksi Vaksin Fokus Penuhi Kebutuhan Dalam Negeri
Pendatang dari luar negeri yang menunjukkan hasil PCR test negatif harus dites ulang sesampai di Indonesia. Jika hasilnya negatif, pendatang wajib menjalani isolasi mandiri selama lima hari. ”Penyediaan fasilitas isolasi bekerja sama dengan PHRI. Ada lebih dari 3.570 kamar yang disesuaikan dengan perkembangan kasus,” ungkap Wiku.
Menristek dan Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro menjelaskan bahwa virus SARS-CoV-2 memang cepat sekali menular. Penularannya 20 kali lebih cepat daripada varian lain dalam keluarga virus korona. ”Daya tularnya sangat tinggi, 20 kali dibanding SARS. Anda mungkin masih ingat SARS pada 2000-an yang sempat membuat kegiatan ekonomi beberapa negara terhenti. Dan, ini 20 kalinya,” katanya.
Baca juga: Peneliti Singapura Temukan Jenis Virus Korona yang Tak Terlalu Parah
Bambang memastikan, saat ini belum ada bukti yang menunjukkan varian virus tersebut sudah ada di Indonesia. Namun, kasus itu sudah ditemukan di negara lain seperti Australia, Singapura, serta beberapa kasus mirip di Benua Eropa dan Afrika. ”Belum ada bukti meskipun harus diakui genomic dan molecular surveillance kita tidak secanggih Inggris. Tapi, kalau melihat dua tetangga yang sudah kedatangan virus ini, kita mesti waspada,’’ jelas Bambang.
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini